Norodom Chakrapong
Norodom Chakrapong (lahir 21 Oktober 1945) adalah seorang pangeran, politikus, komandan militer dan pengusaha Kamboja. Ia adalah putra keempat dari Norodom Sihanouk dari Kamboja dan juga saudara seayah dari raja saat ini, Norodom Sihamoni. Chakrapong memulai kariernya sebagai pilot militer pada 1963. Setelah Sihanouk turun tahta pada 1970, Chakrapong menjalani waktu di bawah penahanan rumah dan tinggal di luar negeri sebelum ia bergabung dengan Partai Funcinpec pada 1981. Pada 1991, Chakrapong meninggalkan Funcinpec untuk bergabung dengan Partai Rakyat Kamboja (PRK) dan menjabat sebagai Deputi Perdana Menteri Kamboja antara 1992 dan 1993. Saat PRK kalah pada pemilihan umum 1993, Chakrapong memimpin upaya sekesi pada 1993 dan upaya kudeta lainnya pada 1994 yang membuatnya dikirim ke pengasungan. Setelah Chakrapong ditangguhkan pada 1998, ia mendirikan sebuah perusahaan maskapai penerbangan swasta, Royal Phnom Penh Airways. Maskapai penerbangan tersebut kemudian bangkrut pada awal 2006. Pada 2002, Chakrapong mendirikan sebuah partai royalis, Partai Jiwa Khmer. Saat Partai Jiwa Khmer gagal memenangkan kursi parlementer tunggal pada pemilihan umum 2003, Charkapong kembali bergabung dengan Funcinpec dan kemudian menjabat sebagai Wakil Presiden Pertama Senat pada 2005. Pada 2006, Chakrapong dikeluarkan dari Funcinpec dan bergabung dengan Partai Norodom Ranariddh. Saat pemerintah Kamboja melakukan penyelidikan hukum terhadap dakwaan hutang Chakrapong dari maskapai penerbangannya, Chakrapong keluar politik pada 2007. Chakrapong kemudian dilantik sebagai kanselir penasehat pada Dewan Penasehat Tinggi dan mendedikasikan dirinya sendiri pada karya kemanusiaan dan mendukung aktivitas kerajaan. Kehidupan awalNorodom Chakrapong lahir di Istana Khemarin, Phnom Penh, Kamboj dari pasangan Sihanouk dan Sisowath Pongsanmoni.[1] Pada masa muda, Chakrapong dilatih menjadi penari balet di Balet Kerajaan Kamboja, dan memegang beberapa tugas negara saat Sihanouk menghadiri atau menyambut tamu-tamu asing saat ia menjadi Perdana Menteri.[2] Pada 1958, Chakrapong dikirim dengan saudara seayahnya Ranariddh ke Marseille, Prancis, dimana mereka masuk SMA.[3] Setelah lulus pada 1963, Chakrapong pulang ke Kamboja dan menjadi kadet perwira pada Angkatan Udara Kerajaan Kamboja dimana lulus dengan peringkat teratas di kelasnya.[4] Setelah menyelesaikan kursus kadetnya, Chakrapong dikirim lagi ke Prancis selama setahun dimana ia dilatih untuk menerbangkan pesawat jet MiG-21.[5] Ia kembali pada 1967 dan kemudian diangkat menjadi letnan.[6] Saat Lon Nol meluncurkan sebuah kudeta melawan Sihanouk pada Maret 1970, Chakrapong ditangkap dan dikenai pehananan rumah sampai November 1973. Setelah dibebaskan, Chakrapong pergi ke Beijing, Tiongkok, dimana ia bergabung dengan ayahnya dan menjabat sebagai Ketua Protokol ayahnya antara 1973 dan 1975. Pada 1975, Chakrapong pergi ke Yugoslavia atas undangan Josip Broz Tito. Ia menjalani setahun di Kolese Staf Angkatan Udara Yugoslavia, sebelum ia pindah ke Prancis dengan keluarganya sebagai pengungsi politik pada 1976.[1] Chakrapong tinggal di Marseille dan berhubungan dekat dengan Ranariddh sampai 1981.[7] Pada masa itu, Chakrapong menjalankan sebuah wirausaha kecil untuk menyediakan sumber pemasukan keluarganya.[1] KeluargaIbu Chakrapong, Sisowath Pongsanmoni, adalah adik seayah dari Sisowath Kossamak. Kossamak adalah ibu dari Sihanouk, dan Pongsanmoni dan Kossamak memiliki ayah yang sama, Sisowath Monivong.[8] Pongsanmoni meninggal pada 1974.[9] Chakrapong memiliki enam saudara kandung, yang terdiri dari tiga saudara (Yuvaneath, Racvivong dan Khemanourak) dan tiga saudari (Sorya Roeungsi, Kantha Bopha dan Botum Bopha).[10] Khemanourak, Sorya Roeungsi dan Botum Bopha dibunuh oleh Khmer Merah,[11] sementara Racvivong[12] dan Kantha Bopha meninggal pada usia muda.[11] Yuvaneath adalah satu-satunya saudara kandung Chakrapong yang masih hidup, dan Chakrapong memiliki enam saudara seayah lainnya dari Sihanouk dengan istri yang berbeda.[10] Chakrapong menikah tujuh kali dan memiliki tiga belas anak.[13] Antara 1963 dan 1967, Chakrapong menikah tiga kali dan terjadi dalam tiga penyatuan poligami terpisah pada 1970an: Hun Soeun, seorang penari balet dari Balet Kerajaan Kamboja; Kethy Tioulong, seorang putri dari Nhiek Tioulong; dan Duong Diyath.[14] Pada 1974, Chakrapong menikahi Duong Yany di Beijing, sementara Chakrapong menikahi Charuwan Duangchan[1] (seorang warga negara Thailand),[15] dan Monirem masing-masing pada 1984 dan 1990an.[1] Chakrapong menikahi Kanchanipha, seorang gadis Thailand lainnya setelah bercerai dengan Duangchan.[13] Pada Desember 2005, para jurnalis Thailand mengabarkan bahwa Charuwan Duangchan akan mengungsi ke Thailand. Duangchan menuduh bahwa Chakrapong mengurungnya sejak 1993, dan ia tidak diijinkan pergi tanpa ijin oleh penjaga atau anggota keluarga lainnya. Ia menyatakan bahwa ia mulai dikurung tak lama setelah ia bercerai dari Chakrapong. Saat berita tersebut diketahui oleh Chakrapong dan putranya Charuchak, keduanya menepis tuduhan tersebut.[15] Pada Juni 2007, Charuchak ditahan dan diperiksa polisi atas tuduhan terlibat dalam kejahatan terorganisir dan kekerasan gang. Deputi presiden PNR pada waktu itu, Sisowath Thomico menyatakan bahwa penahanan Charuchak bermotif politik.[16] Anak
Referensi
Daftar pustaka
|