Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus.
Nasi kandar (Jawi: ناسي كاندر) adalah hidangan populer dari Pulau Pinang, Malaysia utara, yang awalnya diperkenalkan oleh pedagang Muslim Tamil dari India. Makanan ini terdiri dari nasi kukus yang dipadukan dengan berbagai kari, lauk, dan kuah yang khas. Pilihan karinya terdiri dari berbagai campuran sayuran, hidangan laut, atau daging.
Beberapa varian lokal yang mirip dengan nasi kandar antara lain nasi ganja (Ipoh), nasi dalca (Pulau Pinang), nasi lemak royale (Alor Setar), nasi maduri (Perlis), nasi kalut (Kedah), dan nasi tomat (Pulau Pinang dan Kedah).
Etimologi
Nama hidangan ini kemungkinan adalah gabungan dari kata "nasi" dari bahasa Melayu, dan "kandha" dari bahasa Urdu yang berarti "bahu".[1] Teori lain mengatakan adalah bahwa nama ini berasal dari kata mengandar - kata kerja dalam bahasa Melayu yang berarti "bersandar di bahu".[2] Namun, kedua teori tersebut sejalan dengan asal usulnya: sama-sama menggunakan pikulan untuk mengangkut makanannya.
Pada awaknya, nasi kandar berisi kari ikan dengan terong atau bendi, kari daging sapi goreng, ikan goreng, dan telur rebus; harganya sekitar 5 sen per porsi.[3] Para penjual nasi kandar biasanya memasang bangku di dermaga untuk menjual makanan ini ke para pekerja dermaga. Pada tahun 1930-an, para penjual juga biasa bepergian dari rumah ke rumah. Penjual juga biasa berjualan di pinggir jalan atau di bawah pohon yang rindang. Mereka membawa pot kuningan dengan bambu atau tiang kayu; di salah satu ujung tiang terdapat wadah berisi makanan kari, dengan nasi putih di ujung lainnya.[2]
Namun pada pertengahan abad ke-20, cara tradisional mengangkut nasi dan lauk-pauknya dengan dipikul di bahu mulai memudar, karena banyak penjual beralih menjual nasi kandar di kios-kios dan gang-gang. Pada tahun 1970-an, mulai banyak pedagang berinvestasi di industri restoran, semakin jauh dari asal usul nasi kandar yang merupakan makanan keliling. Pilihan menu juga mulai berkembang. Restoran nasi kandar umum di masa kini bisa menjual hingga puluhan kari, saus, dan lauk-pauk yang berbeda.[2]
Hameediyah dikenal sebagai restoran nasi kandar tertua di Pulau Pinang, yang awalnya dimulai sebagai dagangan di bawah pohon di sebuah ladang di Lebuh Campbell, Pulau Pinang pada tahun 1907.[4]