Reichstag (Jerman Nazi)
Reichstag adalah lembaga legislatif Jerman yang berfungsi sebagai parlemen nasional selama periode Republik Weimar (1919–1933) dan awal pemerintahan Nazi di bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Meskipun secara formal tetap ada setelah Nazi berkuasa pada tahun 1933, peran Reichstag dalam sistem politik Jerman secara drastis berkurang hingga menjadi simbol belaka tanpa kekuasaan nyata. Latar BelakangSejarah Reichstag Sebelum Era NaziReichstag pertama kali didirikan pada tahun 1871 setelah unifikasi Jerman di bawah pimpinan Otto von Bismarck. Pada masa Kekaisaran Jerman (1871–1918), Reichstag memiliki kewenangan terbatas karena kekuasaan utama berada di tangan Kaisar (Kaiser). Setelah Perang Dunia I dan jatuhnya monarki, Reichstag menjadi lembaga utama dalam sistem demokrasi parlementer Republik Weimar (1919–1933). Namun, stabilitas politik Reichstag selama Republik Weimar sering terganggu oleh konflik internal antara partai-partai politik, ekstremisme kanan dan kiri, serta krisis ekonomi seperti Depresi Besar (1929). Situasi ini menciptakan peluang bagi Adolf Hitler dan Partai Nazi (NSDAP) untuk naik ke tampuk kekuasaan. Transformasi Reichstag di Era NaziKenaikan Adolf Hitler dan Akhir DemokrasiPada pemilu 1932, NSDAP menjadi partai terbesar di Reichstag dengan memperoleh 230 kursi. Meskipun tidak memiliki mayoritas mutlak, Hitler berhasil diangkat sebagai Kanselir Jerman pada 30 Januari 1933 melalui manuver politik dan dukungan dari kelompok konservatif. Setelah Reichstag Fire (pembakaran gedung Reichstag) pada 27 Februari 1933, pemerintah Nazi menggunakan insiden tersebut sebagai dalih untuk menindak oposisi politik. Pada 23 Maret 1933, Reichstag mengesahkan Undang-Undang Pemberian Kekuasaan (Enabling Act), yang memberikan Hitler wewenang untuk mengeluarkan undang-undang tanpa persetujuan Reichstag atau Presiden. Undang-undang ini secara efektif mengakhiri demokrasi di Jerman dan meletakkan dasar bagi diktator Nazi. Peran Reichstag Selama Pemerintahan NaziSetelah pengesahan Enabling Act, Reichstag kehilangan fungsinya sebagai lembaga legislatif independen. Beberapa perubahan penting terjadi:
Fungsi Propaganda ReichstagMeskipun tidak lagi memiliki kekuasaan legislatif, Reichstag tetap digunakan oleh rezim Nazi sebagai alat propaganda. Beberapa contoh penggunaannya meliputi:
Akhir Reichstag di Era NaziSelama Perang Dunia II (1939–1945), Reichstag semakin kehilangan relevansinya. Gedung Reichstag sendiri rusak parah akibat pengeboman Sekutu pada tahun 1945. Setelah kekalahan Jerman pada Mei 1945, Reichstag secara resmi dibubarkan bersamaan dengan runtuhnya rezim Nazi. Pasca-perang, Jerman dibagi menjadi dua negara: Jerman Barat (Republik Federal Jerman) dan Jerman Timur (Republik Demokratik Jerman). Gedung Reichstag tetap berada di Jerman Timur dan tidak digunakan sebagai pusat pemerintahan hingga reunifikasi Jerman pada tahun 1990. Warisan HistorisRelevansi ModernSetelah reunifikasi Jerman, gedung Reichstag direnovasi dan kembali digunakan sebagai tempat pertemuan parlemen Jerman (Bundestag) mulai tahun 1999. Arsitektur modernnya dirancang oleh Sir Norman Foster, yang menggabungkan elemen historis dengan teknologi kontemporer. Reichstag era Nazi sering dipelajari sebagai contoh bagaimana institusi demokratis dapat direduksi menjadi alat tirani jika tidak dilindungi dengan baik. Kasus ini juga menjadi peringatan tentang bahaya populisme dan manipulasi politik. Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Reichstag (Third Reich). |
Portal di Ensiklopedia Dunia