Ngelang adalah sebuah nama desa di wilayah Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur. Desa ini sering terjadi bencana banjir akibat kiriman air dari anak sungai Madiun. Desa Ngelang berbatasan langsung dengan desa Simo Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi di sebelh utara. sebelah barat desa Jajar Kec. Kartoharjo Kab. Magetan, sebelah selatan dukuh Becok Ds/Kec. Kartoharjo Kab. Magetan, dan sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Madiun.
Sebelum Desa Ngelang berdiri, dahulu kala masih berupa hutan belantara. Desa Ngelang berdiri pada 13 maret 1791. Asal usul kata "Ngelang" secara etimologi berasal dari bahasa "Jawa Baru". Menurut Prof. Dr. R.M. Ng. Poerbocaroko, dalam bukunya yang berjudul "Kepustakaan Jawi" bahasa ini mulai digunakan oleh masyarakat Jawa lebih kurang pada tahun 750 M sampai saat sekarang ini. Kata "Ngelang" berasal dari tembung "wot" (akar kata) "Lang", pada paramasastra/tata bahasa/gramatikal akar kata "Lang" mendapat protesis "i" sehingga membentuk tembung Lingga (kata dasar) "ilang". Kata dasar "ilang" mendapat ater-ater (awalan) hanuswara "Ng" menjadi "angilang". Proses nasalering selanjutnya menjadi "ngilang", kemudian kata ini mengalami gejala bahasa pluton (sincope) menjadi "Ngelang" dimana vokal "i" hilang dan muncul Vokal "e" atau pepet dalam bahasa jawa. Akhirnya kata "NGELANG" dibakukan menjadi nama desa yang berlaku sampai dengan saat ini. -- --
NAMA-NAMA PEMIMPIN (KEPALA DESA) DESA NGELANG:
1. Kaki Dadung Awuk (1791-1820), Kepala suku dari Ponorogo.
2. Palangku Kaki Troleksono (1820-1830) dari Jajar,
3. Palangku Coleksono (1830) Putra Troleksono,
4. Eyang Kaki Hadimanggolo (1830), Wiramanggalayudha Perang Diponegoro dari daerah Sukowati Sragen,
5. Kaki Demang Mustakim (1830-1845), Putra Hadi Manggolo,
6. Kaki Demang Mustamar (1845-1860), Putra Hadi Manggolo <
7. Kaki Demang Dhongkol Tepu (1860-1871),
8. Kaki Demang Dhongkol Gong (1871-1879),
9. Kaki Demang Dhongkol Digol (1879-1882),
10.Kaki Demang Dhongkol Blending (1882-1910),
11.Kaki Dhongkol Carik Rekso (1910), terpilih tetapi tidak bisa menjabat karena melanggar adat yaitu berani memukul kentongan sebelum surat keputusan diterima,
12.Ki Lurah Dhongkol Sadin (1910-1912),
13.Ki Lurah Dhongkol Sonorejo (1912-1920),
14.Ki Lurah Dhongkol Partowidjojo (1920-1926),
15.Ki Lurah Ngoredjo (1926-1930),
16.Ki Lurah Sogol Somodimedjo Tengler (1930-1946), sangat terkenal di Kab. Magetan dan menerima predikat "Desa Ngelang Istimewa" oleh Pemerintah Dai Nippon Jepang. bahkan Bupati Magetan saat itu sering ke desa Ngelang karena kewibawaan ki lurah Sogol Somodimedjo Tengler. bahkan terkait urusan dinaspun bupati harus datang ke Ngelang, bukan ki lurah yang harus menghadap bupati.
17.Bapak Lurah Kaserin Sastrodikromo (1946-1968), Lurah paling sabar sepanjang aktivitas kepemimpinan di desa Ngelang.
18.Bapak Lurah Warso (1968-1991), pada saat kepemimpinan dia Desa Ngelang manjadi Juara Nasional Nomor I dalam Lomba Ternak Kerbau tahun 1985,loma tersebut diliput oleh media masa nasional baik media masa maupun media elektronik seperti RRI dan TVRI. untuk mengenang keberhasilan lomba tersebut dibuatlah patung kerbau yang ditempatkan di depan rumah bapak Warso (samping Kantor Kepala Desa Ngelang) dan satu patung kerbau ditempatkan di pinggir jalan raya Kartoharjo-sawahan, sebagai penanda arah masuk ke desa Ngelang.
19.Bapak Margono (kamituwo, PJS Kepala Desa (1991-1993),
20.Bapak Pardi (1993-2007).
21.Bapak Suryanto, S.Pd (2007-2012).
22.Bapak Sardjono (2013-2019).
23.Bapak Yudik Ma'arif (2019-sekarang).