Museum Pembela Tanah Air (Museum PETA) (bahasa Sunda: ᮙᮥᮞᮤᮉᮙ᮪ ᮕᮦᮙ᮪ᮘᮨᮜ ᮒᮔᮂ ᮃᮄᮁ, translit. Musieum Pémbela Tanah Air) merupakan museum yang didirikan untuk memberikan penghargaan kepada mantan tentara PETA atas kontribusinya dalam pendirian bangsa dan negara.[2] Selain itu, museum yang terletak di Bogor ini juga didirikan untuk memberi gambaran perjuangan kemerdekaan Indonesia dan persiapan dalam mengisi kemerdekaan [1][2]
Sejarah
Gedung yang difungsikan sebagai museum ini dibangun pada tahun 1745 oleh tentara KNIL dengan gaya bangunan Eropa (Inggris).[3] Pada tahun 1943 gedung tersebut digunakan sebagai pusat pelatihan pasukan tanah air (walaupun masih di bawah kontrol Jepang).[3] Pembangunan Museum PETA dimulai pada tanggal 14 November 1993 dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden RI yang juga merupakan sesepuh YAPETA yaitu Umar Wirahadikusumah.[4] Pembangunan tersebut memakan waktu kurang lebih 2 tahun dan diresmikan oleh Presiden RI kedua Soeharto pada tanggal 18 Desember 1995.[5]
Koleksi
Koleksi yang ada di museum tersebut terdiri atas relief atau monumen (menceritakan awal terbentuknya tentara PETA dan terjadinya pertempuran tentara PETA melawan penjajah), patung, perlengkapan perang, meriam dan senjata lainnya. Monumen yang ada di museum ini berupa patung Soedirman dan Supriyadi.[6] Selain itu, museum PETA memiliki 14 diorama yang menceritakan tentang peristiwa pembentukan tentara PETA dan beberapa kontribusinya dalam proses pergerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan.[2]
Diorama 1: Kesepakatan tokoh-tokoh Bangsa Indonesia untuk mengupayakan berdirinya tentara PETA (1943)
Diorama 2: Kegiatan latihan di Pusat Pendidikan Perwira Pembela Tanah Air Bogor (1943)
Diorama 3: Pembentukan batalyon-batalyon PETA di daerah Jawa,Madura dan Bali (1944)
Diorama 4: Pemberontakan PETA di Blitar (14 Februari 1945)
Diorama 5: Tipu muslihat Katagiri Butaicho (Jepang) terhadap Syodancho Muradi (15 Februari 1945)
Diorama 6: Peristiwa 16 Agustus 1945 di kompi Pembela Tanah Air (PETA) Rengasdengklok