Ismail bin Ubaidillah bin Abi al-Muhajir
Abu Abdul Hamid Ismail bin Ubaidillah bin Abi al-Muhajir (bahasa Arab: أبو عبد الحميد إسماعيل بن عبيد الله بن أبي المهاجر) adalah seorang tabi'in, fakih, salah satu perawi hadis Nabi, dan gubernur Ifriqiyah pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. BiografiIsmail bin Ubaidillah lahir pada tahun 61 H (681 M)[1] dari keluarga mawali yang setia kepada keturunan al-Arqam bin Abi al-Arqam[2] dari Bani Makhzum.[3] Kunyahnya adalah Abu Abdul Hamid.[4] Kakeknya yang bernama Abi al-Muhajir memiliki nama asli Aqram.[5] Keluarganya tinggal di Damaskus. Keilmuan yang dimiliki Ismail membuat Khalifah Abdul Malik bin Marwan menjadikannya sebagai guru untuk mendisiplinkan[6] dan mengajarkan fikih[3] kepada putra-putranya seperti Sa'id, Yazid, dan Maslamah, serta cucunya, al-Abbas bin al-Walid bin Abdul Malik.[2] Setelah Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah, dia memilih Ismail dan mengangkatnya sebagai gubernur Ifriqiyah[6] untuk menggantikan gubernur sebelumnya, Muhammad bin Yazid al-Qurasyi.[7] Ismail menjabat dari tahun 718–720 selama Umar menjadi khalifah.[8] Ismail juga dikenal memiliki akhlak yang baik sehingga masyarakat Berber pada masanya masuk Islam.[3] Setelah masa jabatannya selesai, ia digantikan oleh Yazid bin Abi Muslim sebagai gubernur Ifriqiyah untuk Khalifah Yazid bin Abdul Malik.[9] Selama tiga puluh tahun setelah masa jabatannya selesai, ia mengabdikan dirinya di Kairouan untuk meriwayatkan hadis dan mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat.[10] Kematian dan keturunanIsmail meninggal di Kairouan[11] pada tahun 132 H (750 M) pada akhir kekhalifahan Marwan bin Muhammad,[12] tepatnya tiga bulan sebelum pasukan Abbasiyah memasuki Damaskus.[1][3] Ismail memiliki anak-anak yang bernama Abdul Aziz, Abdul Hakim, Abdul Ghaffar, Yahya dan Marwan.[13] Marwan bin Ismail termasuk penduduk Damaskus dan termasuk hafizh Al-Qur'an. Dia terbunuh di pintu masuk Damaskus ketika Abdullah bin Ali memasukinya pada tahun 132 H.[14] Abdul Ghaffar bin Ismail sendiri adalah seorang periwayat hadis yang jujur dan memiliki hadis yang baik.[15][16] Periwayatan hadisGuru-gurunyaIsmail meriwayatkan hadis dari as-Saib bin Yazid, Anas bin Malik, Abdurrahman bin Ghanam al-Asy'ari, Ummu Darda' ash-Shughra,[3] Khalid bin Abdullah bin Husain, Abdurrahman bin Abdullah yang dikenal dengan nama Ibnu Ummul Hakam, Atha bin Yazid al-Laitsi, Ali bin Abdullah bin Abbas, Qabishah bin Dzu'aib al-Khuza'i, Maisarah maula Fadhalah bin 'Ubaid, Zaid bin Nimran al-Madzhiji, Abu Shalih al-Asy'ari, Abu Abdullah al-Asy'ari, dan Karimah binti al-Hashas al-Muzaniyah.[2] Murid-muridnyaMurid-murid yang meriwayatkan dari Ismail adalah Abdurrahman al-Auza'i, Sa'id bin Abdul Aziz,[3] Ismail bin Rafi' al-Madani, Rabi'ah bin Yazid, Abu al-Miqdam Raja' bin Abi Salamah, Sa'id bin Basyir, Abdullah bin Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, Abdu Rabbuh bin Maimun al-Asy'ari, Abdurrahman bin Yazid bin Tamim, Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, Abdurrazzaq bin Umar ats-Tsaqafi, anaknya Abdul Aziz bin Ismail bin Ubaidillah, Amr bin Waqid, Abu Muhammad Isa bin Musa al-Qurasyi, Kultsum bin Ziyad al-Muharibi, Muhammad bin al-Hajjaj al-Qurasyi, Muhammad bin Sa'id asy-Syami al-Mashlub, Muhammad bin Muhajir al-Anshari, Mudrik bin Abi Sa'ad al-Fazari, Manshur bin Raja', al-Haitsam bin Imran al-Ansi, dan anaknya Yahya bin Ismail bin Ubaidillah.[2] Al-Jarh wa at-Ta'dilAdz-Dzahabi berkata tentangnya: Ismail adalah di antara ulama yang dapat dipercaya.[3] Khalifah bin Khayyath menyebutkan Ismail termasuk dalam tingkatan ketiga dari penduduk Syam.[12] Dinyatakan tsiqah (terpercaya) oleh al-Ijli,[3] Ya'qub bin Sufyan al-Fasawi, Muawiyah bin Shalih al-Asy'ari dan ad-Daruquthni.[2] Diriwayatkan oleh semua kelompok kecuali at-Tirmidzi.[1] Penilaian
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia