Antara Desa Pantirejo dengan Desa Jambean Kidul dibatasi oleh sungai yang terhubung dengan Sungai Juwana.
Pembagian wilayah
Pada awalnya, Desa Pantirejo terdiri atas tiga dusun, yakni Dusun Plosomalang, Dusun Karang Asem, dan Dusun Kosekan. Dalam perkembangannya Dusun Kosekan menjadi desa tersendiri di era Bupati Tasiman. Antara Dusun Plosomalang dan Karang asem di pisahkan dengan Sungai kecil yang terhubung dengan sungai Juwana. Di sebelah Barat Desa atau pinggir desa saat ini sudah ada 3 waduk/ embung yang berfungsi macam macam, bisa untuk pengairan,bisa untuk penyimpan air saat musim kemarau dan sebenarnya bisa di kembangkan untuk pariwisata
Sejarah
Semua Masyarakat Desa Pantirejo khususnya Dukuh Plosomalang menyakini bahwa dahulu kala Dusun Plosomalang di dirikan oleh seorang tokoh yang saat ini di kenal masyarakat sebagai Mbah Buang di Makam atau petilasannya dan sering di gunakan masyarakat Plosomalang untuk melakukan Doa bersama terutama saat sedekah Bumi atau yang lainnya.
ada cerita lain bahwa nama lain Mbah Buang adalah Mbah sidiq, tetapi semua itu belum di verifikasi dengan jelas, dari tutur masyarakat sampai sekarang hanya menyebut mbah buang saja, dan untuk nama aslinya memang belum ada yang bisa menjelaskan.
Asal Mula nama Plosomalang di yakini dua kata Ploso dan malang.
ploso berasal dari nama pohon yang dulu banyak tumbuh di daerah tersebut dan pohon itu bernama pohon ploso atau palasa, sedangkan malang sendiri berarti melintang/ menghalangi.
pohon ini memang mudah roboh atau patah dahannya ketika angin kencang sehingga pohon ini bisa tumbang di mana mana termasuk di jalanan sehingga bisa mempersulit ketika ada yang melewati daerah ini.
Pada saat hari di tentukan pada acara Sedekah Bumi hampir semua warga dan perwakilan dari rumah bejalan menuju tempat petilasan Mbah Buang dengan membawa asahan ( Nasi dan lauk pauk ), dan setelah berdoa bersama Asahan di makan bareng bareng saling bertukar lauk, hal ini di lakukan sebagai wujud rasa syukur atas hasil penen dan adapun tukar lauk pauk ini sebagai bentuk kerukunan antar warga.
Islam
Islam berkembang di desa ini sejak penyebaran era Ki Ageng Ngerang dengan sebutan lain islam kejawen kemudian pada era tahun sekitar 1940 islam modern di perkenalkan oleh tokoh islam yang bernama Mbah Muhdi, beliau bukan warga asli desa pantirejo tetapi menikah dengan warga Desa pantirejo Dusun Plosomalang,pada saat itu Nahdotul Ulama berkembang di desa ini
beliau mengajarkan anak anak mengaji dan hampir semua pemuda atau orang tua mengaji dengan beliau, sepeninggal beliau kegiatan di teruskan oleh anak dan menantunya dan tentunya santri beliau saat itu, hingga terbentuk TPQ sirojut tholibin pada tahun 1985
saat ini setiap RT memiliki Mushola mushola di Dk.Plosomalang ada 5 Mushola dan Masjid Baitussalam, di Dk Karangasem ada 1 masjid dan 1 mushola
Pendidikan
Pendidikan Non Formal
TPQ Sirojut Tholibin
Pendidikan Formal
SDN Plosomalang II
MTS Nurul Khosiyin
SMK TARUNA BANGSA
Demografi
Mayoritas penduduk Desa pantirejo adalah bertani,
Hasil pertanian yang sering di tanam oleh masyarakat Desa pantirejo
1. Padi
2. Kacang
3. Jagung,dll
Sudah ada beberapa industri kreatif di Desa Pantirejo untuk skala Home Industri seperti:
Pembuatan Meubel
Pembuatan bantal dan Kasur yang bekerja sama dengan masyarakat desa Karaban, dll