Nila Tanzil |
---|
Lahir | Nila Tanzil 29 April 1976 (umur 48) Jakarta, Indonesia |
---|
Kebangsaan | Indonesia |
---|
Pekerjaan | CEO Travels Spark Indonesia |
---|
Organisasi | Taman Bacaan Pelangi |
---|
Dikenal atas | Pendiri "Taman Bacaan Pelangi", Penulis Buku "Lembar-Lembar Pelangi", "The Art of Giving Back", "Teman Baru Epi" |
---|
|
Nila Tanzil lahir di Jakarta, April 29, 1976. Nila adalah pendiri Taman Bacaan Pelangi, yaitu sebuah organisasi nirlaba yang fokus untuk mempromosikan literasi di wilayah terpencil Indonesia. Nila memperoleh gelar Master (MA pada studi Komunikasi Eropa) dari Universiteit van Amsterdam, di Belanda dan lulusan sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Katolik Parahyangan dimana ia mendapat kehormatan sebagai "Lulusan Terbaik". Nila menulis buku Lembar-Lembar Pelangi, The Art of Giving Back, dan buku cerita anak Teman Baru Epi.
Taman Bacaan Pelangi
Taman Bacaan Pelangi adalah organisasi nirlaba yang mempromosikan literasi pada wilayah terpencil di Indonesia timur dengan mendirikan perpustakaan anak. Nila pertama kali membangun perpustakaan anak Taman Bacaan Pelangi di Desa Roe, Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia pada 2009.[1][2] April 2018, Pelangi memiliki 82 perpustakaan di 15 pulau di Indonesia timur, diantaranya terdapat di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua [3][4] dengan menyediakan lebih dari 105.300 buku anak-anak ke berbagai desa terpencil di Indonesia. Taman Bacaan Pelangi fokus pada wilayah timur Indonesia karena terbatasnya akses anak-anak memperoleh buku-buku berkualitas dan berstandar internasional.[5] Selain itu, tingkat buta huruf di bagian timur Indonesia sangat tinggi, lebih dari 55 persen anak usia 15 tahun tidak dapat memahami apa yang mereka baca [5][6] .Tahun 2016, Nila menerbitkan "Lembar-Lembar Pelangi," sebuah buku non-fiksi yang menceritakan keputusannya untuk keluar dari karier profesionalnya dan menjawab "panggilan" untuk mewujudkan mimpinya membangun perpustakaan dan mempromosikan literasi di beberapa tempat paling terpencil di Indonesia.[7][8] Nila juga menulis cerita anak berjudul Teman Baru Epi yang diterbitkan oleh Litara Foundation mengenai kisah persahabatan seorang anak Indonesia bernama Epi dengan Fatima, anak pengungsi dari Afghanistan yang baru saja datang ke Indonesia.
Penghargaan
- Kartini Generasi Selanjutnya [9][10][11]
- 10 EY Entrepreneur of The Year 2016 dari Ernst & Young
- 10 Inspiring Women 2015 oleh Forbes Indonesia
- Perempuan Inspirasi dalam Pengembangan Masyarakat dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak dan Kementerian Komunikasi & Teknologi Informasi
- Nugra Jasadharma Pustaloka 2013 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
- Indonesia's Inspiring Youth & Women 2012 dari Indosat
- 10 Iconic Women Indonesia [12]
Referensi
Pranala luar