Titiek Soeharto
Siti Hediati Hariyadi (lahir 14 April 1959), lebih dikenal dengan nama Titiek Soeharto adalah pengusaha dan politisi berkebangsaan Indonesia. Ia merupakan putri dari Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto.[2] Ia kini menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Awalnya sebagai anggota Partai Golongan Karya, ia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014. Ia terpilih kembali menjadi anggota DPR pada Pemilihan umum legislatif Indonesia 2024 sebagai anggota Partai Gerindra.[3] Saat ini ia adalah Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kelautan).[4] Dari 13 Komisi yang ada di DPR, ia memimpin satu dari hanya 4 komisi yang dipimpin oleh perempuan.[5] Kehidupan awal dan pendidikanTitiek Soeharto lahir di Semarang, Jawa Tengah pada tahun 1959. Ia adalah anak keempat (dan putri kedua) dari pasangan Soeharto dan Siti Hartinah. Saat Titiek lahir, sang ayah masih berpangkat Kolonel dan menjabat sebagai Panglima Tentara Teritorium IV/Diponegoro di Semarang.[2] Ia juga merupakan keturunan Mangkunegara III dari garis ibu.[6] Titiek mengenyam pendidikan di SMP Negeri 1 Jakarta[7] dan SMA Negeri 3 Jakarta (pada tahun 1974–1977).[8] Ia kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) dengan jurusan Akuntansi.[7][8] Saat masih kuliah di FEUI, Titiek pernah diajar oleh dosen yang kemudian menjadi mertuanya, Soemitro Djojohadikusumo. Saat Titiek menjadi mahasiswanya, Soemitro berupaya menjodohkan putranya, Prabowo Subianto dengan Titiek. Melalui proses perjodohan itu, keduanya kemudian menjalin hubungan asmara. Setelah menjalin hubungan selama hampir dua tahun, Titiek yang masih kuliah menikah dengan Prabowo pada tahun 1983.[2][9] Titiek lulus dari FEUI pada tahun 1985 dan meraih gelar Sarjana Ekonomi.[10] Upacara wisudanya dihadiri oleh anggota keluarganya, termasuk ibunya (yang saat itu menjabat sebagai Ibu Negara) dan suaminya, Prabowo (yang saat itu berpangkat Mayor).[11] KeluargaTitiek menikah dengan Prabowo Subianto pada Mei 1983. Pasangan ini dikaruniai seorang anak, Didit Hediprasetyo. Didit menghabiskan sebagian masa sekolahnya di Boston, AS. Keduanya berpisah pada tahun 1998[12][13] KarierKarier bisnisSejak tahun 1980-an, Titiek dikenal sebagai pengusaha. Ia pernah berbisnis semen dengan adik iparnya Hashim Djojohadikusumo. Ia juga berada di jajaran direksi dan menduduki sejumlah posisi penting, di antaranya sebagai Komisaris di PT Mekar Unggul Sari yang bergerak di bidang rekreasi dan hortikultura sejak 1994, Komisaris di PT Bursa Efek Jakarta pada 1995-1998, dan Komisaris Utama PT Abhitama.[2] Bisnisnya terus melebar, ia juga merambah ke industri televisi. Pada Juli 2005 Titiek yang menjabat sebagai Komisaris Utama PT Abhitama membeli 25 persen saham kepemilikan PT Surya Citra Media Tbk dan ia kemudian diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris PT Surya Citra Media.[2][14] Karier politikPada tahun 2012, Titiek memutuskan untuk aktif berpolitik sebagai kader Partai Golongan Karya. Saat itu, ia menjabat sebagai Ketua Bidang Pertanian dan Nelayan DPP Partai Golkar sampai 2014.[15] Kiprahnya di politik mendorongnya untuk ikut serta dalam Pemilu Legislatif 2014 dan berhasil memperoleh kursi dapil Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada Juni 2018, Titiek memutuskan untuk mundur dari Partai Golkar dan bergabung dengan Partai Berkarya.[16] Pada tahun 2023, Titiek bergabung dengan Partai Gerindra dan diangkat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.[17] Ia juga ikut serta kembali dalam Pemilu Legislatif 2024 untuk Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta.[18] Ia memperoleh suara terbanyak ke-2 di daerah pemilihan tersebut, dan mengamankan satu kursi untuk Gerindra.[19] Ia terpilih sebagai Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kelautan). Titiek menyebutkan bahwa tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan mempercepat ketahanan pangan dan swasembada pangan.[20] Aktivitas sosialSelain berkiprah di bidang politik, Titiek juga berkiprah di bidang sosial dan budaya. Pada tahun 1996, Titiek terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia untuk periode 1996-2000.[2][21] Pada tahun 2006, ia tampil menjadi komentator televisi pada acara Piala Dunia FIFA 2006 di SCTV.[22] Pada bulan Mei 2006 Titiek dua kali tampil di depan publik. Pertama, menjenguk dan memberikan bantuan bagi pengungsi Gunung Merapi. Di sinilah Titik menyatakan permintaan maaf sang ayah, Soeharto.[butuh rujukan] Ketika gempa datang, Titiek muncul lagi di Yogyakarta dengan membawa bingkisan "85 tahun Pak Harto" untuk para korban musibah. Di sini, Titik menyampaikan salam Pak Harto bagi warga setempat.[butuh rujukan] Pada tahun 2010, Titiek terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) untuk masa jabatan 2010-2014 dengan dukungan 23 Pengurus Daerah dalam Musyawarah Nasional Perpani.[23] Pada tahun 2014, ia kembali terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia untuk masa jabatan 2014-2018.[24][25] Titiek dipercaya memimpin Yayasan Seni Rupa Indonesia untuk masa bakti 2010 sampai 2015.[7] Di tahun 2014, ia juga dipilih sebagai salah satu juri pada acara Puteri Indonesia 2014.[26] Jabatan politik
Sejarah elektroral
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia