Tuja'i
![]() Tuja'i adalah puisi bersajak dalam bahasa Gorontalo,[1] namun tidak terikat oleh jumlah baris. Tuja'i berisi pujian, nasihat dan petuah yang sering diucapkan pada prosesi adat setempat, seperti acara lamaran, perkawinan, pemberian gelar adat, penobatan raja dan dan acara penting lainnya.[2] Tuja’i adalah sastra lisan yang berisi syariat ajaran-ajaran agama Islam dan petuah hidup yang harus dipertahankan guna keberlangsungan adat istiadat di daerah Gorontalo.[3] Tuja'i dalam PerkawinanTuja'i dalam upacara perkawinan dilaksanakan berdasarkan tahap-tahapnya mulai pada saat penyambutan mempelai pria di rumah mempelai wanita sampai kedua mempelai duduk bersanding di pelaminan. Saat memasuki pekarangan rumah mempelai wanita, rombongan mempelai pria menyampaikan salam dan diiringi puisi tuja'i dan disambut pula dengan salam selamat datang dengan tuja'i penyambutan.[4] Berikut adalah puisi tuja’i dalam upacara adat perkawinan, yaitu dalam tahap Mopodiyambango atau tahapan upacara saat pengantin pria dan wanita keluar dari kamar rias dan akan menuju pelaminan, yang diucapkan oleh pemangku adat:
Tuja'i penobatanDi Gorontalo, seorang pemimpin atau tokoh yang dianggap berprestasi biasanya dianugerahi gelar adat. Gelar adat diputuskan dari hasil musyawarah dewan adat dan penganugerahannya dalam upacara adat Molo'opu. Pada saat prosesi adat tersebut dibacakan puisi tuja'i yang isinya berupa sanjungan, pujian, nasihat dan petuah kepada yang diberi gelar adat. Berikut ini adalah salah satu isi tuja'i upacara penobatan tersebut:[5]
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia