Transvision
Transvision (sebelumnya dikenal sebagai TelkomVision dan YesTV) adalah perusahaan yang bergerak di bidang layanan televisi berlangganan dengan kantor pusat yang berada di Jakarta, Indonesia. Transvision dimiliki sebagian besarnya oleh Trans Media, anak perusahaan CT Corp. Saat ini, Transvision memberikan layanan siaran televisi berlangganan melalui satelit (dengan merek "Satellite" dan "Nusantara HD") dan internet (dengan merek "Xstream"), serta sebuah layanan over-the-top yaitu CubMu. Transvision mulanya menyiarkan siarannya melalui satelit Telkom-1 (C-Band) dan MEASAT-3b (Ku-Band) secara simultan.[1] Sejak 2016, Transvision sepenuhnya bersiaran menggunakan satelit MEASAT-3b. SejarahTelkomVision didirikan pada 7 Mei 1997 oleh empat perusahaan konsorsium yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), PT Telekomindo Primabhakti, dan PT Datakom Asia,[a] dan kemudian terus tumbuh dan berkembang dalam bisnis siaran televisi berlangganan di Indonesia. Awalnya, perusahaan ini didirikan bukan dengan nama Indonusa Telemedia, melainkan Telemedia Indonesia. Lalu, baru pada pertengahan Desember 1998, perusahaan ini baru beroperasi dengan 200 pelanggan awal. Seiring dengan perkembangan bisnis tersebut, TelkomVision mengalami beberapa kali perubahan struktur kepemilikan saham dan Telkom sebagai salah satu BUMN sekaligus perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia mencoba untuk tetap eksis menjadi pemegang saham mayoritas TelkomVision dengan kepemilikan saham sebesar 99,54% dan sisanya (0,46%) dimiliki oleh PT Multimedia Nusantara (METRA) dengan total modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp. 647,5 Milyar per 31 Desember 2011.[4] Sebagai perusahaan yang dahulu mayoritas sahamnya sempat dimiliki oleh Telkom sekaligus menjadi satu-satunya TIME operator di Indonesia, TelkomVision diposisikan sebagai bisnis media dan edutainment yang merupakan bagian dalam bisnis TIME (Telecommunication, Information, Media, and Edutainment) tersebut, sehingga kedepan bisnis televisi berlangganan TelkomVision akan terus dikembangkan baik dari sisi program, jenis dan media layanan dengan berbagai inovasi terbaru. Produk layanan DTH (direct to home) prepaid (prabayar) menjadi andalan TelkomVision saat itu sekaligus pelopor bagi bisnis televisi berlangganan di Indonesia. Dengan layanan tersebut, pelanggan dimudahkan untuk memilih program dengan harga yang sangat terjangkau. Untuk mengembangkan pelanggan DTH postpaid (pascabayar), TelkomVision melakukan sinergi dengan Telkom dengan meluncurkan bundling produk Speedy-YesTV dengan target market semua pelanggan Speedy Telkom dalam mengoptimalkan kerja sama sinergi Telkom Group. Seiring tuntutan perkembangan industri yang berbasis media dan edutainment yang semakin beragam dan dinamis, mulai 2011, TelkomVision hadir dengan logo dan semangat baru untuk memperkuat komitmen dan posisinya sebagai penyedia layanan televisi berbayar yang terbaik kepada pelanggan melalui berbagai program yang inspiratif, yang ditujukan untuk memperkaya kehidupan pelanggannya. Logo baru TelkomVision mengangkat tema menyerupai bintang yang menunjuk ke 5 arah yang melambangkan harmonisasi antara 5 elemen kehidupan, serta visi TelkomVision yang menyatukan berbagai layanan multimedia. Pada masa mendatang, secara berkesinambungan TelkomVision berencana akan terus melakukan pengembangan produk layanan dengan tetap mengoptimalkan program sinergy dengan Telkom Group. Pada 2011, telah diluncurkan produk IPTV ”Groovia TV” dan akan terus dikembangkan untuk televisi mobile, Value Added Service (VAS), dan interactive content, dengan pengembangan layanan yang berorientasi kepada konsumen, serta inovasi dan perbaikan yang berkesinambungan, TelkomVision optimis untuk bisa menjadi yang terdepan di industrinya. Pada 2013, pengusaha nasional Chairul Tanjung, melalui perusahaannya yaitu Trans Corp membeli 80% saham TelkomVision, meskipun pada awalnya keputusan ini sempat ditentang oleh DPR RI.[5][6] Menteri BUMN Dahlan Iskan sempat juga ikut untuk menyelesaikan penjualan salah satu aset Telkom ini dengan alasan selama dipegang oleh Telkom, TelkomVision terlihat stagnan dalam hal penghasilan meskipun memiliki prospek bagus sebagai salah satu pemain lama di bisnis televisi berlangganan.[7] Rencana awalnya, Telkom dengan sisa 20% saham akan lebih fokus kepada infrastruktur, sementara Trans Corp fokus kepada pengembangan konten.[8] Hasil akuisisi tersebut diwujudkan dengan pergantian nama TelkomVision menjadi Transvision pada 1 Mei 2014. Galeri logo
Saluran eksklusifDi samping memberikan layanan televisi berbayar, Transvision menjalankan sejumlah saluran televisi eksklusif/in-house yang hanya disiarkan melalui Transvision. Saluran-saluran tersebut rata-rata menayangkan acara-acara unggulan yang pernah ditayangkan oleh Trans TV dan Trans7, di samping beberapa acara orisinal. Saluran aktif
Saluran yang telah ditutup
Catatan kaki
Lihat pulaReferensi
Pranala luar![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Transvision. |
Portal di Ensiklopedia Dunia