Partitio terrarum imperii Romaniae (dalam bahasa Latin berarti "Pembagian Tanah Kekaisaran Romania[1] [Kekaisaran Romawi Timur]) adalah sebuah perjanjian yang ditandatangani oleh Tentara Salib setelah ibu kota Kekaisaran Romawi Timur, Konstantinopel, dijarah oleh Tentara Salib Keempat pada tahun 1204. Perjanjian ini mendirikan Kekaisaran Latin sebagai pengganti Romawi Timur dan juga membagi-bagi wilayah Romawi Timur lainnya kepada mereka yang turut serta dalam perang salib tersebut. Republik Venesia adalah pihak yang paling diuntungkan oleh perjanjian ini. Namun, tentara salib sebenarnya belum mengendalikan seluruh wilayah kekaisaran karena bangsawan-bangsawan Yunani Bizantium mendirikan kerajaan-kerajaan penerus Romawi Timur (Kekaisaran Nikea, Kekaisaran Trebizond, dan Kedespotan Epirus). Akibatnya, pembagian wilayah tidak dapat diberlakukan secara keseluruhan.
Isi
Perjanjian yang dimaklumkan pada akhir September atau awal Oktober 1204 ini dirumuskan oleh sebuah komite beranggotakan 24 orang yang terdiri dari 12 orang Venesia dan 12 perwakilan tentara salib lainnya. Kaisar Latin diberi seperempat wilayah Romawi Timur, sementara Venesia mendapat tiga per delapan (termasuk tiga per delapan kota Konstantinopel beserta Hagia Sophia) dan tiga per delapan sisanya diberikan kepada pemimpin-pemimpin tentara salib. Berkat pembagian ini, Venesia menjadi kekuatan utama tidak hanya di wilayah bekas Romawi Timur, tetapi juga di balik layar Kekaisaran Latin. Hal ini digambarkan oleh gelar yang diperoleh Doge Venesia: Dominator quartae et dimidiae partis totius Romaniae ("Penguasa seperempat dan setengah seperempat seluruh Romania").
Dampak
Partitio Romaniae memulai periode Frankokratia atau Latinokratia ("kekuasaan Franka/Latin") dalam sejarah Yunani, ketika bangsawan-bangsawan Katolik dari Eropa Barat (sebagian besar dari Prancis dan Italia) menguasai wilayah bekas Kekaisaran Romawi Timur dan menundukkan warganya yang sebagian besar merupakan orang Yunani Ortodoks. Isi Partitio Romaniae tidak sepenuhnya dijalankan; sebagian besar bekas wilayah Romawi Timur tidak jatuh ke tangan tentara salib yang telah menjarah Konstantinopel, tetapi dikuasai oleh bangsawan-bangsawan Yunani Bizantium yang mendirikan negara-negara penerus Romawi Timur seperti Kedespotan Epirus, Kekaisaran Nikea dan Kekaisaran Trebizond. Sementara itu, tentara-tentara salib juga saling berseteru. Kekaisaran Latin sendiri terlibat dalam konflik besar dengan Kekaisaran Bulgaria Kedua dan mengalami kekalahan yang besar. Kekuasaan Latin bertahan paling lama di Yunani selatan (Kepangeranan Akhaya dan Kadipaten Athena) serta di Kepulauan Aegea yang dikendalikan oleh Venesia.
Catatan kaki
- ^ Terkait dengan arti kata Romania, lihat R.L. Wolff, "Romania: The Latin Empire of Constantinople". In: Speculum, 23 (1948), hlm. 1-34.
Daftar pustaka