Manduamas, Tapanuli Tengah
DemografiSukuPenduduk Manduamas memiliki beragam suku, agama dan adat istiadat, termasuk di kecamatan ini. Masyarakat dari suku Batak (Toba, Pakpak) dan Pesisir merupakan penduduk asli di daerah ini, dan ada juga pendatang seperti suku Jawa, suku Karo, Minangkau, Nias, Aceh dan lainnya.[3] Adanya percampuran budaya sejak lama antara Batak Toba, Angkola, Mandailing, Melayu, dan Minangkabau, sehingga membentuk budaya orang Pesisir di Tapanuli Tengah.[3] Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, bahasa Batak (umumnya Toba dan Angkola atau Mandailing), Melayu, Minangkabau dan Aceh. Populasi suku Jawa cukup signifikan di Kecamatan Manduamas dan Kecamatan Sirandorung karena daerah ini menjadi tujuan program transmigrasi pada tahun 1980-an. Mereka umumnya berasal dari Jawa Tengah. AgamaMayoritas penduduk Kecamatan Manduamas memeluk agama Kristen. Sementara untuk sarana rumah ibadah, terdapat 37 gereja Protestan, 18 gereja Katolik, 20 masjid dan 4 musala.[5] GeografiDari aspek geografis, desa-desa yang tercakup dalam Kecamatan Manduamas adalah sebagai berikut: Kelurahan PO Manduamas (landai, sebagian rawa), Desa Manduamas Lama (lereng, punggung bukit, perbukitan), Desa Tumba CA (lereng, punggung bukit, perbukitan, landai, rawa), Desa Binjohara (landai, dataran), Desa Saragih (lereng, punggung bukit, perbukitan), Desa Pagaran Nauli (lereng, punggung bukit, perbukitan), dan Desa Sarma Nauli (landai, dataran). PerekonomianMata pencaharian penduduk Manduamas terutama adalah bidang agraris, pertanian tanaman pangan, palawija, dan sekarang sebagain besar sudah memulai dengan perkebunan, terutama kelapa sawit. Di samping itu, mata pencarian sebagai nelayan juga telah lama digeluti oleh sebagian penduduk Manduamas. Menangkap ikan lele dan gabus di rawa-rawa di hulu Lae Tapus di daerah Saragih atau Lae Mbalno, Situban bahkan sampai ke daerah Mangkir (Aceh) sudah dilakoni oleh penduduk Manduamas secara turun temurun. Sampai tahun 1980-an, Manduamas merupakan sentra penghasilan ikan lele yang dikeringkan, yang umumnya dijual ke Kota Padang Sidempuan dan Kota Medan. Manduamas pernah juga menjadi sentra penghasil minyak nilam sekitar tahun 1970-an. Referensi
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia