Only Yesterday (Jepang: おもひでぽろぽろcode: ja is deprecated , Hepburn: Omoide Poro Poro, "Memories Come Tumbling Down"[1]) adalah filmJepang produksi tahun 1991 yang skenarionya ditulis dan disutradarai oleh Isao Takahata, berdasarkan manga dengan judul yang sama karya Hotaru Okamoto dan Yuko Tone.[2]Toshio Suzuki memproduseri film ini dan dibiayai bersama Studio Ghibli. Film ini dirilis pada 20 Juli 1991. Lagu tema bagian akhir "Ai wa Hana, Kimi wa sono Tane" (愛は花、君はその種子, "Love is a flower, you are its seed") adalah terjemahan bahasa Jepang dari karya Amanda McBroom berjudul "The Rose".
Only Yesterday mengeksplorasi genre yang secara tradisional dianggap berada di luar ranah subjek animasi: sebuah drama realistis yang ditulis untuk orang dewasa, khususnya para wanita. Kehadiran film ini cukup mengejutkan di ranah box office, ditonton oleh banyak penonton dewasa dari semua jenis kelamin, dan menempatkan film ini menjadi film dengan laba tertinggi di Jepang tahun itu. Kesuksesan itu juga diikuti dengan munculnya ulasan positif dari para kritikus, dengan rating 100% seperti dibukukan oleh situs pengumpul ulasan, Rotten Tomatoes.[3][4][5][6][7]
Sinopsis
Di usia 10, Taeko masih duduk di bangku kelas lima SD. Seperti anak pada umumnya, Taeko melewati masa tersebut dengan teman-teman seumurannya. Sebagai anak perempuan, Taeko juga kerap diusili dengan dijodohkan bersama anak laki-laki. Dari penggambaran karakter, Taeko bukanlah sosok yang menonjol di sekolahnya. Ia tidak pandai dalam matematika. Ia juga tidak antusias pada olahraga. Dengan kata lain, karakter Taeko ini dibuat dengan pola paling standar seorang anak dalam anime. Di usia 27, Taeko telah bekerja di sebuah perusahaan swasta. Untuk usia tersebut, Taeko sudah dianggap terlalu tua dengan menunda menikah. Tiada pemikiran untuk menikah bagi Taeko. Ia kerap menggunakan gambaran wanita karier yang belum menikah sebagai benteng atas permintaan menikah dari orang-orang sekitarnya.
Suatu ketika, Taeko mengambil cuti sepuluh hari untuk berkunjung ke sebuah desa. Ini bukan kampung halamannya. Sebagai gadis yang besar dan tinggal di kota metropolitan Tokyo, singgah ke pedesaan adalah liburan terbaik. Selama di desa itu, ia akrab dengan seorang pemuda bernama Toshio (Toshirō Yanagiba). Keduanya kerap menghabiskan waktu bersama. Salah satunya memetik bunga safflower. Sebagai karakter utama, film ini pastinya banyak mengeksplorasi karakter Taeko. Tahapan pertumbuhan hingga perkembangan masa depan seorang individu, dicerminkan pada sosok ini. Dari karakter inilah, penonton bisa mengikuti bagaimana tumbuh kembang manusia. Dan juga peranan akan masa lalu yang berpengaruh pada masa depan.
Ini juga tentang kehidupan yang mengalir begitu saja, meski terkadang tidak berjalan sesuai harapan. Isao Takahata menceritakannya dengan cukup halus. Mungkin Taeko anak yang kurang beruntung. Ia pernah berharap terjun ke dunia akting sewaktu SD. Sayangnya, sang ayah kurang setuju. Kecewa, sudah pasti. Karena kehidupan terus berlanjut, waktu berhasil menghapuskan kekecewaan itu.
^"Kako haikyū shūnyū jōi sakuhin 1991-nen" (dalam bahasa Japanese). Motion Picture Producers Association of Japan. Diakses tanggal 6 Februari 2011.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)