Nama desa Mranak diambil dari sejarah kabupaten Demak pada saat wilayah ini masih berupa alas / hutan glagah wangi yang telah berhasil dibangun menjadi kota kecil hingga menjadi besar. Berkat dukungan para prajurit dan ulama, Raden patah berhasil membuka lahan baru di sebelah timur pusat kerajaan Demak yang masih banyak dihuni para lelembut dan setan. Setelah menjadi perkampungan, konon wilayah tersebut diberikan pada abdi dalem / prajuritnya yang bernama Soreng Rono.
Berawal dari itulah Soreng Rono yang seiap harinya hanya menyabung ayam (Adu Jago) dengan serta merta mendapatkan hadiah dari Raden Fattah berupa perkampungan tersebut sehingga mereka tinggal moro enak. Sampai sekarang wilayah perkampungan tersebut menjadi sebuah desa Mranak, paduan dari kerata basa Moro-moro Enak (datang merasa kerasan, dan mendapatkan kenikmatan / Wallahu Alam).
Desa Mranak Merupakan Desa persawahan berbatasan dengan Desa lain.
Orbitasi:
Jarak ke ibukota Kecamatan: 8 Km.
Jarak ke ibukota Kabupaten: 3 Km.
Jarak ke ibukota Provinsi: 28 Km.
Demografis
Data jumlah penduduk sampai tahun terakhir tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Jumlah Penduduk : 3.412 Jiwa
Penduduk laki-laki : 1.677 Jiwa
Penduduk Perempuan : 1.735 Jiwa
Jumlah KK : 1.193 Kepala Keluarga
KK laki-laki : 1.021 Kepala Keluarga
KK Perempuan : 172 Kepala Keluarga
Mutasi Penduduk pada akhir tahun 2022:
No
LAHIR
MATI
DATA
PINDAH
L
P
L
P
L
P
L
P
1
3
4
11
14
6
13
10
8
Jml
7
25
19
18
Data penduduk menurut pemeluk agama/kepercayaan:
AGAMA
TAHUN 2023
TAHUN 2023
L
P
JUMLAH
L
P
JUMLAH
Islam
1813
1933
3746
1816
1937
3753
Kristen
5
9
14
5
9
14
Budha
-
-
-
-
-
-
Kepercayaan
-
-
-
-
-
-
1821
1946
3767
Data penduduk menurut tingkat pendidikan:
Kode
Tingkat Pendidikan
Laki Laki
Perempuan
Jumlah
1
TIDAK/BLM SEKOLAH
350
360
710
2
BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT
179
203
382
3
TAMAT SD/SEDERAJAT
528
644
1172
4
SLTP/SEDERAJAT
296
350
646
5
SLTA/SEDERAJAT
379
278
657
6
DIPLOMA I/II AKADEMI/DIPLOMA III/SARJANA
11
16
27
7
MUDA
20
44
64
8
DIPLOMA IV/STRATA I
50
49
99
9
STRATA II
7
2
9
10
STRATA III
1
0
1
Keadaan Ekonomi
Pertumbuhan perekonomian Desa di Desa Mranak Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak sangat didukung oleh besarnya potensi desa yang dimiliki diantaranya sebagai berikut:
Potensi pengembangan dibidang pertanian dan perkebunan dan perikanan potensi pertanian dan perkebunan di desa Mranak meliputi tanaman pangan dan perkebunan. Pertanian tanaman pangan meliputi bahan makanan dan buah-buahan. Tanaman bahan makanan meliputi padi padian, jagung, umbi umbian, buah buahan sayur-sayuran dan kacang kacangan. Dan dalam sektor perkebunan yang menjadi sektor perkebunan yang menjadi sektor unggulan adalah jambu dan jahe. Dan di sektor perikanan adalah pengembangan kolam perinkan air tawar di pekarangan dan persawahan, sedangkan peternakan perkembangannya adalah pembesaran/penggemukan kerbau dan sapi serta ayam pertelur, yang merupakan sumber pencaharian tambahan bagi masyarakat Desa Mranak.
Kebun jambu di Desa Mranak merupakan salah satu destinasi wisata desa yang memungkinkan pengunjung untuk memetik buah jambu air langsung dari pohonnya. Di kebun ini, terdapat berbagai jenis jambu air yang ditanam oleh masyarakat setempat.
Desa Mranak memiliki beberapa kebun jambu, terutama jambu air, yang tumbuh di sekitar desa. Jambu air memiliki rasa yang segar dan kandungan air yang tinggi, yang membuatnya populer, terutama saat cuaca panas. Kebun jambu di Desa Mranak terletak di depan balai desa dan memiliki pemandangan hijau serta suasana yang tenang. Pengunjung dapat berjalan di sekitar kebun dan menikmati suasana pedesaan. Selain itu, pengunjung juga dapat mempelajari proses budidaya jambu, mulai dari penanaman hingga panen, yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Keberadaan desa wisata ini berkontribusi pada perekonomian Desa Mranak dengan meningkatkan pendapatan para petani dan membuka peluang usaha baru bagi warga, seperti penjualan jambu air, produk oleh-oleh, dan jasa pemandu wisata.
Pemancingan
Kolam Pemancingan Desa Mranak merupakan lokasi rekreasi yang terletak di Desa Mranak, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. Tempat ini menyediakan area pemancingan dengan suasana pedesaan.
Kolam pemancingan ini telah beroperasi selama dua tahun. Tempat ini buka setiap hari dari pukul 08.30 hingga 16.00. Fasilitas yang tersedia di kolam ini hanya berupa area pemancingan, dan tidak ada penyewaan alat pancing.
Keberadaan kolam pemancingan ini juga berkontribusi pada perekonomian lokal dengan memberikan peluang ekonomi tambahan bagi warga Desa Mranak.
Membatik dan Melukis
Desa Mranak memiliki sejarah dalam seni membatik, yang merupakan bagian dari budaya masyarakat setempat. Selain membatik, desa ini juga dikenal dengan kegiatan seni lukis yang berkembang seiring waktu, di mana seniman lokal menciptakan karya yang terinspirasi oleh alam dan budaya Jawa. Desa Mranak kemudian dikembangkan menjadi desa wisata untuk melestarikan dan mempromosikan seni tradisional ini, serta memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk belajar dan berpartisiparasi dalam proses membatik dan melukis.
Di desa wisata ini, aktivitas melukis dan membatik merupakan bagian dari upaya untuk mempertahankan seni tradisional. Meskipun kegiatan membatik telah dimulai, saat ini kegiatan tersebut belum menarik perhatian pengunjung secara signifikan.
Salah satu motif batik yang dihasilkan di desa ini adalah Batik Tulis khas Demak. Namun, hasil karya batik ini belum dijual secara luas. Pengelolaan kegiatan membatik di Desa Mranak berada di bawah tanggung jawab Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), sementara pengembangan lebih lanjut untuk kegiatan melukis, membatik, dan kerajinan masih dalam tahap perencanaan.
Melalui pengembangan ini, diharapkan seni melukis dan membatik, termasuk Batik Tulis khas Demak, dapat lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat luas.
Jamu Coro
Jamu Coro adalah salah satu jenis jamu tradisional yang dikenal di kalangan masyarakat Jawa, termasuk di Desa Mranak. Jamu ini sering digunakan untuk menjaga kesehatan dan stamina. Jamu Coro telah ada sejak tahun 2001. Awalnya, penjualannya dilakukan dengan cara digendong, tetapi dalam tiga tahun terakhir, penjualan dilakukan dengan menggunakan gerobak untuk memperluas jangkauan pelanggan. Jamu Coro dibuat dari bahan-bahan seperti tepung beras, jahe, serai, dan gula merah, yang direbus selama kurang lebih dua jam.
