Okultisme adalah kepercayaan terhadap hal-hal supranatural seperti ilmu sihir. Kata "okultisme" merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, occultism. Kata dasarnya, occult, berasal dari bahasa Latinoccultus ('rahasia') dan occulere ('tersembunyi'), yang merujuk kepada 'pengetahuan yang rahasia dan tersembunyi' atau sering disalah-artikan oleh masyarakat umum sebagai 'pengetahuan supranatural'.
Okultisme yang sebenarnya adalah bukanlah hanya sihir dan lebih tepatnya bukanlah supranatural, karena pada dasarnya okultisme adalah ilmu yang alami. Okultisme adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan tersembunyi yang terdapat dalam alam semesta, pada diri dan lingkungan kita. Tujuan akhirnya bagi praktisi okultisme adalah pemahaman dan pengertian yang sebenarnya tentang diri sendiri yang lebih tinggi yang kemudian akan menghasilkan pencerahan dan kebijaksanaan yang akhirnya akan mendekatkan diri pada sang pencipta.
Lebihlah mudah untuk mempelajari trik, ilusi, ilmu, dan metode yang menggunakan teknik memanipulasi energi yang ada pada alam, berbagai pengaruh yang bervibrasi rendah, kekuatan yang ada pada emosi manusia, energi yang kasatmata, yang dipahami, dipelajari dan kemudian dimanipulasi. Tetapi hal ini merupakan ilmu hitam (black magic) yang motivasinya sering berdasarkan kepentingan sang individu yang menyalahgunakan ilmu ini.
Okultisme seperti berbagai ilmu pengetahuan lainnya merupakan pengetahuan yang bersifat netral yang tidak memihak. Hanya motivasi sang praktisilah yang akan menentukan hasil akhir dari praktik dari pengetahuan ini.
Kualitas okultisme adalah properti yang tidak memiliki penjelasan yang rasional. Dalam Abad Pertengahan, magnetisme kadang-kadang disebut kualitas okultisme.[1] Sezaman Newton sangat dikritik teorinya bahwa gravitasi dihasilkan melalui "tindakan yang kelewatan" sebagai okult.[2]
^Gerd Buchdahl, "History of Science and Criteria of Choice" p. 232. In Historical and philosophical perspectives of science v. 5 (ed. Roger H. Stuewer)