Siklon tropis

Siklon tropis, Angin topan, Badai tropis, Topan, atau Angin ribut adalah peristiwa bencana alam sebuah sistem tekanan udara rendah yang terbentuk secara umum di daerah tropis. Sementara angin sejenisnya bisa bersifat sangat merusak atau destruktif tinggi, siklon tropis adalah bagian penting dari sistem sirkulasi atmosfer, yang memindahkan panas dari daerah khatulistiwa menuju garis lintang yang lebih tinggi.

Topan Haiyan Kategori-5 menuju Filipina pada tahun 2013 dilihat dari Stasiun Antariksa Internasional.
Jalur Badai Siklon tropis dari tahun 1900–2016

Daerah pertumbuhan siklon tropis paling subur di dunia adalah wilayah barat laut Samudera Pasifik, kemudian diikuti oleh wilayah tenggara Samudra Hindia atau perairan barat Australia. Sebagaimana dijelaskan oleh Biro Meteorologi Australia, pertumbuhan siklon di kawasan tersebut mencapai rerata 10 kali per tahun. Siklon tropis selain menghancurkan daerah yang dilewati, juga menyebabkan banjir. Australia telah mengembangkan peringatan dini untuk mengurangi tingkat risiko ancaman siklon tropis sejak era 1960-an.

Energi panas dari lautan berperan sebagai pembentukan badai siklon tropis. Hal ini menyebabkan wilayah pedalaman menderita kerusakan yang jauh lebih sedikit akibat angin topan dibandingkan wilayah pesisir pantai, meskipun dampak banjir dapat dirasakan secara menyeluruh. Kerusakan pantai dapat disebabkan oleh angin kencang, hujan, dan gelombang tinggi (akibat angin), gelombang badai (akibat angin dan perubahan tekanan yang parah), serta potensi timbulnya angin puting beliung.

Siklon tropis dapat menyebabkan hujan lebat yang sangat deras selama beberapa jam atau beberapa hari hingga 40 km (25 mil) dari garis pantai, jauh melebihi jumlah air yang ditampung atmosfer setempat pada suatu waktu. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan banjir sungai, banjir daratan, dan membanjiri bangunan pengendali air setempat di wilayah yang luas.

Perubahan iklim dapat mempengaruhi siklon tropis dengan cara yang berbeda-beda karena pengaruhnya terhadap siklus air. Para ilmuwan berteori bahwa perubahan iklim dapat memperburuk dampak siklon tropis dengan meningkatkan durasi, kejadian, dan intensitasnya akibat pemanasan air laut.

Pembentukan

Pembentukan sebuah Siklon tropis, pada lautan lepas yang hangat

Berdasarkan strukturnya, siklon tropis adalah daerah raksasa aktivitas awan, angin, dan badai petir yang berkisar. Sumber energi primer sebuah siklon tropis adalah pelepasan panas kondensasi/pengembunan dari uap air yang mengembun pada ketinggian. Oleh sebab itu, siklon tropis bisa ditafsirkan sebagai mesin bara cacak raksasa.[1]

Unsur-unsur dari siklon tropis meliputi kecaburan cuaca yang telah ada, samudra tropis hangat, lengas (uap lembap), dan angin ringan tinggi relatif. Jika kondisi yang tepat berkuat cukup lama, mereka dapat bertautan untuk menghasilkan angin sengit, ombak luar biasa, hujan amat deras, dan banjir berdampingan dengan fenomena ini.[1]

Penggunaan kondensasi ini sebagai sebuah tenaga pendorong adalah furak primer yang membedakan siklon tropis dari fenomena meteorologis lainnya. Siklon garis lintang tengah, misalnya, menggambarkan energi mereka sebagian besar dari naik turunnya suhu di atmosfer yang telah ada. Dalam rangka meneruskan untuk mendorong mesin baranya, siklon tropis harus tetap di atas air hangat, yang menyajikan kelembapan atmosfer yang dibutuhkan. Penguapan lengas ini dipacu oleh angin tinggi dan tekanan atmosfer yang dikurangi yang hadir di badainya, mengakibatkan siklus berlarut-larut. Sebagai hasilnya, saat sebuah siklon tropis melewati atas daratan, kekuatannya akan menipis dengan pesat.[1]

Klasifikasi dan terminologi

Mata dan awan di sekitar Badai Florence tahun 2018 dilihat dari Stasiun Antariksa Internasional.
Badai Milton Kategori-5 sebelum melanda Florida, Amerika Serikat, pada 8 Oktober 2024 dilihat dari Stasiun Antariksa Internasional.

Siklon tropis digolongkan ke dalam tiga kelompok utama: depresi tropis, badai tropis, dan kelompok ketiga yang namanya tergantung pada daerah.[butuh rujukan]

Depresi tropis adalah sistem terjuntrung awan dan badai petir dengan sirkulasi dan angin berlarut maksimum permukaan terarasi kurang dari 17 meter per detik (33 knot, 38 m/j, atau 62 km/j). Ia tidak mempunyai mata, dan tidak khas dengan bentuk berpilin dari badai-badai yang lebih kuat. Ia sudah menjadi sistem tekanan rendah, namun, karenanya bernama "depresi".[butuh rujukan]

Badai tropis adalah sistem terjuntrung dari badai petir kuat dengan sirkulasi dan angin berlarut maksimum permukaan terarasi di antara 17 dan 33 meter per detik (34-63 knot, 39–73 m/j, atau 62–117 km/j). Pada waktu ini, bentuk siklon tersendiri mulai terbina, walau matanya biasanya tak muncul.[butuh rujukan]

