Museum Sejarah Kota TarakanMuseum Sejarah Kota Tarakan atau dikenal juga dengan nama Museum Perang Dunia II dan Perminyakan[1] adalah sebuah museum yang berada dalam Kompleks Tarakan Islamic Center dan terletak di Jalan Sei Sesayap RT. VIII, Kelurahan Kampung Empat, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Museum ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang sejarah Kota Tarakan, sejarah perang dunia II dan perminyakan di Tarakan.[2] SejarahPembangunan museum dimulai pada tahun 2015 dan selesai pada tahun 2016 namun diresmikan pada 23 November 2017 oleh Wali kota Tarakan, Sofian Raga. Gedung museum terbagi menjadi dua dan terbuka untuk umum sehingga sering juga disebut Museum Kembar.[3] Museum ini dimiliki dan dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tarakan.[2] Pergantian nama Museum Perang Dunia II dan Museum Perminyakan Kota Tarakan menjadi Museum Sejarah Kota Tarakan dikarenakan kurangnya koleksi museum yang dipajang.[3] BangunanKompleks museum dengan arsitektur gedung gaya eropa[4] dan didominasi warna putih ini terbagi menjadi dua bagian dan keduanya tampak persis sehingga disebut juga Museum Kembar. Bangunan pertama adalah Museum Sejarah Perang Dunia dan bangunan kedua adalah Museum Sejarah Perminyakan.[5] Pada November 2022, Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga dan Pariwisata Kota Tarakan menyatakan revitalisasi Gedung Museum Sejarah Perang Dunia II dan Perminyakan. Renovasi yang dilakukan berupa penamabahan gedung dan fasilitas seperti ruang pameran sementara, ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Adapun biaya yang dikeluarkan untuk renovasi museum ini mencapai Rp.8-10 Milyar[6] dan direncanakan selesai pada Agustus 2023.[7] KoleksiKoleksi di dalam museum berasal dari hibah warga Kota Tarakan, warga negara asing dari Australia, serta dari PT. Pertamina dan PT. Medco. Sebagian koleksi yang dipamerkan berupa alat-alat yang digunakan untuk kelancaran pekerjaan di industri perminyakan yang ditampilkan dalam bentuk miniatur meliputi bor, kunci-kunci mesin bor, helm pekerja bidang perminyakan di masa lalu dan foto-foto pengeboran di masa lalu.[2] Selain itu juga terdapat Peta tata Kota Tarakan tahun 1940 yang dibuat oleh Badan Intelijen Belanda NEFIS atau Netherlands East Indian Forces, senjata perang abad ke 17, sepatu peninggalan jepang pada tahun 1940 yang ditemukan di lokasi bekas markas tentara Jepang (Fhukukaku) di daerah Juwata Sesanip, botol air minum milik tentara jepang dan belanda, megazen, bayonet, biskuit ANZAC tahun 1915, batu marmer kuburan dari tahun 1928, seragam tentara Australia dan uang antik.[8] Adapun di halaman museum, terdapat 3 unit taksi kayu yang pernah beroperasi pada saat jaman kolonial.[9] Akses dan lokasiLetak museum tepat di titik koordinat: 3°17’56.7” Lintang Utara dan 117°37’12.7” Bujur Timur. Akses ke museum dapat dari Bandar Udara Tarakan dengan jarak tempuh sejauh 9,1 kilometer. Sedangkan dari arah Pelabuhan Tengkayu I, museum ini dapat dicapai dengan jarak tempuh 6,6 kilometer.[2] Museum Sejarah Kota Tarakan dibuka pukul 9 pagi hingga 4 sore setiap harinya. Kunjungan ke museum ini dikenakan biaya masuk Rp.2.000 bagi anak-anak, Rp5.000 untuk orang dewasa dan Rp.15.000 bagi turis.[8] Lihat jugaReferensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia