Never Let Me Go adalah sebuah film tragedi romantis distopia Inggris tahun 2010 yang didasarkan pada novel tahun 2005 karya Kazuo Ishiguro, Never Let Me Go. Film ini disutradarai oleh Mark Romanek dari skenario oleh Alex Garland. Never Let Me Go berlatar dalam sejarah alternatif dan berpusat pada Kathy, Ruth dan Tommy yang diperankan oleh Carey Mulligan, Keira Knightley dan Andrew Garfield, yang terjerat dalam cinta segitiga. Pengambilan gambar utama dimulai pada April 2009. Lokasi syuting termasuk di Andrew Melville Hall dan Sekolah Hutan, Walthamstow.[2] Film ini diproduksi oleh DNA Films dan Film4 dengan anggaran US$15 juta.
Saat buku novel diterbitkan, Garland telah mendekati Andrew Macdonald dan Allon Reich tentang pembuatan film, dan menulis naskah setebal 96 halaman. Para produser awalnya kesulitan menemukan aktris untuk memerankan Kathy. Mulligan berperan dalam peran tersebut setelah Peter Rice, kepala perusahaan yang membiayai film ini, merekomendasikannya melalui pesan teks sambil menonton penampilannya di An Education. Mulligan, seorang penggemar novelnya, dengan antusias menerima peran tersebut, karena dia sudah lama ingin memainkan peran tersebut. Pesan dan tema film adalah faktor yang membuat Garfield tertarik pada film ini.
Never Let Me Go ditayangkan perdana di Festival Film Telluride ke-37 pada September 2010, di mana penonton menanggapi pesannya secara positif. Film ini juga diputar di Festival Film Internasional Toronto 2010, dan menjadi pembuka Festival Film London BFI ke-54. Film ini didistribusikan oleh Fox Searchlight Pictures ke bioskop-bioskop di Amerika Serikat pada tanggal 15 September 2010, di mana film ini dirilis secara terbatas. Di Amerika Serikat, Never Let Me Go dibuka di empat bioskop, meraup lebih dari US$111.000 selama akhir pekan pertama. Untuk di Inggris, film ini dirilis pada 14 Januari 2011. Film ini dimulai dengan lebih baik di akhir pekan pertama di Inggris, menghasilkan £625.000 dan menempati posisi kesembilan di box office.
Never Let Me Go memperoleh total US$9,5 juta di box office dan tambahan US$1,89 juta dalam pendapatan penjualan DVD. Never Let Me Go disambut dengan ulasan yang umumnya positif dari kritikus film, dengan sebagian besar pengulas memuji penggambaran karakternya.
Sinopsis
Film ini dimulai dengan keterangan di layar yang menjelaskan bahwa terobosan medis pada tahun 1952 telah memungkinkan umur manusia diperpanjang lebih dari 100 tahun. Kisah ini di narasikan oleh Kathy H yang berusia 28 tahun saat dia mengenang masa kecilnya di sebuah sekolah asrama bernama Hailsham, serta kehidupan dewasanya setelah meninggalkan sekolah tersebut. Film ini pertama kali melihatkan Kathy muda, bersama dengan teman-temannya Tommy dan Ruth, menghabiskan masa kecil mereka di Hailsham pada tahun 1978. Para siswa didorong untuk membuat karya seni, dan karya terbaik mereka masuk ke "The Gallery" yang dijalankan oleh seorang wanita misterius yang hanya dikenal sebagai Madame. Suatu hari, seorang guru baru, Nona Lucy, diam-diam memberi tahu para siswa tentang nasib mereka: mereka ditakdirkan untuk menjadi donor organ dan akan mati, atau "Complete", di awal masa dewasa mereka. Tak lama kemudian Lucy dipecat oleh kepala sekolah, Nona Emily, karena membagikan informasi tersebut kepada anak-anak. Seiring berjalannya waktu, Kathy jatuh cinta pada Tommy, tetapi Ruth dan Tommy memulai hubungan dan tetap bersama selama sisa waktu mereka di Hailsham.
Pada babak kedua, Kathy, Ruth dan Tommy, sekarang remaja, ditempatkan kembali di pondok dekat pertanian pada tahun 1985. Mereka diizinkan untuk meninggalkan pekarangan dalam perjalanan sehari, tetapi pasrah pada nasib akhirnya. Mereka juga mendengar desas-desus tentang kemungkinan "penangguhan", yang akan membebaskan mereka dari donasi organ, dengan syarat untuk pendonor yang sedang jatuh cinta dan dapat membuktikannya. Tommy menjadi yakin bahwa "The Gallery" di Hailsham dimaksudkan untuk melihat ke dalam jiwa mereka. Hubungan antara Tommy dan Ruth menjadi seksual, dan Ruth menemui Kathy, mengatakan kepadanya bahwa Tommy tidak pernah menganggap Kathy lebih dari seorang teman. Hal ini menyebabkan Kathy dan Ruth mengakhiri persahabatan mereka. Kathy yang kesepian, memutuskan untuk pergi dan menjadi perawat, agar diberi penangguhan sementara dari donasi sebagai hadiah. Hubungan Tommy dan Ruth berakhir tetapi Kathy sudah memulai pelatihannya.
Pada tahun 1994, Kathy masih bekerja sebagai perawat, dan telah menyaksikan banyak pendonor yang mati secara bertahap saat organ mereka diambil. Kathy, yang belum pernah melihat Ruth atau Tommy sejak pertanian, akhirnya menemukan Ruth, yang lemah setelah dua kali donasi organ. Mereka menemukan Tommy, yang juga dilemahkan oleh donor organ, dan mereka berkendara ke pantai, di mana Ruth mengakui bahwa dia tidak mencintai Tommy, dan hanya merayunya karena dia takut sendirian. Dia diliputi rasa bersalah dan telah mencari cara untuk membantu Tommy dan Kathy. Dia percaya bahwa rumor "penangguhan" itu benar, dan telah menemukan alamat pemilik "The Gallery", Madame, yang menurutnya dapat memberikan penangguhan kepada pasangan yang sedang jatuh cinta. Ruth meninggal di meja operasi tak lama kemudian.
Kathy dan Tommy akhirnya memulai hubungan. Tommy menjelaskan kepada Kathy bahwa dia telah menciptakan karya seni dengan harapan akan membantu penangguhan. Dia dan Kathy pergi mengunjungi Madame, yang tinggal bersama kepala sekolah Hailsham. Kedua guru itu memberi tahu mereka bahwa tidak ada yang namanya penangguhan, dan bahwa karya seni Tommy tidak akan membantunya. Mereka menjelaskan bahwa tujuan dari "The Gallery" bukan untuk melihat ke dalam jiwa mereka tetapi untuk menyelidiki apakah para pendonor "semuanya manusia", yang memiliki jiwa. Saat mereka menerima informasi tersbut, di jalan pulang Tommy mengamuk dalam kemarahan dan frustrasi, dan mereka saling berpegangan dalam kesedihan. Tommy menyelesaikan donasi terakhirnya dan meninggal di meja operasi, meninggalkan Kathy sendirian, menunggu donasi pertamanya yang akan dimulai dalam sebulan. Merenungkan reruntuhan masa kecilnya, dia bertanya dalam suara apakah nasibnya benar-benar berbeda dari orang-orang yang akan menerima organnya; setelah semuanya, "we all complete".
Never Let Me Go menerima ulasan yang umumnya positif dari para kritikus, dengan penampilan para pemain yang dipuji. Pada ulasan aggregator Rotten Tomatoes, film ini mendapat peringkat persetujuan 71% berdasarkan 184 ulasan, dengan peringkat rata-rata 6,8/10. Konsensus kritis situs web itu berbunyi, "Mark Romanek telah menyampaikan adaptasi anggun yang menangkap semangat novel Ishiguro—yang justru akan menjadi masalah bagi sebagian pemirsa."[3]