Meskipun penjualannya cukup baik, wisata edukasi yang berkaitan dengan proses pembuatan Jamu Coro masih belum berkembang secara optimal. Saat ini, kegiatan wisata tersebut masih terbatas pada dokumentasi dan belum ada program terstruktur untuk pengunjung yang ingin mempelajari pembuatan Jamu Coro.
Menghias Roti
Desa Mranak menawarkan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung selain menikmati keindahan alam dan budaya. Salah satu kegiatan yang tersedia adalah menghias roti brownies, yang dipandu oleh pemilik usaha roti setempat, Ibu Rahmawati. Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk mengeksplorasi kreativitas melalui berbagai bentuk dan warna.
Menghias roti ini dapat menjadi aktivitas yang menarik untuk dilakukan bersama keluarga saat liburan. Selain mengasah kreativitas, kegiatan ini juga memiliki beberapa manfaat lain. Bagi anak-anak, menghias roti dapat membantu perkembangan motorik halus dan koordinasi mata-tangan. Sementara bagi orang dewasa, kegiatan ini dapat menjadi cara untuk menghilangkan stres dan meningkatkan suasana hati.
Omah Jamu
Omah Jamu adalah sebuah UMKM yang memproduksi jamu siap minum. Beberapa varian jamu yang diproduksi di Omah Jamu antara lain kunyit asam, beras kencur, temulawak, manjakani, rapat wangi, sirih, dan lainnya.
Omah Jamu telah berdiri sejak tahun 2021 dan menjadi salah satu daya tarik wisata di Desa Mranak. Di Omah Jamu, pengunjung dapat mempelajari proses pembuatan jamu secara langsung, mencicipi berbagai varian jamu dengan khasiat yang berbeda, dan membeli produk-produk jamu sebagai oleh-oleh. Mengunjungi Omah Jamu memberikan kesempatan untuk mengenal lebih dekat budaya dan tradisi Indonesia serta berkontribusi dalam melestarikan warisan budaya.
Sanggar Tari Sapta Krida Budaya
Sanggar Seni Sapta Krida Budaya adalah sanggar seni yang berlokasi di Desa Mranak, Dusun Suruhan RT 01 RW 05, Kecamatan Wonosalam. Sanggar ini fokus pada pelestarian dan pengembangan seni tari tradisional, terutama tarian-tarian khas Jawa Tengah. Didirikan pada tahun 2016, sanggar ini telah menjadi salah satu ikon budaya di Desa Mranak dan sering tampil dalam berbagai acara, seperti karnaval dan kirab budaya.
Kegiatan utama Sanggar Seni Sapta Krida Budaya meliputi latihan rutin tari tradisional yang diadakan setiap hari Minggu.
Selain itu, sanggar juga aktif dalam beberapa kegiatan lain, seperti:
Pertunjukan: Berpartisipasi dalam berbagai acara budaya.
Pelatihan: Menyelenggarakan pelatihan tari untuk masyarakat umum yang tertarik belajar menari.
Pengembangan Kreativitas: Memberikan ruang bagi para penari untuk mengembangkan kreativitas dan koreografi baru.
Sanggar Seni Sapta Krida Budaya berkontribusi pada pelestarian seni dan budaya di Desa Mranak, serta mendukung pengembangan wisata dan pemberdayaan masyarakat setempat.
Malam Suro, Tayub, dan Kirab Budaya
Malam suro, Tayub, dan Kirab Budaya merupakan salah satu budaya yang ada di desa Mranak.
Kirab Budaya adalah perayaan yang diselenggarakan di Desa Mranak untuk memperingati Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU). Acara ini digelar oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Wonosalam dan berbentuk arak-arakan yang melibatkan partisipasi warga Mranak. Dalam kirab ini, terdapat berbagai peraga busana, seperti prajurit, pasukan kuda, penari kipas, raja dan ratu beserta dayang-dayang, para Sunan, gunungan, tumpeng, grup rebana, santriwan, santriwati, dan lain-lain.