Berbeda dengan kebijakan Disney yang umumnya mengontrak sutradara dan talenta untuk kesepakatan dua atau tiga film, Caravan Pictures memilih untuk bekerja dengan talenta berdasarkan proyek tertentu, tanpa mengikat mereka dalam kontrak jangka panjang. Strategi produksi Caravan terfokus pada pemberdayaan penulis skenario sebagai sutradara, pemilihan aktor yang sesuai dengan peran yang dapat diprediksi, serta pembuatan film beranggaran rendah yang menampilkan talenta baru. Unit produksi ini memiliki otoritas untuk menyetujui proyek dengan anggaran hingga $30 juta dan bertujuan memproduksi sekitar 5 hingga 7 film setiap tahun. Tidak ada pembatasan gaji yang diberlakukan. Hingga tahun 1997, Caravan Pictures tidak memiliki departemen bisnis dan urusan hukum sendiri,[2] serta para eksekutifnya belum diberikan jabatan resmi.[3]
Sejarah
Caravan Pictures didirikan oleh Roger Birnbaum dan Joe Roth pada tahun 1992 sebagai perusahaan produksi di bawah naungan Disney, dan bertujuan untuk mengisi sekitar 50 hingga 60 slot produksi dan distribusi Disney Studios setiap tahun. Dengan perjanjian selama lima tahun untuk 25 film, Caravan diberi wewenang untuk memulai produksi hingga anggaran $30 juta per film, serta diberikan anggaran operasional sebesar $3 juta. Awalnya, Caravan diharapkan dapat memproduksi 5 hingga 7 film per tahun. Setelah sukses merilis film The Three Musketeers pada Natal 1993, Caravan berambisi untuk merilis 10 film pada tahun 1994. Ambisi ini, jika terwujud, berpotensi mempercepat penyelesaian perjanjian dalam waktu 2,5 tahun, bukan 5 tahun.[2] Caravan juga berhasil mengambil alih proyek adaptasi film Angie, I Says, yang sebelumnya sedang dikembangkan oleh Fox, tempat Birnbaum dan Roth bekerja sebelumnya.[4] Pada tahun 1993, Jonathan Glickman,lulusan Program Peter StarkUSC, bergabung dengan Caravan sebagai pekerja magang.[3]
Namun, ketika tiga dari empat film berikutnya gagal di box office, Roth berjanji untuk menanggung biaya produksi film I Love Trouble, yang semula dianggarkan sebesar $15 juta. Sayangnya, film ini juga gagal secara komersial.[5] Roth kemudian diangkat menjadi kepala studio Disney pada 24 Agustus 1994, meninggalkan Birnbaum sebagai pemimpin Caravan.[1] CEO Disney, Michael Eisner, meyakini Roth sebagai pengganti yang tepat untuk Jeffrey Katzenberg sebagai kepala studio Disney. Akibatnya, Eisner membebaskan Roth dari tanggungan utang biaya produksi yang membengkak dan memberikan kompensasi sebesar $40 juta untuk 21 film yang tidak diproduksi sesuai kesepakatan.[5]
Pada bulan September 1998, Caravan menjalani restrukturisasi untuk memperluas jumlah produksinya, termasuk film televisi. Glickman, yang sebelumnya merupakan pekerja magang, dipromosikan menjadi presiden Caravan. [3] Tidak lama setelah itu, pada bulan Agustus 1998, Birnbaum meninggalkan Caravan untuk mendirikan Spyglass Entertainment bersama Gary Barber, mantan wakil ketua dan COO Morgan Creek Productions. Pendirian Spyglass Entertainment didasari saran Roth, dengan Disney mengambil saham ekuitas dan menandatangani perjanjian distribusi selama lima tahun. Caravan kemudian berhenti aktif setelah merilis tiga film terakhirnya. Film terakhir yang dikreditkan ke Caravan adalah Inspector Gadget dari Disney yang dirilis pada tahun 1999. Secara simbolis, logo Caravan di akhir film menampilkan seorang pria yang terbang keluar dari layar dengan baling-baling di topinya, menggambarkan akhir dari keberadaan Caravan di industri film. Disney turut menyumbang dana awal sebesar $10 juta hingga $20 juta kepada Caravan untuk mengantisipasi kelebihan biaya produksi film di masa depan.[6]