Pengistilahan yang digunakan untuk mendeskripsikan siklon tropis dengan angin berlarut maksimal yang melampaui 33 meter per sekon (63 knot, 73 m/j, atau 117 km/j) bervariasi tergantung daerah asalnya, misalnya sebagai berikut:[butuh rujukan]

  • Hurikan di Samudra Atlantik Utara, Samudra Pasifik sebelah timur batas penanggalan internasional, dan Samudra Pasifik Selatan sebelah timur 160°BT
  • Topan di Samudra Pasifik Barat Daya sebelah barat garis penanggalan
  • Siklon tropis gawat di Samudra Pasifik Barat Daya sebelah barat 160°BT atau Samudra Hindia Timur Laut sebelah timur 90°BT
  • Badai siklon gawat di Samudra Hindia Utara
  • Siklon tropis di Samudra Hindia Barat Daya

Di tempat lain di dunia, hurikan telah dikenal sebagai Bagyo di Filipina, Chubasco di Meksiko, dan Taino di Haiti.[butuh rujukan]

Bagian tengah badai siklon tropis yang disebut mata merupakan lingkaran berdiameter antara 10 hingga 100 kilometer, paling sering dilaporkan sekitar 40 meter. Kecepatan angin bagian ini lebih rendah bahkan berlangit cerah. Mata dikelilingi dinding awan padat setingi 16 kilometer dengan angin dan hujan yang hebat.[butuh rujukan]

Etimologi

  • Kata taifun berasal dari frasa Tionghoa tái fēng atau dalam bahasa Jepang "tai fuu"(台風)yang berarti "angin besar". Pengejaan Indonesia juga mengusulkan hubungan dengan kata Persia, طوفان Taufân, berkaitan dengan kata Yunani, Typhon.
  • Kata hurikan diturunkan dari nama dewa badai pribumi Amerindian Karibia, Huracan.
  • Kata siklon berasal dari kata Yunani kyklos = "lingkaran", "roda."

Banjir pantai

Gelombang pasang akibat Badai Jeanne di Pantai Daytona, Florida. (25 September 2004)

Sebagai banjir dikaitkan dengan terjadinya badai tropis (juga disebut angin puyuh laut atau taifun). Banjir yang membawa bencana dari luapan air hujan sering makin parah akibat badai yang dipicu oleh angin kencang sepanjang pantai. Air garam membanjiri daratan akibat satu atau perpaduan dampak gelombang pasang, badai, atau tsunami (gelombang pasang). Sama seperti banjir luapan sungai, hujan lebat yang jatuh di kawasan geografis luas akan menghasilkan banjir besar di lembah-lembah pesisir yang mendekati muara sungai.[butuh rujukan]

Siklon tropis di Indonesia

Siklon tropis di Samudra Hindia Tenggara dari tahun 1980–2005.

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan di Asia Tenggara dan Oseania, terletak di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Negara kepulauan terbesar di dunia, negara ini adalah rumah bagi lebih dari tujuh belas ribu pulau.

Siklon tropis sendiri jarang melanda Indonesia secara langsung, namun menurut klimatologis, di cekungan Australia, sebagian besar siklon tropis berkembang antara bulan November dan April, atau pada awal Oktober dan akhir Mei. Namun, ada beberapa kasus, seperti Badai Tropis Vamei, Siklon Flores, dan Siklon Viyaru yang berdampak pada Indonesia.

Wilayah Indonesia umumnya tidak dilalui oleh siklon tropis meskipun banyak sistem yang secara historis terbentuk di sana. Dalam analisis data siklon tropis Badan Meteorologi sejak tahun 1907 hingga 2017 yang dipublikasikan setelah hilangnya Siklon Cempaka ditemukan bahwa hanya sekitar 0,62% dari seluruh siklon di wilayah Australia pada tahun-tahun tersebut terjadi di utara paralel ke-10 selatan.[2]

Statistik

Badai tropis di Indonesia menurut bulan
Bulan Jumlah badai
Januari
6
Februari
3
Maret
15
April
21
Mei
6
Juni
0
Juli
0
Agustus
0
September
0
Ootober
1
November
8
Desember
18

Badai mematikan

No. Nama Tahun Korban jiwa
1 Siklon Flores 1973 1973 1.653
2 Siklon Seroja 2021 225
3 Siklon Inigo 2003 58
4 Siklon Cempaka 2017 41
5 Siklon Robyn 2024 40
6 Siklon Bonnie 2002 19
7 Siklon Viyaru 2013 15
8 Siklon Narelle 2013 14
9 Siklon Savannah 2019 10

Lihat pula

Bacaan lebih lanjut

  • Sudibyo, Dudi (2011). Aviapedia Ensiklopedia Umum Penerbangan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. ISBN 978-979-709-547-5.  (Indonesia)

Pranala luar

Penjelasan

Bacaan lanjutan

Berita bencana

Informasi badai tropis & peringatan dini


  1. ^ a b c "Bencana Alam Terkait Cuaca". Dhiniaty Gularso. 2011-07-11. Diakses tanggal 2025-01-16. 
  2. ^ "Cempaka dan Dahlia, anomali siklon tropis Indonesia". Beritagar.id. 3 December 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 January 2019. Diakses tanggal 15 January 2019. 

 

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia