Dinasti Sajiyah

Dinasti Sajiyah

ساجیان
889–929
Peta Dinasti Sajiyah pada masa kejayaannya
Peta Dinasti Sajiyah pada masa kejayaannya
Ibu kotaMaragha
(889–901)
Ardabil
(901–929)
Bahasa yang umum digunakanPersia
Agama
Islam Sunni
PemerintahanMonarki
Afsyin 
• 889–901
Muhammad bin Abi'l-Saj
• 928–929
Abu'l-Musafir al-Fath (terakhir)
Era SejarahAbad Pertengahan
• Didirikan
889
• Dibubarkan
929
Didahului oleh
Digantikan oleh
klfKekhalifahan
Abbasiyah
dnsDinasti
Sallariyah
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Bagian dari seri artikel mengenai
Sejarah Azerbaijan
Lambang Azerbaijan
Zaman prasejarah
2400 SM - 651 SM
Azerbaijan
Zaman klasik
615 SM - 651 M
Kekaisaran Media
Kekaisaran Akhemeniyah
Atropatene
Albania Kaukasia
Kekaisaran Parthia
Kekaisaran Sasaniyah
Abad Pertengahan
651 - 1501
Penaklukan Islam
Dinasti Sajiyah
Dinasti Sallariyah
Dinasti Seljuk
Dinasti Eldiguzid
Dinasti Ilkhanat
Dinasti Chobanid
Dinasti Qara Qoyunlu
Dinasti Aq Qoyunlu
Shirvanshah
Zaman modern awal
1501 - 1918
Persia
Khanat di Kaukasus
Dinasti Safawiyah
Dinasti Afshariyah
Dinasti Zand
Dinasti Qajar
Perang Rusia-Persia (1804–1813)
Perjanjian Gulistan
Perang Rusia-Persia (1826–1828)
Perjanjian Turkmenchay
Kekaisaran Rusia
Kontemporer
1918 - sekarang
Republik Federatif Demokratik Transkaukasus
Republik Demokratik Azerbaijan
Pembantaian Tatar–Armenia
Hari-hari Maret
Perang Armenia-Azerbaijan
Republik Sosialis Soviet Azerbaijan
Januari Hitam
Perang Nagorno-Karabakh
Republik Azerbaijan

 v • d • e 

Dinasti Sajiyah (bahasa Persia: ساجیان, juga dikenal sebagai Bani Saj) adalah sebuah dinasti Muslim Iran yang berkuasa dari 889/890 sampai 929. Sajiyah memerintah Azerbaijan dan bagian dari Armenia pertama dari Maragha dan Barda dan kemudian dari Ardabil.[1][a] Sajiyah berasal dari provinsi Asia Tengah Oshrusana dan merupakan keturunan Iran (Sogdia).[2][3][b] Muhammad bin Abi'l-Saj Diwdad, putra Diwdad, penguasa Sajiyah pertama di Azerbaijan, diangkat sebagai penguasanya pada tahun 889 atau 890. Ayah Muhammad, Abu'l-Saj Devdad, pernah bertempur di bawah pimpinan pangeran Oshrusanan Afsyin Khaidar selama kampanye terakhirnya melawan pemberontak Babak Khorramdin di Azerbaijan, dan kemudian mengabdi kepada para khalifah. Menjelang akhir abad kesepuluh, ketika otoritas pusat Kekhalifahan Abbasiyah melemah, Muhammad mampu membentuk negara yang hampir merdeka. Sebagian besar energi Sajiyah dihabiskan untuk mencoba menguasai negara tetangga Armenia. Dinasti tersebut berakhir dengan kematian Abu'l-Musafir al-Fath pada tahun 929.

Sejarah

Pada akhir abad kesembilan (898–900) koin-koin yang dinamai Muhammad bin Abu Saj dicetak. Muhammad bin Abu Saj berhasil menggabungkan sebagian besar Kaukasus Selatan ke dalam negara Sajiyah. Ibu kota pertama Sajiyah adalah Maragha meskipun mereka biasanya tinggal di Barda.[1][3][4]

Yusuf bin Abi'l-Saj berkuasa pada tahun 901 dan merobohkan tembok Maragha dan memindahkan ibu kota ke Ardabil. Batas timur dinasti Sajiyah meluas ke pantai Laut Kaspia, dan batas barat ke kota Ani dan Dabil (Dvin). Hubungan Yusuf bin Abi'l-Saj dengan khalifah tidak baik. Pada tahun 908, pasukan khalifah dikirim untuk melawan Yusuf, tetapi al-Muqtafi meninggal dan penggantinya, al-Muqtadir, mengerahkan pasukan besar untuk melawan Yusuf nin Abi'l-Saj dan memaksanya membayar upeti sebesar 120 ribu dinar setahun. Abu'l-Hasan Ali bin al-Furat wazir al-Muqtadir, memainkan peran kunci dalam membangun perdamaian, dan sejak itu Yusuf bin Abi'l-Saj menganggapnya sebagai pelindungnya di Bagdad dan sering menyebutnya pada koin-koinnya. Perdamaian tersebut memperbolehkan Yusuf bin Abi'l-Saj untuk menerima pelantikan jabatan gubernur di Azerbaijan oleh khalifah pada tahun 909.[5][6][7]

Setelah pemecatan (tahun 912) pelindungnya di Bagdad, wazir Ibnu al-Furat, Yusuf bin Abi'l-Saj menghentikan pembayaran pajak tahunan ke kas kekhalifahan.[8][4]

Koin Yusuf bin Abi'l-Saj

Menurut sejarawan Azerbaijan Abbasgulu aga Bakikhanov, dari tahun 908–909 hingga 919, Sajiyah membuat Yazidi Shirvanshah bergantung pada mereka. Dengan demikian, pada awal abad kesepuluh, negara Sajiyah mencakup wilayah dari Zanjan di selatan hingga Derbent di utara, Laut Kaspia di timur, hingga kota Ani dan Dabil di barat, yang meliputi sebagian besar wilayah Azerbaijan saat ini.[8]

Pada masa pemerintahan Yusuf bin Abi'l-Saj, para penyerang Rusia menyerang wilayah Sajiyah dari utara via Volga pada tahun 913–914. Yusuf bin Abu Saj memperbaiki tembok Derbent untuk memperkuat perbatasan utara negara tersebut. Ia juga membangun kembali bagian tembok yang runtuh di dalam laut.[9]

Pada tahun 914, Yusuf bin Abi'l-Saj mengorganisasikan kampanye menuju Georgia. Tbilisi dipilih sebagai pusat operasi militer. Ia pertama kali menduduki Kakheti dan merebut benteng Ujarma dan Bochorma, dan kembali setelah merebut beberapa wilayah.[10][4]

Setelah kematian Yusuf bin Abu Saj, penguasa terakhir dinasti Sajiyah, Fath bin Muhammad bin Abi 'l-Saj, diracun di Ardabil oleh salah seorang budaknya, yang mengakhiri dinasti Sajiyah dan memungkinkan perluasan dinasti Sallariyah ke Azerbaijan pada tahun 941.[4][10]

Kronologi

Catatan

  1. ^ Selama hampir empat puluh tahun, hingga terbunuhnya Fatḥ bin Muḥammad bin Abi'l-Sāj pada tahun 317/929, anggota keluarga tersebut memerintah Azerbaijan dan Armenia pertama-tama dari Marāḡa dan Barḏaʿa dan kemudian dari Ardabīl. Mereka menundukkan para pangeran Armenia yang membangkang, tetapi mereka sendiri secara sporadis tidak setia kepada Bagdad dan menangguhkan pembayaran upeti; setelah berakhirnya Sajiyah, kendali khalifah langsung tidak pernah dipulihkan di Iran barat laut.[1]
  2. ^ Pada sekitar tahun 279/892 khalifah Moʿtażed menunjuk salah satu jenderalnya, Moḥammad b. Abi'l-Sāj, seorang Iran dari Asia Tengah, sebagai gubernur Azerbaijan dan Armenia, dan keluarga Sajiyah[1]

Referensi

  1. ^ a b c d Bosworth, C. E. (1989). "Azerbaijan iv. Islamic History to 1941". Dalam Yarshater, Ehsan. Encyclopædia Iranica, Volume III: Ātaš–Bayhaqī, Ẓahīr-al-Dīn. London and New York: Routledge & Kegan Paul. hlm. 224–231. ISBN 978-0-71009-121-5. [...]the caliph Moʿtażed appointed one of his generals, Moḥammad b. Abi’l-Sāj, an Iranian from Central Asia, as governor of Azerbaijan and Armenia, and the family of the Sajids (q.v.) took their place as one of the virtually autonomous lines of provincial governors[...] 
  2. ^ Bosworth, Clifford Edmund (1996). The New Islamic Dynasties: A Chronological and Genealogical Manual. New York: Columbia University Press. hlm. 147. The Sajids were a line of caliphal governors in north-western Persia, the family of a commander in the 'Abbasid service of Soghdian descent which became culturally Arabised. 
  3. ^ a b Minorsky, V. (1957). Studies in Caucasian History. Cambridge University Press. hlm. 111. 
  4. ^ a b c d Fisher, William Bayne, ed. (1975). The Cambridge History of Iran. 4. Cambridge University Press. ISBN 978-0521200936. 
  5. ^ Muir, William (2004). The Caliphate: Its Rise, Decline and Fall from Original Sources. Kessinger Publishing. ISBN 1417948892. 
  6. ^ Kennedy, Hugh (2004). The Prophet and the Age of the Caliphates: The Islamic Near East from the 6th to the 11th Century (edisi ke-second). Harlow: Longman. hlm. 190. ISBN 978-0582405257. 
  7. ^ Madelung, W (1975). The Minor Dynasties of Northern Iran. Cambridge University Press. hlm. 198–249. ISBN 0521200938. 
  8. ^ a b Aliyarli, Suleyman (2009). History of Azerbaijan. Chirag. hlm. 209. 
  9. ^ Bartold, V. V. (1924). Mesto Prikaspiĭskikh oblasteĭ v istorii musulʹmanskogo mira Место Прикаспийских областей в истории мусульманского мира [The place of the Ciscaspian provinces in the history of the Muslim world] (dalam bahasa Rusia). Baku. 
  10. ^ a b Ismailov, Dilgam (2017). History of Azerbaijan (PDF). Baku. 

 

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia