Negara Bebas Kongo5°51′S 13°03′E / 5.850°S 13.050°E
Negara Bebas Kongo (bahasa Prancis: État indépendant du Congo, bahasa Belanda: Onafhankelijke Congostaat) adalah sebuah negara di Afrika Tengah yang berdiri dari tahun 1885 hingga 1908. Secara teknis, negara ini bukan wilayah jajahan dan bukan pula bagian dari Kerajaan Belgia, melainkan sebuah uni personal dan "properti pribadi" milik Raja Leopold II yang merupakan raja Belgia pada saat itu. Barulah pada 1908, Kongo resmi menjadi wilayah koloni Belgia. Leopold memperoleh wilayah ini setelah berhasil meyakinkan masyarakat dan pemimpin Eropa di Konferensi Berlin bahwa ia akan menjalankan misi "kemanusiaan" dan "filantrofi" dan tidak akan memungut cukai dagang.[2] Ia berhasil mengklaim sebagian besar wilayah cekungan Kongo lewat Asosiasi Internasional Kongo. Wilayah negara saat ini merupakan bagian dari Republik Demokratik Kongo. Reputasi Leopold II pada akhirnya hancur atas kekejaman Belgia terhadap penduduk asli. Ia bertanggungjawab atas pembunuhan dan pemotongan tangan (sebagai bukti) orang-orang yang gagal memenuhi kuota karet yang ditetapkan oleh pemerintahan Belgia. Ini menjadikan tangan berfungsi sebagai mata uang dan mengakibatkan beberapa perang kecil di antara kampung penduduk asli, mengejarkan cukup tangan untuk memuaskan kuota orang Belgia.[3] Meskipun mengaku ingin meningkatkan taraf hidup penduduk asli dan membangun wilayah ini, Leopold malah mengambil sumber daya gading, karet, dan mineral di cekungan Kongo hulu untuk dijual di pasar dunia. Negara Bebas Kongo menjadi salah satu skandal internasional terbesar pada awal abad ke-20. Jumlah korban jiwa adalah 5–15 juta selama periode ini, tetapi ini masih diperdebatkan di antara orang Eropa. Konsensus adalah korban jiwa agaknya berjumlah 10 juta, tetapi tetap ada peneliti yang menghitung bahwa hanya 1,5 juta yang tewas.[4] Laporan konsul Britania Roger Casement memicu penangkapan dan penghukuman pejabat-pejabat kulit putih yang bertanggung jawab melakukan pembunuhan selama ekspedisi untuk mengambil sumber daya karet pada tahun 1903. Selama perang propaganda Negara Bebas Kongo, aktivis-aktivis di Amerika dan Eropa membongkar kekejaman di Negara Bebas Kongo lewat Asosiasi Reformasi Kongo yang didirikan oleh Casement dan jurnalis kemanusiaan E. D. Morel. Tokoh yang juga aktif dalam membongkar praktik-praktik keji di negara ini adalah Arthur Conan Doyle dan karyanya The Crime of the Congo banyak dibaca pada awal tahun 1900-an. Pada tahun 1908, akibat menguatnya tekanan publik dan manuver diplomatik, Leopold II terpaksa melepaskan kepemilikannya. Wilayah ini kemudian diambil alih oleh Belgia dan dikenal dengan sebutan Kongo Belgia. Pengambilalihan ini juga didorong oleh beberapa perusahaan besar Belgia yang ingin mengembangkan sektor penambangan yang saat itu belum terjamah.[5] Lihat pula
Catatan
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Sumber-sumber primer
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Congo Free State.
|