Babarsari
Babarsari (bahasa Jawa: ꧋ꦧꦧꦂꦱꦫꦶ), atau dikenal juga dengan sebutan Babarsari Gotham City,[1] adalah sebuah kawasan dan ruas jalan yang terletak di Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kawasan ini merupakan salah satu pusat hiburan malam di Yogyakarta.[2] SejarahMenurut Suwandi, seorang sesepuh di kawasan Babarsari, dahulunya Babarsari adalah sebuah hutan (bahasa Jawa: alas) yang dijadikan pemukiman. Ia mengungkapkan beberapa tempat di Babarsari dahulunya adalah kawasan tegalan yang kering dan ladang tebu. Sementara di area dekat STIE YKPN merupakan sebuah lapangan tembak. Babarsari dahulu menjadi wilayah pengungsian bagi warga Wonosari, Gunungkidul yang menghindari dari pagebluk pes (wabah penyakit pes). Sekitar tahun 1965, Wonosari dilanda wabah tikus dan warga setempat banyak yang mengungsi ke kawasan Babarsari. Pasalnya, wabah tersebut membuat warga tidak bisa bercocok tanam.
Maka sah saja jika ingin mengatakan bahwa banyak warga asli Babarsari yang merupakan keturunan orang Wonosari. Sebagian warga setempat kala itu, menyebut kampungnya dengan nama Jangkaran. Sedangkan yang lainnya sudah menyebutnya dengan nama Babarsari. Pada saat ini, Babarsari merupakan kawasan yang didiami oleh banyak perantau, khususnya yang berasal dari Indonesia Timur. Hal ini dikarenakan Babarsari merupakan tempat asrama bagi mahasiswa yang berkuliah di Yogyakarta, serta merupakan pusat hiburan malam.[3][4] Riwayat kerusuhanKerusuhan mahasiswa 2007Kerusuhan antar mahasiswa terjadi di kawasan Babarsari pada Jumat, 29 Juni 2007 pada siang hari. Bentrok melibatkan dua kelompok mahasiswa perguruan tinggi swasta yang keduanya berasal dari luar Yogyakarta. Salah satu kelompok mahasiswa dari luar Yogyakarta tiba-tiba mendatangi dan menyerang mahasiwa lain dari luar Yogyakarta di sebuah tempat kos di kawasan Tambakbayan, Kelurahan Babarsari, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman pada Jumat siang. Akibat dari kerusuhan itu tiga orang mengalami luka bacok, dua di kepala dan satu korban terluka dibagian dadanya. Kerusuhan warga lokal dengan mahasiswa asal Timor Leste 2012Sebuah kerusuhan terjadi pada Selasa, 8 Mei 2012 yang ditenggarai melibatkan warga sekitar Babarsari dengan sekumpulan mahasiswa asal Timor Leste. Kronologi bermula saat mahasiswa asal Timor Leste enggan membayar parkir di depan Cafe Internet Illuzion, kemudian ditegur oleh petugas parkir. Mahasiwa yang tidak terima ditegur itupun terlibat cekcok dengan petugas parkir. Karena emosi, mahasiswa tersebut kemudian kembali ke asramanya. Tak lama berselang, pemuda itu kembali ke lokasi bersama rombongan teman-temannya dengan membawa parang. Karena tersulut emosi mahasiswa tersebut membacok petugas parkir yang saat itu tengah berjaga yang juga merupakan salah satu warga lokal di kawasan Babarsari. Warga lainnya yang mengetahui kejadian itupun tidak terima, warga lokal pun kemudian melakukan sweeping ke asrama mahasiswa Timor Leste. Namun para mahasiswa tersebut tidak dapat ditemukan di asramanya. Hingga pada pukul 01.00 dini hari, puluhan pemuda asal Timor Leste menyerbu kawasan Babarsari. Sejumlah rumah warga dilempari batu hingga menyebabkan kaca jendelanya pecah. Beberapa mobil dan motor milik warga pun juga turut dirusak. Pada malam yang sama di lokasi sekitar kerusuhan, terjadi pembacokan 2 orang pemuda dan juga pemudi di kawasan daerah Selokan Mataram. Dari kerusuhan itu, dilaporkan 2 orang tewas dan 1 luka-luka. Tak sampai di situ, sebuah ATM di depan Sekolah Tinggi YKPN, turut dibobol dan kemudian dirusak. Kerusuhan Kelompok Papua dan Ambon 2018Kerusuhan di Babarsari kembali terjadi pada 2018. Dua kelompok massa masing-masing berasal dari Papua dan Ambon terlibat bentrok pada Rabu, 12 September 2018. Kerusuhan bermula saat terjadi keributan di sebuah kafe di Jalan Perumnas Seturan, Caturtunggal pada Rabu, 12 September 2018 sekitar pukul 02.30 WIB. Akibat dari keributan itu satu orang asal Papua terluka. Sekelompok orang yang berasal dari Papua turun ke jalan membawa senjata tajam, besi, dan juga kayu. Mereka berjalan dari Puluhdadi, Condongcatur, Depok hingga Babarsari, Caturtunggal, Depok untuk mencari pelaku yang menyebabkan temannya terluka akibat dari tusukan senjata tajam. Kerusuhan ojek online dengan debt collector 2020Suasana kembali mencekam usai terjadi bentrokan antara ratusan massa ojek online dengan sejumlah orang yang diduga berprofesi sebagai debt collector, di kantor Grab Yogyakarta, Ruko Casa Grande Maguwoharjo, pada Kamis 5 Maret 2020. Awal mula kejadian bermula saat salah satu driver ojek online, melihat rekannya yang berpakaian ojek online diberhentikan oleh dua orang yang mengaku sebagai debt collector, di Jalan Wahid Hasyim, Condongcatur, Depok, Sleman, pada Selasa 3 Maret 2020. Melihat hal kejadian itu, ia berusaha melerai dan meminta temannya yang motornya hendak ditarik debt collector untuk pergi terlebih dahulu. Saat itu seorang debt collector menelepon teman-temannya, dan begitu sampai di lokasi mereka langsung memukuli ojek online tersebut. Imbas dari penganiayaan seorang driver ojek online tersebut, puluhan driver ojek online menggeruduk kantor milik para debt collector pada Rabu 4 Maret 2020. Kemudian sekelompok debt collector melakukan aksi balasan dengan mendatangi Kantor Grab pada Kamis, 6 Maret 2020. Kedua pihak yang berseteru akhirnya terlibat aksi saling lempar batu di lokasi tersebut.[5] Kerusuhan AMKEI dan Melanesia 2022Sebuah kerusuhan terjadi melibatkan dua kelompok organisasi kemasyarakatan, yakni AMKEI dan Melanesia.[6] Kerusuhan yang terjadi di Babarsari ini sebenarnya bukan disebabkan oleh warga Yogyakarta itu sendiri, melainkan kelompok luar yang bertikai. Kerusuhan berawal dari penganiayaan salah seorang warga Papua pada Sabtu 2 Juli 2022 di pagi hari. Kejadian diawali pada hari Sabtu 2 Juli 2022 pukul 01.45 WIB di Glow Karaoke, terjadi perkelahian antara kelompok Luis (warga NTT) dengan kelompok Kece (warga Maluku). Sebelumnya Luis dan anak buahnya menolak bayar uang karaoke dan memilih untuk pergi dari tempat tersebut di jam 01.30. Sehingga hal tersebut memancing kemarahan Kece dan anak buahnya dan terjadi pertengkaran di depan dan di dalam karaoke. Di dalam tempat karaoke kerusakan terjadi dengan melibatkan dua buah monitor komputer rusak akibat serangan senjata tajam yang dilakukan oleh anak buah Luis. Setelah melakukan beberapa kerusakan di dalam dan luar karaoke, keduanya lantas pergi meninggalkan tempat. Dua jam kemudian, sekitar pukul 03.05 WIB, Luis dan anak buahnya sekitar 30 orang kembali datang ke Glow Karaoke dan kembali membuat kerusakan dengan menghancurkan kaca depan menggunakan senjata tajam yang tumpul. Tidak hanya sampai disitu, Luis dan anak buahnya melanjutkan pencarian dengan mendatangi tempat tinggal Kece di Perum Jembulsari Ngeplak sekitar pukul 05.10 WIB. Insiden pelabrakan itu menyebabkan salah sasaran yang berakibat fatal pada seorang mahasiswa asal Timika Papua bernama Diblirian Jornes Tawarisi Rumbewas yang mengalami luka berupa tangan kanan putus, tempurung tangan kiri pecah dan luka sayatan di kaki.[7] Isu SARA Madura dan Papua 2025Maraknya aksi premanisme yang dilakukan warga Papua terhadap warga Madura yang membuka warung kelontong di Yogyakarta membuat Forum Keluarga Madura Yogyakarta geram. Beberapa aksi premanisme oleh warga Papua diantaranya mengambil barang tanpa membayar, pemukulan, hingga perusakan warung kelontong warga Madura. Menyikapi hal tersebut, Forum Keluarga Madura Yogyakarta melayangkan surat terbuka yang ditunjukan kepada tokoh warga Papua Yogyakarta Hendardo Novriansiroen. Dalam surat tersebut, Ketua Forum Keluarga Madura Yogyakarta RB Jugil Adiningrat dan Sekretaris M. Fahri Hasyim meminta kepada ketua tokoh warga Papua Yogyakarta untuk bisa memberikan garansi agar tindakan premanisme yang dilakukan oleh warga Papua di Yogyakarta tidak terulang lagi. Surat tersebut juga berisi tantangan untuk melakukan carok (tradisi etnis Madura untuk berkelahi menggunakan senjata tajam berjenis celurit) antara warga Madura dan Papua di Yogyakarta apabila hal-hal tersebut tidak segera ditangani.[8] Sebuah aksi penganiyaan beserta pencurian bensin di sebuah toko kelontong milik warga Madura di Babarsari pada awal Februari diduga menjadi salah satu penyebab kemarahan Forum Keluarga Madura Yogyakarta.[9] Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia