Anak kelima dari enam bersaudara pasangan Ajun Komisaris Besar PolisiAnwas Tanuamijaya[1] dan Soetarjiah ini walau lahir sebagai perempuan namun diberi nama Asuk oleh ibunya yang mengagumi raja Asoka (meninggal tahun 232 sebelum Masehi) dari dinasti Maurya, India. Sejak kecil wanita berdarah campuran Jawa-Sunda ini gemar bersolek dan bergaya di depan cermin.
Sayang kegemaran Okky terpaksa berhenti ketika sang ayah, Anwas Tanuamijaya dipenjara karena tuduhan terlibat Gerakan 30 September. Kehidupan ekonomi keluarganya pun menjadi pas-pasan, meski ibunya telah bekerja ganda memberi les bahasa Inggris dan piano. Tak ayal kepercayaan diri Okky sempat luntur apalagi saat dia sekolah di SMP Tarakanita, Jakarta Selatan yang kebanyakan adalah anak-anak dari keluarga berada. Akan tetapi, keinginan menjadi orang termasyhur tetap tertanam dalam benak Okky. Okky tak melewatkan kesempatan saat majalah Gadis mengadakan pemilihan putri remaja tahun 1978. Wanita bertinggi setinggi 174 sentimeter ini pun dinobatkan sebagai putri berpakaian malam terbaik. Kehidupan Okky berubah setelah perancang busana Iwan Tirta, yang juga menjadi juri dalam ajang tersebut, menawari Okky untuk menjadi model dalam peragaan busananya. Sejak saat itu, wajahnya kerap menghiasi sampul majalah remaja dan majalah wanita.
Saking sibuk untuk pemotretan dan show, kuliah Okky di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia sempat telantar. Akhirnya Okky memutuskan untuk cuti selama dua tahun. Atas nasihat ibunya, Okky kembali lagi ke bangku kuliah dan lulus dengan gelar Sarjana Psikologi pada tahun 1988. Pada tahun yang sama, Okky mendirikan sekolah model, OQ Modeling.
Tak hanya sebagai model dan bintang iklan, Okky juga menjadi pembawa acara dan berakting di layar kaca. Acara yang pernah dipandu Okky pun tak jauh-jauh dari psikologi, yaitu Oh Mama Oh Papa di ANTeve. Okky juga berakting di Senandung yang ditayangkan Indosiar.[2] Selain itu, perempuan populer pilihan Majalah matra 1993 ini selama enam tahun mengecimpungi kegiatan pers, antara lain sebagai redaktur pelaksana majalah Sarinah (1992-1994) -- selain di Majalah matra (1990-1994).
Okky menikah dengan juru potret Firman Ichsan pada 1985 dan dikaruniai seorang anak bernama Tanisa Diva Siti Murbarani. Sayang pernikahan tersebut tak bertahan. Pada tahun 2003, mereka memutuskan untuk berpisah.[4] Setelah itu, Okky menikah dengan Fajar Tyas Sasono Padmodimulyo alias Nono. Dari pernikahan keduanya, Okky dikaruniai seorang anak, Queentadira Asokawati Padmodimuljo. Sayang pernikahan ini pun tak berlangsung lama, Nono meninggal karena serangan stroke.[5][6][7]
^"Yang Bebas, yang Pasrah, dan Keras Kepala". Presiden Soeharto mengabulkan 101 grasi, yang di antaranya diterima oleh mereka yang tersangkut perkara G30S dengan kategori berat, golongan A, yang hukumannya dari vonis mati sampai kurungan 15 tahun. Bekas Ajun Komisaris Polisi Anwas Tanuamijaya, yang dihukum seumur hidup, bebas tahun 1985. Kemudian bekas anggota Comite Central PKI Rewang, yang sempat ikut bergerilya di Blitar Selatan pada tahun 1967- 1968, bebas pada tahun 1991. Sebelumnya Rewang divonis hukuman seumur hidup. Archived from the original on 2016-03-10. Diakses tanggal 2015-07-10.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)