Otto SidhartaOtto Sidharta (lahir 6 November 1955) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal sebagai musikus dan komponis yang menghasilkan banyak karya dan menggelar di berbagai negara. Selain mengajar di beberapa perguruan tinggi, dia juga aktif di Dewan Kesenian Jakarta sebagai anggota komite musik, menjadi penyelenggara festival musik, memimpin Orkes Simfoni Nusantara, dan menjadi salah satu pendiri Asosiasi Komponis Indonesia, bersama Slamet Abdul Sjukur, Sapto Rahardjo, Ben Pasaribu, dan Djaduk Ferianto.[1][2] Otto Sidharta menyelesaikan studi pasca sarjana di bidang komposisi dan komposisi musik elektronik di Sweelinck Conservatorium di Amsterdam di bawah bimbingan Profesor Ton de Leeuw, dan kemudian memperoleh gelar Doktor bedang penciptaan seni dari Institut Seni Indonesia Surakarta. Proses kreatifPada tahun 1979 Dewan Kesenian Jakarta menyelenggarakan Pekan Komponis Muda. Program ini memberikan kesempatan kepada para komponis muda dengan segala latar-belakang untuk mementaskan karya mereka di Taman Ismail Marzuki, merupakan kelanjutan dari Sayembara Komposisi Musik yang diselenggarakan tahun 1974. Pada acara Pekan Komponis Muda ini, Otto Sidharta mendapat kesempatan untuk menjadi komponis muda barisan yang pertama untuk mementaskan karyanya. Ketika itu Otto mementaskan karya elektro-akustiknya, Kemelut. Karya ini yang menggarap suara-suara dalam konteks kehidupan sehari-hari yang diambil secara langsung dari sumbernya. Suara-suara ini kemudian di tangkap oleh microphone dan diolah secara langsung di ruang konser menggunakan pelbagai alat manipulator elektronik. Kemelut menjadi sebuah karya elektro-akustik penuh dengan unsur improvisasi. Keseluruhan pementasannya merupakan sebuah proses kreatif musikal yang disajikan secara langsung kepada penontonnya di Teater Arena, TIM. Secara estetika, karya ini menyodorkan sesuatu yang baru dalam sejarah perkembangan musik kontemporer Indonesia.[3] Sepulang dari Amsterdam, karya-karya Otto Sidharta mulai menggunakan perangkat dan program komputer. Otto menjadi komponis Indonesia pertama yang menggunakan komputer sebagai instrumen musiknya. Salah satu karya musik komputernya yang cukup berhasil adalah Saluang (1992). Karya ini ia buat dalam rangka festival musik kontemporer yang berjudul Suita di mana ia menjadi penyelenggaranya. Seperti judul karya ini, Saluang menggunakan suara saluang (seruling Minang) sebagai materi komposisi yang digarap menjadi sebuah nyanyian panjang spectrum suara elektronik yang sangat mengesankan. Pada kesempatan festival yang sama Otto juga menggarap karya musik komputer lain berjudul Three in One. Gagasannya kali ini adalah mencampur permainan improvisasi alat klarinet dan kendang yang digarap secara langsung oleh program komputer, sehingga ketiga alat ini (klarinet, kendang dan komputer) berinteraksi secara langsung, baik secara akustik maupun elektronik.[4] Karya-karya musik elektoniknya pada masa awal eksperimentasi (1989 - 1992) di publish oleh Subrosa, label dari Eropa yang mempunyai reputasi tinggi dalam memproduksi musik kotntemporer Karya
BeasiswaOtto Sidharta pernah menerima beasiswa dari pemerintah Belanda untuk mempelajari Komposisi dan Teknik Studio Musik Elektronik dan Komputer, di Sweelinck Conservatorium Amsterdam, Belanda (1984-1988) Lihat pula
Referensi
|