Nepenthes eustachya merupakan salah satu tanaman endemik Sumatra. Tanaman ini biasanya tumbuh di tebing-tebing atau di hutan kerangas pada daerah dataran rendah. Tanaman ini memiliki kantong yang bulat dan menggelembung. Tanaman ini biasanya berwarna hijau atau merah muda.[1] Tanaman ini memiliki batang berbentuk bulat berwarna kehitaman dan batang memanjat. Daunnya berbentuk daun bangun lanset dengan tepi rata dan permukaan yanglicin. Tulang daun berwarna merah dan daun berwarna hijau. Bentuk kantong bawah berbentuk lonjong dan kantong bawah berbentuk silinder. Sayap kantongnya tidak berduri. Tanaman ini berbunga dengan bentuk tandan.[2]
Berdasarkan penemuan di Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan diketahui ciri-ciri morfologinya adalah memanjat dengan panjang tanaman tiga hingga lima meter. Batangnya memiliki diameter tidak lebih dari satu sentimeter. Bentuk batangnya bulat dan berwarna ungu kehitaman. Panjang daun berada pada kisaran sepuluh hingga dua puluh sentimeter dengan lebar daun antara empat hingga lima sentimeter. Ukuran tangkai daun mencapai empat hingga enam sentimeter yang memiliki sayap dan melingkar pada setengah batang. Daunnya berwarna ungu kehitaman dengan ujung daun dan dasar daun yang runcing. Tepi daun begitu rata serta ibu tulang daun terlihat dengan jelas. Sulurnya dapat mencapai panjang dua belas hingga lima belas sentimeter. Kantung bawah memiliki kisaran tinggi sepuluh hingga lima belas sentimeter dengan lebar tinga hingga empat sentimeter. Kantung bawah memiliki bentuk seperti kendi berpinggang dan bagian mulut yang melebar.[3]
Nepenthes eustachya diperkirakan dapat tumbuh dengan subur di tempat yang selalu terkena sinar matahari. Ukuran kantongnya dapat mencapai ukuran yang cukup besar, dengan panjang sekitar dua puluh lima sentimeter. Nepenthes eustachya banyak ditemukan di lereng-lereng bukit yang terbuka pada Suaka Alam Air Putih. Kawasan Suaka Alam Air Putih terletak di Jorong Buluh Kasok, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Kawasan yang merupakan perbatasan Provinsi Sumatera Barat dan Riau ini memang sangat kaya akan keragaman flora.[4]
Referensi
Catatan kaki
^Handoyo, Frankie dan Maloedyn Sitanggang (2006), hlm. 23"Penyebaran: endemik Sumatra. Lokasi Pertumbuhan: tumbuh di tebing-tebing atau hutan krangas di dataran rendah. Kantong: pangkal kantong berbentuk bulat dan menggelembung(...). Warna: hijau atau merah muda."
^Elmiwati (2015), hlm. 109."Eustachya memiliki batang bulat kehitaman dan batang memanjat (scandes). Bentuk daun Eustachya berupa daun bangun lanset (lanceolatus) dengan tepi daun rata (integer) permukaan daun licin (leavis), tulang daun bewarna merah dan daun bewarna hijau. Bentuk kantong Eustachya oval dibagian bawah dan slinder dibagian atas. Sayap kantong Eustachya tidak memiliki duri, serta salurnya bewarna merah. dimana warna kantong Eustachya yang ditemukan adalah bewarna hijau kemerahan dengan ukuran panjang kantong ± 7 cm dan lebar ± 2.5 cm. Eustachya memiliki bunga yang berbentuk tandan atau malai"
^Ginting, Nurmaini (2018), hlm. 27."Memanjat, panjang tanaman 3-5 m. Batang: diameter 0,5-0,8 cm, bulat, ungu kehitaman; internodus 5-12 cm. Daun: panjang 10-20 cm, lebar 4-5 cm, lanset; tangkai daun 4-6 cm, bersayap, melingkar pada setengah batang, ungu kehitaman; ujung daun runcing, dasar daun runcing, tepi daun rata; ibu tulang daun jelas, 2-4 vena membujur; panjang sulur 12-15 cm. Kantung bawah: tinggi 10-15 cm, lebar 3-4 cm, bentuk seperti kendi berpinggang dengan bagian mulut yang melebar; lebar sayap 0,1-0,2 cm, panjang filamen 0,1 cm; mulut kantung orbikular; lebar bibir kantung 0,5 cm, warna bervariasi; gigi tidak jelas; penutup kantung orbikular, tepi rata; panjang taji 0,3-0,5 cm, taji bercabang. Kantung atas: tinggi 15-20 cm, lebar 4-5 cm, bentuk kendi berpinggang, bagian atas berbentuk silindris dengan bagian mulut melebar"
^Sari, Rismita (2009), hlm. 311."Di lereng-lereng bukit yang terbuka ditemukan Nepenthes eustachya. Jenis ini diperkirakan menyukai dan tumbuh baik dengan sinar rnatahari penuh. Ukuran kantongnya dapat rneneapai eukup besar, dengan panjang sekitar 25 cm"
Handoyo, Frankie dan Maloedyn Sitanggang (2006). Petunjuk Praktis Perawatan Nepenthes. Makassar: Agromedia Pustaka. hlm. 23.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Jurnal Ilmiah Elmiwati (2015). Studi Identifikasi Spesies Kantong Semar (Nepenthes Spp) di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau Kabupaten lima Puluh Kota Sumatera Barat. Pekanbaru: Jurnal Photon. hlm. 109.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Sari, Rismita (2009). Keanekaragaman Jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) dan Manfaatnya. Jakarta: Seminar Nasional Etnobotani. hlm. 311.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)