Partai Kekaisaran Jerman (bahasa Jerman: Deutsche Reichspartei, disingkat DRP) adalah sebuah partai politik yang pernah ada di Jerman pada dekade 1950-an, partai ini merupakan bentuk baru dari partai politik Deutsche Rechtspartei (dalam Bahasa Indonesia berarti, Partai Kanan Jerman) yang berdiri pada 1946 di Lower-Saxony, sebuah wilayah di Barat Laut Jerman, Deutsche Rechtspartei memiliki lima anggota di Bundestag (Parlemen Jerman) pada tahun yang sama.[1][2]
Deutsche Reichpartei (DRP) berdiri pada 1950, digagas oleh para anggota Deutsche Rechtspartei yang memutuskan kemudian untuk menggunakan nama DRP sebagai nama resmi partai mereka. DRP kemudian mengadopsi ideologi baru yang berafiliasi dengan Neo-Nazi dan Nasionalisme Jerman, yaitu Nasional-Demokrat (lihat pula Partai Nasional Demokrat Jerman), oleh karena itu partai ini kemudian mengadopsi nama "Reich" untuk merujuk pada kebesaran Bangsa Jerman pada periode Kekaisaran Jerman dan terkadang juga merujuk pada rezim Reich Ketiga. Beberapa anggota DRP juga ada yang merupakan mantan anggota Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (Partai Nazi). Pada 1951, DRP memiliki sebuah surat kabar bernama Reichsruf (dalam Bahasa Indonesia berarti "Memanggil Reich").[1]
Perkembangan
DRP semakin dekat dengan ideologi Neo-Nazi pada 1952, tepatnya saat Socialist Reichpartei (SRP) atau Sozialistische Reichspartei Deutschlands (SRPD) (dalam Bahasa Indonesia berarti, Partai Sosialis Reich Jerman) dinyatakan unconstitutional oleh Mahkamah Konstitusi Federal Jerman Barat atau Bundesverfassungsgericht. Sebagian anggota SRP kemudian bergabung dengan DRP. Keanggotaan Hans-Ulrich Rudel pada tahun 1953 dipandang sebagai menandai partai tersebut sebagai kekuatan baru Neo-Nazi dan dia menikmati hubungan dekat dengan mistisisme Savitri Devi (seorang tokoh perempuan India yang mendukung Nazisme).[1][3]
Dibawah kepemimpinan Konrad Adenauer (kanselir Pertama Republik Federasi Jerman atau Jerman Barat 1949–1963) dan kestabilan ekonomi dan politik selama masa Wirtschaftswunder (keajaiban kebangkitan ekonomi Jerman setalah Perang Dunia II, DRP kembali berjuang untuk mendapatkan kursi parlemen Jerman Barat, tetapi kebanyakan suara yang mereka peroleh hanya rata-rata sekitar 1 persen, setidaknya selama Pemilihan Umum 1953, 1957, 1961. Meskipun begitu, DRP sempat juga meraih 5 persen suara yaitu pada Pemilihan Umum 1959 untuk level Pemilihan Daerah di Rhineland-Palatinate, sehingga mereka bisa mengirimkan wakilnya ke majelis.[1]
Pada 1962, DRP ikut dalam esbuah konferensi "partai kanan" di Venesia, Italia. yang diadakan oleh Oswald Mosley (seorang tokoh Partai British Union of Fascist dan penggagas ide Pan-Eropanisme). Di dalam konferensi itu DRP kemudian mengajukan diri untuk bergabung dengan National Europe Party (sebuah partai Pan-Eropa). Namun, Oswald Mosley kecewa karena hanya sedikit saja partai yang mau mengubah nama mereka menjadi "Partai Nasional", termasuk DRP.[1][4]
Keruntuhan
Kurangnya keberhasilan DRP dalam Pemilu Nasional, membuat para pemimpin DRP lebih mengutamakan hubungan dengan partai kanan lainnya, seperti Deutsche Partei dan Gesamtdeutsche Partei (dalam Bahasa Indonesia, Partai Jerman) yang memiliki ideologi sama, yaitu konservatisme untuk membentuk hubungan dekat dan mencari dukungan. Akhirnya pada DRP mengadakan konferensi partai yang terakhir di Bonn, Jerman Barat pada 1964. Pada konferensi itu pula, partai secara simbolik dibubarkan dan memutuskan untuk mengubah nama dan platform partai menjadi Partai Nasional Demokrat Jerman kemudian.[5]
Referensi
|
---|
Kelompok | Masih ada | Jerman dan Austria | |
---|
Eropa | |
---|
Internasional | |
---|
|
---|
Sudah tidak ada | Jerman dan Austria | |
---|
Eropa | |
---|
Internasional | |
---|
|
---|
| |
---|
Tokoh | |
---|
|