Motui adalah sebuah kecamatan di bagian selatan Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Dasar hukum pembentukan kecamatan ini adalah UU Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Geografi
Utara
Kecamatan Sawa
Timur
Laut Banda
Selatan
Kabupaten Konawe
Barat
Kecamatan Lembo
Luas wilayah Kecamatan Motui yaitu 61,30 Kilometer persegi atau 1,22 persen dari Kabupaten Konawe Utara. Seperti halnya dengan kondisi topografi kecamatan lain, Motui memiliki topografi permukaan tanah yang pada umumnya bergunung, bergelombang dan berbukit yang mengelilingi dataran rendah yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian. Kecamatan Motui memiliki wilayah perairan laut maupun sungai dengan potensi yang menonjol, yaitu kekayaan hasil laut, di samping memiliki panorama yang indah. Oleh karena itu, perairan Kecamatan Motui cocok untuk pengembangan usaha perikanan laut dan darat, serta wisata bahari. Kecamatan Motui mengenal dua musim yaitu kemarau dan penghujan. Keadaan musim banyak dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas wilayahnya. Pada bulan Desember sampai dengan Mei, angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah melewati beberapa lautan. Pada bulan-bulan tersebut terjadi musim Penghujan. Sekitar bulan September, arus angin tidak menentu dengan curah hujan kadang-kadang kurang atau lebih. Musim ini oleh para pelaut setempat mengenal sebagai musim pancaroba.
Pembagian administratif
Kecamatan Motui terdiri dari 14 desa dan satu kelurahan.
Luas wilayah masing-masing desa dan kelurahan beragam, di mana Wawoluri merupakan desa yang terluas (9,00 km2), sedangkan desa yang terkecil adalah Banggina (2,00 km2).
Badan Pusat Statistik Kabpaten Konawe Utara mencatat penduduk Motui sebanyak 4.146 orang pada tahun 2018, dengan kepadatan 68 orang perkilometer persegi. Rinciannya yaitu 2.165 laki-laki dan 1.981 perempuan, sehingga rasio jenis kelaminnya 109. Semuanya warga negara Indonesia. Dengan jumlah 893 rumah tangga, maka setiap ruta rata-rata mempunai lima anggota. Desa Wawoluri mempunyai rumah tangga terbanyak, yaitu 106 unit. Sedangkan Samasubur hanya 40 unit merupakan desa paling sedikit rumah tangganya. Jika umur penduduk dikelompokkan dengan interval lima tahun, maka dominan penduduk berusia 5-9 tahun, yaitu 530 orang. Paling sedikit, golongan umur 75 tahun ke atas, hanya 30 orang. Angka beban tanggungan yang merupakan perbandingan jumlah penduduk usia 15-64 tahun terhadap 0-14 dan 65 tahun keatas di kecamatan ini, sebesar 0,61 pada tahun 2018. Angka beban tanggungan perempuan 0,63; lebih tinggi daripada laki-laki 0,59.[1]
Pendidikan
Data pokok pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 21 Juni 2020 melaporkan tujuh sekolah dasar, tiga sekolah menengah pertama dan satu sekolah menengah atas. Semuanya berstatus negeri. SMA tersebut berada di Desa Wawoluri.[2] Sampai akhir kondisi 18 Maret 2020, peserta didik SMAN 1 Motui sebanyak 158 siswa yang bergabung dalam tujuh rombongan belajar. Mereka dididik oleh 12 guru dan enam tenaga pendidikan.[3]
Kesehatan
Untuk melayani kesehatan masyarakat, terdapat puskesmas di Kelurahan Benda dan Desa Ranombupulu. Terdapat pula lima puskesmas pembantu yang tesebar di desa-desa yang berbeda. Setiap desa dan kelurahan mempunyai sebuah posyandu untuk anak bawah lima tahun.
Agama
Semua penduduk Motui beragama Islam. Mereka beribadah di 14 mesjid. Samasubur merupakan satu-satunya desa tanpa rumah ibadah.