Museum Nasional Istana Korea
Museum Istana Nasional Korea (Hangul: 국립고궁박물관) adalah museum nasional Korea Selatan yang terletak di Istana Gyeongbokgung, Seoul. SejarahMuseum ini awalnya bernama "Museum Kekaisaran Korea", yang didirikan pada bulan September 1908 dan awalnya terletak di Istana Changgyeonggung. Pada bulan November tahun berikutnya, museum ini dibuka untuk umum. Namun, pada bulan April 1938, pemerintah Jepang yang berkuasa mengganti nama museum tersebut menjadi "Museum Dinasti Yi".[2] Pada Maret 1946, setelah pembebasan Korea, namanya diubah menjadi "Museum Deoksugung". Pada tahun 1991, Administrasi Warisan Budaya mendirikan museum di Seokjojeon (석조전, Balai Batu) Istana Deoksugung, dan pada tahun 2005, museum dipindahkan ke bangunan modern di dalam Istana Gyeongbokgung. KoleksiMuseum Istana Nasional Korea menyimpan lebih dari 40.000 artefak dan harta karun kerajaan, dari istana Dinasti Joseon dan Kekaisaran Korea, yang 14 di antaranya merupakan Harta Karun Nasional Korea Selatan.[3] Museum ini memamerkan catatan, ritual kenegaraan, arsitektur, pakaian, kehidupan kerajaan, pendidikan, budaya, lukisan, dan musik dari era pemerintahan dinasti tersebut.[4] Di antara koleksinya, museum ini juga memiliki stempel kerajaan Raja Gojong dari Joseon, yang digunakan untuk surat-surat pribadinya kepada tsar Rusia dan kaisar Italia setelah tahun 1903. Stempel ini hilang selama pemerintahan Jepang dan ditemukan kembali oleh seorang kolektor Korea yang tinggal di AS pada tahun 2009.[5] Pada bulan Maret 2021, bekerja sama dengan Yayasan Warisan Budaya Korea, Museum Istana Nasional membuka instalasi di aula kedatangan Terminal 1 di Bandara Incheon. Instalasi ini menampilkan delapan karya seni media termasuk satu tampilan LED transparan, tiga dinding media, dan empat karya seni kinetik. Karya seni tersebut menampilkan tema dan elemen budaya tradisional Korea.[6] Pameran pernamen
Koleksi khususMuseum ini menyimpan 1.200 volume teks sejarah, termasuk 150 salinan Uigwe dari Dinasti Joseon yang dijarah pada tahun 1922, selama pemerintahan Jepang di bawah pengawasan Residen Jenderal Korea saat itu, Itō Hirobumi. Salinan-salinan tersebut dipulangkan pada bulan Desember 2011 dan pameran khusus diadakan dari tanggal 27 Desember 2011 hingga 5 Februari 2012.[7] Salinan-salinan tersebut mencatat ritual kerajaan Raja Gojong dan Raja Sunjong, dua kaisar terakhir Dinasti Joseon dan Kekaisaran Daehan sebelum Korea dianeksasi pada tahun 1910.[8] Lihat pulaReferensi
Pranala luar |