Nissan Group
日産コンツェルン |
| Publik |
---|
Industri | Konglomerat |
---|
Penerus | Nissan Motor Co. Hitachi JXTG Holdings Bussan Real Estate |
---|
Didirikan | Jepang (1928 (1928)) |
---|
Pendiri | Yoshisuke Aikawa, dari aset milik Fusanosuke Kuhara dan Namihei Odaira |
---|
Kantor pusat | , Jepang |
---|
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
---|
Produk | Permesinan industri, telekomunikasi, pembangkit listrik, sistem informasi, elektronik, otomotif, bahan, jasa keuangan, konstruksi |
---|
Nissan Group (日産コンツェルン, Nissan Kontserun, "Nissan Concern"), atau sebelumnya bernama Zaibatsu Nissan, dulunya adalah satu grup bisnis terkuat di Jepang. Didirikan pada tahun 1928 oleh Yoshisuke Aikawa, grup ini bermula dari sebuah perusahaan induk yang dibentuk sebagai anak usaha dari Kuhara Mining Co.(kini menjadi Nippon Mining & Metals Company; bagian dari JXTG Holdings), yang Aikawa ambil alih dari saudara iparnya, Fusanosuke Kuhara. Setelah bangkrutnya Zaibatsu Kuhara pasca Perang Dunia I, Aikawa mereorganisasi asetnya ke dalam Nihon Sangyo Corporation (日本産業株式会社, Nihon Sangyō kabushiki gaisha), atau disingkat Nissan.
Bisnis utama grup ini dulunya adalah lahan yasan dan asuransi, dengan bisnis lain pada sektor perikanan, pertambangan, otomotif, dan terafiliasi dengan Hitachi Group. Pasca Perang Dunia II, zaibatsu ini dibubarkan, dan dibentuk kembali menjadi Nichiyo-kai, yang kemudian dikenal sebagai sebagai Nissan Group.
Walaupun nama Nissan terutama dikenal karena produksi mobilnya di luar Jepang, Nissan Motors dulunya adalah bisnis yang tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan bisnis lahan yasan milik Nissan, hingga terjadinya resesi pada dekade 1990-an (lihat penggelembungan harga aset di Jepang). Seperti krisis hipotek subprima, resesi inipun membawa dampak sangat buruk pada Nissan Group, karena menyebabkan penumpukan hutang hinggga ratusan miliar.
Nissan Group kemudian menjual sebagian besar aset lahan yasannya (aset yang dijual ke Mitsui & Co. masih beroperasi dengan nama Bussan Real Estate Company), dan memutuskan untuk fokus pada bisnis manufaktur dan asuransi. Nissan Motors kemudian menjadi lebih independen, karena 38,8% sahamnya dibeli Renault dengan harga $5,4 miliar pada tahun 1999 dan menunjuk Carlos Ghosn sebagai CEO Aliansi Renault–Nissan. Kesuksesan Nissan Motors saat inipun banyak disebut berkat kemampuan CEO Ghosn dalam memisahkan perusahaan tersebut dengan keiretsu Nissan, dan mengurangi 23.000 pegawai di Jepang.
Anggota Nissan Concern
Mantan anggota
Lihat juga
|
---|
4 zaibatsu terbesar (sebelum Perang Dunia II) | |
---|
Zaibatsu kelas dua (sebelum Perang Dunia II) | |
---|
6 keiretsu terbesar (hingga sekitar 10 tahun setelah Gelembung Jepang berakhir pada tahun 1991) | |
---|
Keiretsu transisioner |
- UFJ (berasal dari Sanwa Group, kemudian namanya diubah menjadi "Midori Kai")
|
---|
Grup saat ini | |
---|