Origins Spectral Interpretation Resource Identification Security Regolith Explorer (OSIRIS-REx) adalah sebuah misi ilmu planet, ketiga dipilih dalam Program New Frontiers, bersama dengan Juno dan New Horizons. Osiris-Rex sukses meluncur ke luar angkasa dari Cape Canaveral, Florida pada 8 September pukul 19.00 waktu setempat, atau 9 September sekitar pukul 6.00 WIB. Pesawat antariksa Osiris-Rex diluncurkan oleh roket Atlas V, dan melakukan perjalanan menuju asteroid 101.955 Bennu (sebelumnya 1999 RQ36), sebuah asteroid karbon, ke bumi untuk analisis rinci pada 2023. Material sample return diharapkan untuk memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari lebih lanjut tentang waktu sebelum pembentukan dan evolusi Tata Surya, tahap awal pembentukan planet, dan sumber senyawa organik yang menyebabkan pembentukan kehidupan.[1]
Wahana OSIRIS-REx akan menempuh perjalanan antariksa selama 2 tahun guna mencapai Bennu. Diperkirakan, wahana itu akan sampai di asteroid itu pada Agustus 2018. Selama beberapa bulan megorbit, OSIRIS-REx akan memotret asteroid dan memetakannya.
Mulai Juli 2020, wahana itu akan mengeluarkan perangkat yang disebut TAGSAM. Ini adalah alat yang fungsinya menyerupai pembersih vakum, yang akan menjejak permukaan Bennu serta mengambil sampel debunya. NASA berharap bisa mengoleksi sekitar 60 gram debu asteroid tersebut.
Jika berhasil, OSIRIS-REx baru akan memulai perjalanan pulang ke Bumi pada Maret 2021. Wahana itu dijadwalkan sampai ke Bumi pada September 2023. Namun demikian, wahana itu takkan mendarat, tetapi hanya akan menjatuhkan kapsul berisi debu asteroid dan selanjutnya tetap melayang-layang di orbit Bumi sebagai sampah antariksa.
Biaya misi ini akan menjadi sekitar USD $ 800.000.000[2] tidak termasuk kendaraan peluncuran, yang diharapkan dapat menambah tambahan $ 183.500.000.