Muhammad Sani
Drs. H. Muhammad Sani (11 Mei 1942 – 8 April 2016) adalah seorang birokrat dan politikus Indonesia. Ia merupakan Gubernur Kepulauan Riau 2 periode yakni 19 Agustus 2010–19 Agustus 2015 dan menjabat lagi dari 12 Februari 2016 hingga ia wafat pada 8 April 2016. Sani pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Kepulauan Riau periode 2005–2010. KarierSebelum menjabat sebagai Gubernur Kepulauan Riau ia menjabat sebagai wakil Gubernur Kepulauan Riau pada pada tahun 2005-2010 mendampingi Gubernur Ismeth Abdullah. Peraih Satya Lencana Bintang Melati tahun 2003 dan Satya Lencana Pembangunan pada tahun 2004 oleh Presiden Republik Indonesia ini juga pernah menjabat sebagai Bupati Kabupaten Karimun pada tahun 2001-2005.[1] BiografiMuhammad Sani merupakan potret anak petani yang menggumuli hidup dalam keterbatasan yang kemudian bersinar. Dia menyadari hanya dengan banyak bekerja, belajar dan membangun hubungan baik dengan sesama, hidupnya akan terangkat dari kubangan kemiskinan.Sejak kecil Muhammad Sani sudah sudah terbiasa menghadapi kerasnya kehidupan. Saat anak-anak seusianya lebih banyak bermain, Sani malah menghabiskan waktunya di kebun karet dan kelapa sawit. Bekerja menoreh getah, mengumpulkan daun pinang kering, menjadi pemungut bola tenis dan mendorong gerobak menjual air keliling kampung dilakoninya demi membantu ekonomi keluarga dan menutupi biaya sekolahnya. Hingga suatu ketika dia nyaris tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Beruntung, seorang kepala penjara dari Pekan Baru datang berkunjung ke Tanjung Balai Karimun dan bertemu dengan orang tuanya. Kepala penjara ini menaruh simpati setelah melihat keadaan keluarganya. Sani kemudian dibawaa ke Pekan Baru lalu disekolahkan. Di kota ini, Sani pernah bekerja sebagai penghitung tamu di kantor kecamatan dan membuat amplop dari kertas bekas. Hidup yang lebih baik mulai menghampirinya setelah dia berhasil menamatkan sekolahnya dari APDN Pekanbaru pada tahun 1972. Setelah tamat APDN, dia ditunjuk sebagai Camat Mandau (1973-1976). Kemudian pada tahun 1976-1978 dia memegang jabatan sebagai Kabag Personalia sebelum melanjutkan pendidikan di Institut Ilmu Pemerintahan (Sekarang IPDN). Setelah menyelesaikan pendidikan strata-1 di IIP, Muhammad Sani kemudian ditunjuk sebagai Camat Bintan Timur (1980-1982) lalu ditunjuk sebagai Kabag Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Riau (1982-1985). Selama delapan tahun (1985-1993), Muhammad Sani kemudian dipercaya untuk memimpin Kota Administratif Tanjungpinang. Saat dia memimpin sebagai Wali Kota Administratif Tanjungpinang, kota ini tumbuh menjadi kota perdagangan dan jasa serta tujuan wisata yang banyak diminati. Selanjutnya dari tahun 1993-1995, dia ditarik oleh Gubernur Riau sebagai Kepala Biro Binsos Setwilda Tk.I Riau. Kemudian Muhammad Sani ditugaskan sebagai Sekretaris Wilayah Kodya Batam yang dijabatnya selama lebih kurang empat tahun yaitu dari tahun 1995-1999. Dua tahun berikutnya (1999-2001), dia ditunjuk sebagai Inspektur Wilayah Provinsi Riau yang sekaligus menjabat sebagai Pejabat Bupati Karimun (1999-2000). Pada tahun 2001, dia mengundurkan diri sebagai Inspektur Wilayah Provinsi Riau karena akan bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati Karimun. Berkat pengalamannya yang luas di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, Muhammad Sani mendapat kepercayaan dari masyarakat Karimun sebagai Bupati Karimun defintif yang pertama. Tokoh yang terkenal dengan gerakan empat Azamnya dalam membangun Karimun ini telah membawa daerah yang dulunya terbatas dari segi infrastruktur menjadi daerah yang maju. Sektor infrastruktur, pertanian, perikanan, perdagangan dan jasa, serta pariwisata terus mengalami pertumbuhan. Sehingga tidak heran dalam dua tahun kepemimpinannya secara berturut-turut pada tahun 2003 dan 2004, dia dianugerahi Satya Lencana Bintang Melati dan Satya Lencana Pembangunan dari Presiden Republik Indonesia. Pelan tetapi pasti, berkat kepiawaiannya mengelola kekayaan Karimun, tangga menuju orang nomor satu di Kepulauan Riau semakin terbuka lebar. Wali Kota Tanjungpinang (1985-1993) ini berhasil memikat perhatian Ismeth Abdullah dan meminangnya sebagai Wakil Gubernur guna bertarung di dalam Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Kepulauan Riau pada Juni 2005. Setelah melalui serangkaian proses pilkada yang berlangsung aman, mayoritas masyarakat Kepulauan Riau memilih pasangan Ismeth Abdullah dan Muhammad Sani sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau yang pertama dan dilantik Lihat Daftar Menteri pada 18 Agustus 2005. Karier lulusan Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta ini kemudian makin menjulang setelah duduk menjadi orang nomor satu sebagai Gubernur Provinsi Riau periode 2010-2015. Pria yang memiliki falsafah hidup bekerja, belajar dan berhubungan baik dengan sesama dan melakukannya sepenuh hati ini telah menulis buku autobiografi berjudul “Untung sabut” yang diambil dari pepatah Melayu untung sabut timbul, untung batu tenggelam” yang menggambarkan perjalanan hidupnya seperti sabut yang terus mengapung dan timbul. Di mana dalam kamus istimewa peribahasa Melayu, untung sabut timbul, untung batu tenggelam memiliki arti bahwa tidak ada orang yang dapat menghindari takdirnya, dan manusia mau tidak mau harus akur dengan takdirnya. Oleh karena itu, peraih gelar Setia Amanah oleh LAM Kepri Datok ini selalu meyakini bahwa dalam perjalanan hidupnya ada kasih sayang Tuhan yang selalu menopang dan memperhatikan hidupnya. Kesulitan dan kesusahan yang kita alami adalah “Golden Moment” yang bisa kita manfaatkan dengan ikhlas menerimanya, sabar menjalaninya, terus berusaha dan berbaik sangka maka buah-buah manis bakal kita nikmati di kemudian hari.[2] WafatSebelum wafat, Muhammad Sani sempat berobat di Singapura karena sakit yang diderita, kemudian beliau mendapat undangan dari Istana Negara untuk menghadiri rapat bersama Presiden Joko Widodo dan seluruh kepala daerah di Indonesia. Setelah rapat, Muhammad Sani dilarikan ke Rumah Sakit Abdi Waluyo Jakarta dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada 8 April 2016 sekitar pukul 15.00 WIB.[3][4] Riwayat PendidikanPendidikan Formal
Pendidikan Non Formal Dalam Negeri
Pendidikan Non-Formal Luar Negeri
Riwayat Pekerjaan
Penghargaan dari Pemerintah Pusat Republik Indonesia
Penghargaan Lain
Penghargaan Kepramukaan
Penghargaan Luar Negeri
Referensi
|