Jajang C. Noer
Lidia Djunita Pamoentjak (lahir 28 Juni 1952), yang lebih dikenal sebagai Jajang C. Noer, adalah seorang pemeran Indonesia. Terkenal karena peran pendukung dan dialeknya yang khas, ia berakting di banyak film, termasuk peran utama, dari pertengahan dekade 1990-an hingga awal 2000-an. Dikenal karena penggambaran karakternya yang eksentrik, hangat dan bersahaja, ia dipuji dan dianggap sebagai salah satu aktris terbaik di generasinya. Karya aktingnya yang mengesankan termasuk yang mendapatkan pujian kritis saat itu, diantaranya dalam drama komedi romantis Cintaku di Rumah Susun (1987) dan drama romantis Bibir Mer (1991). Dalam karier yang membentang lebih dari lima dekade, ia telah menerima banyak penghargaan, dinominasikan delapan kali untuk Piala Citra di Festival Film Indonesia, menjadikannya salah satu aktris yang paling banyak dinominasikan dalam sejarah acara tersebut. Kehidupan awal![]() Jajang lahir di Paris, Prancis pada 28 Juni 1952 dengan nama Lidia Djunita Pamoentjak. Ia merupakan putri tunggal dari Nazir Datuk Pamoentjak, duta besar Indonesia untuk Prancis yang pertama. Keluarganya berasal dari Minangkabau. Sejak berusia lima tahun, Jajang sudah berkenalan dengan kesenian. Di Manila, sewaktu ayahnya menjadi duta besar untuk Filipina, Jajang suka menari tari payung, tari piring, dan sesekali tampil mewakili Indonesia. Semasa SMA, ia suka menonton teater, mempelajari gamelan, dan tergabung ke dalam grup pemain drum.[1] Setelah lulus dari SMA, Jajang sempat berkuliah di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia dan pernah menjadi demonstran dalam Peristiwa Malari pada tahun 1974. KarierJajang menjadi anggota Teater Kecil pimpinan suaminya, Arifin C. Noer, pada tahun 1972. Ketika suaminya, Arifin C. Noer, membuat film Suci Sang Primadona pada tahun 1977, ia ditugaskan sebagai pencatat skrip. Berkat perannya dalam film Bibir Mer, Jajang meraih Piala Citra sebagai Pemeran Pembantu Terbaik pada Festival Film Indonesia tahun 1992.[1] Ketika Arifin meninggal, ia meninggalkan warisan berupa naskah sinetron Bukan Perempuan Biasa yang baru diproduksi tujuh episode. Setelah mendapat rekomendasi dari penulis naskah Ahmad Yusuf, Jajang melanjutkannya. Pada Festival Sinetron Indonesia tahun 1997, sinetron tersebut meraih Piala Vidia sebagai drama seri terbaik.[1] Kehidupan pribadiJajang menikah dengan sutradara Arifin C. Noer pada tahun 1978. Saat itu, Arifin berusia 11 tahun lebih tua dari Jajang.[butuh rujukan] Jajang menikah dengan Arifin C. Noer dengan menggunakan mahar berupa sekumpulan puisi dan sajak. Dua di antaranya berjudul Karena Jajang dan Sok Dia! Himpunan sajak dan puisi ini menyampaikan pesan mengenai cinta yang mendalam dari suatu peristiwa sepele.[2] Dari pernikahannya tersebut, mereka dikaruniai dua orang anak, yaitu Nazyra C. Noer (1979) dan Marah Laut Chairin Noer (1980). Marah menikah dengan putri bungsu wakil presiden Indonesia kesepuluh dan kedua belas, Jusuf Kalla, Chairani Kalla, pada 24 Agustus 2013.[3][4] Peran aktingFilm
Film pendek
Serial televisi
Serial web
Film televisi
Teater
Peran non-aktingFilm
Serial televisi
Penghargaan dan nominasi
Referensi
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia