Orang Chagos (juga disebut Îlois) adalah orang-orang berketurunan Afrika, India, dan Melayu yang pernah tinggal di Kepulauan Chagos, (khususnya kepulauan Diego Garcia, Peros Banhos, dan Salomon) dari akhir abad ke-18 hingga akhir abad ke-20. Sebelum kepulauan tersebut ditemukan oleh bangsa Eropa, kepulauan ini sama sekali tidak berpenghuni. Nenek moyang mereka dibawa ke kepulauan tersebut sebagai budak oleh Prancis pada tahun 1786. Nenek moyang mereka yang lain tiba sebagai nelayan, petani, dan pekerja di perkebunan kelapa pada abad ke-19. Pada akhir tahun 1960an dan awal tahun 1970an, mereka dipaksa pindah ke Mauritius dan Britania Raya oleh pemerintah Britania agar Amerika Serikat dapat mendirikan pangkalan militer di kepulauan tersebut. Saat ini tidak ada orang Chagos yang tersisa di pulau Diego Garcia yang kini menjadi tempat berdirinya Camp Justice.
Orang Chagos menuturkan bahasa Kreol Chagos yang didasarkan pada bahasa Prancis dengan berbagai kasa kata dari bahasa-bahasa Asia dan Afrika. Kreol ini masih dituturkan oleh keturunan orang Chagos di Mauritius dan Seychelles. Orang Chagos di Britania Raya menuturkan bahasa Inggris. Banyak yang menetap di kota Crawley di Sussex Barat dan komunitas Chagos di tempat itu berjumlah 3.000 orang pada tahun 2016.[1]
Pada tahun 2016, pemerintah Britania menolak hak orang Chagos untuk kembali ke kepulauan mereka setelah terjadinya sengketa hukum selama 45 tahun.[2][3]
Catatan kaki