Kramat Jati, Jakarta Timur
Kramat Jati (ditulis juga sebagai Kramatjati) adalah sebuah kecamatan yang terletak di Jakarta Timur, Indonesia. Kecamatan Kramat Jati mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
Kecamatan Kramat Jati berlokasi cukup strategis karena terbatas dengan jalan Arteri Raya Bogor dan dilewati oleh Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta ( Jakarta Outer Ring Road ). Daerah Condet, yang dikenal karena budaya Betawi dan pertaniannya, terletak di Kramat Jati. Di kecamatan ini terdapat pusat perbelanjaan bernama Pusat Grosir Cililitan dan Kramat Jati Indah Plaza (sekarang Lippo Plaza Kramat Jati). Sebuah bom diledakkan di restoran A&W di pusat perbelanjaan tersebut pada 11 November 2006.[4][5] Kramat Jati juga terkenal dengan pasar induk sayur-mayur-nya. Wilayah yang terluas di Kecamatan Kramat Jati adalah Kelurahan Batu Ampar yang memiliki luas sebesar 2.55 kilometer persegi. SejarahHingga tahun 1949, berdasarkan Besluit Bestuurorganisatie Batavia en Ommelanden yang termuat di dalam Staatsblad tahun 1949 №64, Kramat Jati merupakan suatu Distrik yang termasuk bagian daripada Residensi Ommelanden van Batavia yang berpusat di Depok.[6] Asal-usul nama Kramat Jati tidak bisa dilepaskan dengan pohon jati (Tectona grandis) yang memberi nama kawasan ini karena dahulu ada sebuah pohon jati yang berdiri di sebuah kawasan yang sekarang bernama Kramat Jati meskipun Kramat Jati saat itu masih merupakan perkebunan karet hingga tahun 1970-an, pohon jati itu sangat dikeramatkan oleh masyarakat setempat hingga kawasan tersebut disebut sebagai Djati Keramat hingga tahun 1950-60an. Adapun daerah-daerah berstatus onder-distrik yang berada di bawah Distrik Condet meliputi CondetCondet adalah daerah di Kramat Jati yang kira-kira terletak di tiga kelurahan: Batu Ampar, Bale Kambang, dan Kampung Tengah. Daerah ini dikenal untuk produksi buahnya dan kantong kecil untuk orang Betawi, penduduk asli Jakarta. Sebelum tahun 1965 sebagian besar tanah di daerah ini digunakan untuk perkebunan karet dan kebun buah-buahan. Ketika Jakarta mulai tumbuh, Condet menjadi terpengaruh oleh perkembangan modern, mengancam kelestarian budaya Betawi di wilayah ini.[8] Sumber tertulis tertua tentang Condet ditemukan di Arsip Nasional Republik Indonesia. Pada tanggal 25 April 1716, Pangeran Aria Pourobaya membuat wasiatnya dan diberikan kepada istrinya Ratoe Pourobaya "... sepuluh kerbau besar yang berjalan di tanah yang disebut Tsondet". Pada 1753, daerah tersebut diketahui dihuni oleh orang Jawa dan Suku Makassar. Para pemilik tanah itu adalah Dain Matara, Pangeran Aria Pourobaya, Ratoe Pourobaya, dan keluarga mereka.[9] Regeeringsalmanak (Laporan Tahunan Hindia Belanda) tahun 1927 menyebutkan Condet sebagai salah satu lahan swasta yang berlokasi di Meester Cornelis.[9] Fasilitas umum
Transportasi
Transjakarta
Kereta api perkotaan
KelurahanKecamatan Kramat Jati memiliki 7 kelurahan, yakni:
Referensi
Kepustakaan
|
Portal di Ensiklopedia Dunia