Nuad thaiNuad thai adalah sebutan untuk pijat tradisional ala Thailand yang dianggap sebagai bagian dari seni, ilmu pengetahuan serta budaya dari pengobatan tradisional Thailand. Terdapat dua jenis nuad thai, yakni nuad thai untuk terapi dan nuad thai untuk promosi kesehatan. Pijat ini berfokus pada sirkulasi darah di sekitar area tubuh yang bermasalah.[1] Berbeda dengan pijat konvensional pada umumnya, nuad thai tidak memerlukan minyak tertentu dalam prakteknya, dikarenakan mengandalkan banyak tekanan.[2] Dalam melakukan nuad thai, seorang terapis akan melibatkan manipulasi tubuh. Cara yang dilakukan adalah seorang terapis akan membantu menyeimbangkan struktur, tubuh dan energi pasien sehingga dapat menormalkan empat elemen tubuh yang terdiri dari elemen tanah, air, api dan udara. Kemudian ia juga akan memberikan tekanan yang meredakan titik-titik akupresur dengan menggunakan beberapa anggota tubuh seperti tangan, siku, lutut, kaki serta menggunakan kompres panas herbal.[2][3] Pijat tradisional ini dapat ditemukan dengan mudah di berbagai penjuru negeri Thailand, mulai dari spa mewah di Bangkok, tepi pantai Phuket bahkan hingga panti pijat sederhana di daerah perkotaan. Biayanya sekitar US$5 atau sekitar Rp70.000 per jam.[4] Selain memberikan pengaruh pada segi peningkatan kesehatan saja, hadirnya nuad thai juga membawa dampak ekonomi bagi masyarakat setempat. Nuad thai mampu mengurangi jumlah pengangguran di Thailand dengan membuka puluhan ribu lapangan pekerjaan. Preeda Tangtrongchitr, kepala sekolah pijat tradisional Thailand Wat Pho mengatakan bahwa orang yang berminat belajar nuad thai biasanya akan meningkat ketika kondisi perekonomian mereka memburuk. Peluang mencari penghasilan dari nuad thai juga semakin besar karena modal utama untuk menguasainya adalah tangan dan ilmu pengetahuan.[4] SejarahAkar nuad thai berasal dari India. Pijat tradisional ini diyakini dibawa oleh para dokter dan biksu dan telah menjadi bagian dari masyarakat Thailand selama sekitar 2500 tahun lamanya.[4] Catatan internasional tertua tentang seni pengobatan tradisional ini dapat dilihat pada sebuah laporan seorang petugas Prancis bernama Simon de Loubere yang tinggal di pengadilan Kerajaan Thailand pada 1661. Dalam laporannya ia menyatakan, "Ketika seseorang di Kerajaan Siam jatuh sakit, dia mempercayakan tubuhnya pada orang berpengalaman yang menginjak-injak dirinya dengan kaki."[5] Adanya serbuan Bangsa Burma di Ayutthaya pada 1776 yang menyebabkan berbagai peninggalan Thailand yang berharga hilang juga menjadi latar belakang dari mengemukanya catatan tentang nuad thai. Minimnya dokumen tentang kesehatan yang tersisa sejak invasi Bangsa Burma membuat Raja Rama III berpikir untuk melestarikannya. Oleh karena itu, pada 1832 ia memberikan perintah pada bawahannya untuk mengukir teks-teks kesehatan yang tersisa di batu. Ukiran-ukiran ini kini dapat dilihat pada dinding batu kuil Wat Pho yang terletak di Bangkok. Di sana para pengunjung dapat melihat 60 buah gambar yang menjelaskan tentang sen (garis) meridian yang terdiri dari 30 gambar tentang anggota tubuh bagian depan dan 30 gambar tentang anggota tubuh bagian belakang.[4][5] Pada 1906 selama pemerintahan Raja Rama IV, semua catatan tentang kesehatan kuno diterjemahkan ke dalam Bahasa Thailand sesuai dengan perkembangan bahasa yang berlaku saat itu. Sejak itu lahirlah buku pengobatan kerajaan berjudul "Tum Ra Pade Sard Songkroah" (Chabub Luang) yang memuat informasi terkait pijat tradisional ala Thailand.[5] Kepopuleran nuad thai dimulai pada 1962 ketika negeri gajah putih tersebut membuka sekolah khusus terapis pijat yang hingga kini telah menghasilkan 200.000 terapis pijat yang beroperasi di 145 negara. Pamornya kemudian semakin meningkat setelah Thailand melakukan Proyek untuk Revitalisasi Pijat ala Thailand pada 1985. Seiring berjalannya waktu, proyek tersebut lalu menjadi cikal bakal dari terbentuknya perkumpulan para terapis nuad thai yang masih eksis hingga sekarang.[3][6] MetodologiNuad thai dipraktekkan di atas matras. Demi kenyamanan, seorang pasien sebaiknya mengenakan pakaian yang ringan dan longgar saat hendak dipijat oleh terapis. Hal pertama yang dilakukan adalah peregangan atau stretching. Inilah yang paling khas dari praktek pijat tradisional ala Thailand. Tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan udara dan memberikan ruang pada tubuh sekaligus membantu meringankan masalah muskuloskeletal kronis serta rasa nyeri akibat penyusutan otot-otot secara bertahap.[5] Tahap berikutnya adalah penyesuaian diri atau adjustment. Langkah ini menyerupai teknik-teknik kecepatan osteopati tingkat rendah dan medium. Meski demikian, teknik dalam nuad thai tidak sespesifik teknik-teknik dalam osteopati. Setelah itu nuad thai dilanjutkan dengan tahap pemijatan dengan gerakan menguleni dan mengetuk mirip dengan pijat ala Swedia. Namun karena pijat ala Thailand bersifat kering, maka tidak ada penggunaan minyak sama sekali. Berikutnya, seorang terapis akan memberikan tekanan pada garis-garis sen di area tubuh dengan menggunakan kedua ibu jari dan kedua telapak tangan. Teknik ini bertujuan untuk memurnikan dan menyeimbangkan sistem elektrokimia halus yang terdapat pada tubuh.[5] Terakhir, seorang terapis akan memberikan kompres herbal panas (luk pra kob) yang terdiri dari pereda nyeri otot dan pengurangan inflamasi. Sebelum digunakan, benda ini diuapkan terlebih dahulu dan ditempatkan dititik tertentu. Dengan menggunakan kompres ini, maka nyeri otot akan berkurang, toksin dalam tubuh akan keluar serta tubuh akan menjadi lebih rileks.[5] ManfaatNuad thai memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Adanya tekanan-tekanan yang digunakan pada area tubuh yang bermasalah dan penggunaan kompres panas herbal diyakini mampu mengurangi peradangan. diyakini mampu mengobati beragam penyakit yang biasanya disebabkan oleh terhambatnya aliran energi sepanjang garis sen, yakni garis-garis yang saling menyilang pada tubuh manusia. Selain itu nuad thai juga berkhasiat dalam mengatasi nyeri dan membantu meringankan beberapa keluhan, seperti sakit punggung, sakit kepala, insomnia bahkan hingga kecemasan.[3][4] Pengakuan UNESCOPada 2019 nuad thai diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya takbenda kemanusiaan milik Thailand dengan nomor registrasi 01384. Secara otomatis, pengakuan tersebut menjadikan nuad thai sebagai warisan budaya Thailand kedua yang tercatat di UNESCO setelah Khon, drama tari bertopeng pada 2018. UNESCO mengumumkan penetapan tersebut melalui sebuah pertemuan bertajuk the Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang diselenggarakan di Bogota, Kolombia pada 12 Desember 2019.[7][8] Usai disahkan, Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand yakni Anutin Charnvirakul menyambut baik kabar ini. Ia menganggap bahwa pengakuan tingkat dunia tersebut adalah bukti kesuksesan bagi masyarakat dan kerajaan Thailand dalam membuat kearifan lokal untuk terkenal di kancah global. Melalui status facebooknya ia juga mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand akan mengembangkan nuad thai sebagai ilmu kesehatan tradisional untuk manfaat yang maksimal bagi warga Thailand, termasuk dalam hal meredakan dan mengobati gejala penyakit serta menjadikannya sebagai profesi bagi masyarakat Thailand.[9][10] Referensi
|