Air Mauritius
Air Mauritius Limited untuk bisnis dikenal juga sebagai Air Mauritius adalah maskapai penerbangan nasional Mauritius. Kantor pusat maskapai penerbangan ini adalah di Air Mauritius Centre di Port Louis, Mauritius.[6] Basis utamanya adalah di Bandar Udara Internasional Sir Seewoosagur Ramgoolam.[7] SejarahAwal mula![]() Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Juni 1967 oleh Air France, BOAC, dan Pemerintah Mauritius dengan masing-masing saham sebesar 27,5%, dan sisanya dipegang oleh Rogers and Co, agen penjualan umum untuk Air France dan BOAC di Mauritius.[8] Pada awalnya, maskapai ini mengoperasikan layanan internasional bersama dengan Air France, Air India dan British Airways, yang saat itu bersama-sama memiliki saham sebesar 25% di Air Mauritius.[9][10] Hingga tahun 1972, perusahaan ini membatasi aktivitasnya pada layanan darat, dan perusahaan ini memulai operasi penerbangannya sendiri pada bulan Agustus 1972 dengan menyewa 6 pesawat Piper PA-31 Navajo dari Air Madagascar, yang menghubungkan Mauritius dengan Rodrigues.[10] Pesawat itu memakai livery Air Mauritius, tetapi tetap mempertahankan registrasi pesawat Malagasy.[11] Pada tahun 1973, maskapai ini menyewa Vickers VC10 dari British Airways, hal ini memungkinkan perusahaan untuk meluncurkan rute jarak jauh ke London melalui Nairobi,[10][12] sedangkan layanan ke Mumbai dioperasikan oleh Air India.[11] Pesawat Navajo digantikan dengan Twin Otter berkapasitas 16 penumpang yang diakuisisi pada tahun 1975. Ketika perjanjian dengan Air France dan British Airways berakhir, Boeing 707-400 yang diperoleh dari British Airtours membantu maskapai untuk memulai layanan jarak jauh dengan sendirinya.[11] Operasi jarak jauh dimulai pada 1 November 1977. Ekspansi layananPada bulan April 1980, perusahaan ini memiliki 414 karyawan dengan armada yang terdiri dari satu Boeing 707-420, satu Boeing 737-200, dan dua Twin Otter untuk melayani jaringan rute layanan penumpang dan kargo ke Mumbai, London, Nairobi, Réunion, Rodrigues, Roma, dan Tananarive. Kepemilikan perusahaan telah berubah dengan menjadikan Pemerintah Mauritius sebagai pemegang saham utama (42,5%), diikuti oleh Rogers & Co. (17,5%), Air France dan British Airways (masing-masing 15%) dan Air India (10%).[13] Air Mauritius mengakuisisi Boeing 707-320B bekas pada tahun 1981. Sebelumnya pesawat tersebut dimiliki oleh South African Airways (SAA) dan mengizinkan maskapai tersebut untuk mengembalikan Boeing 707-400 ke British Airtours. Pada bulan November 1981, layanan gabungan antara Air Mauritius dan Air Madagascar dimulai pada rute Tananarive–Mauritius–Komoro–Nairobi dan Réunion–Mauritius, setelah menyewa Boeing 737 Air Madagascar. Pada awal tahun 1980an, rute menuju Durban dan Johannesburg diresmikan menggunakan pesawat Boeing 707-320B yang diterbangkan oleh personel dari Air India dan British Airways. Penggabungan pesawat kedua yang dibeli dari Luxavia, memungkinkan maskapai untuk memperluas jaringan rute Eropa ke Roma dan Zürich pada tahun 1983,[11] sedangkan Paris ditambahkan pada pertengahan 1980-an.[14] Disewa dari SAA, sebuah Boeing 747SP bernama "Chateau de Réduit" memasuki armada pada bulan November 1984 dan dikerahkan pada layanan ke London.[14] Pada bulan Maret 1985, armada tersebut terdiri dari dua Boeing 707-320B, sebuah Boeing 737-200, sebuah Boeing 747SP, dan sebuah Twin Otter. Modernisasi armada![]() Bernilai US$122 juta dan dibiayai oleh sekelompok bank yang meliputi Barclays, BNP, Crédit Lyonnais, dan Spectrum Bank,[16] perusahaan menerima pengiriman dua Boeing 767-200ER pada bulan April 1988.[15] Pesawat ini diberi nama "City of Port Louis" dan "City of Curepipe".[15] Salah satu di antaranya memecahkan rekor jarak tempuh untuk pesawat jet kembar komersial pada tanggal 18 April 1988, ketika terbang nonstop dari Halifax, Nova Scotia ke Mauritius dengan menempuh jarak hampir 9.000 mil (14.000 km) dalam waktu kurang dari 17 jam.[15][17][18] Kontrak senilai US$8,9 juta termasuk suku cadang untuk dua Boeing 767 ini telah ditandatangani setahun sebelumnya.[19] Pada tahun 1988, sebuah Boeing 707 disewa dari Air Swazi Cargo untuk mengoperasikan layanan kargo, dan ATR-42 pertama memulai penerbangan komersial pada bulan Desember, menggantikan Twin Otter pada layanan antarpulau.[14] ATR-42 kedua dipesan pada bulan September 1989.[20] Pada bulan Maret 1990, jaringan rute mencakup Antananarivo, Mumbai, Durban, Jenewa, Harare, Hong Kong, Johannesburg, Kuala Lumpur, London, Moroni, Munich, Nairobi, Paris, Reunion, Rodrigues, Roma, Singapura, dan Zürich.[21] Rute baru menuju Perth diresmikan pada bulan Desember 1991.[22] Bernama "Paille en Queue" dan disewa dari International Lease Finance Corporation (ILFC), Airbus A340-300 pertama pada bulan Mei 1994, setelah pengiriman, Boeing 747SP yang disewa dari SAA dikembalikan.[14] Maskapai penerbangan ini menjadi yang pertama di Belahan Bumi selatan yang menerbangkan A340-300.[23] A340-300 kedua, bernama "Pink Pigeon" dan dibeli langsung dari Airbus, diserahkan oleh produsen pesawat tersebut pada bulan Oktober. Layanan ke Brussels dan Cape Town diluncurkan pada bulan Juli dan November tahun itu. Juga disewa dari ILFC dan diberi nama "Kestrel", A340-300 ketiga Air Mauritius bergabung dengan armada pada bulan April 1995.[14] Maskapai penerbangan ini mulai berdagang di Bursa Efek Mauritius pada tahun tersebut.[24] Pada tahun 1996, Boeing 747SP terakhir dijual ke Qatar Airways dan penerbangan langsung ke Manchester diluncurkan. 2000 dan seterusnya![]() Pada April 2000, Air Mauritius memiliki 2.000 karyawan. Saat ini, maskapai ini memiliki lima pesawat Airbus A340-300, satu ATR42-300, dua ATR42-500 dan dua Boeing 767-200ER yang melayani jaringan rute termasuk Antananarivo, Brussels, Cape Town, Delhi, Durban, Frankfurt, Jenewa, Harare, Hong Kong, Johannesburg, Kuala Lumpur, London, Pulau Mahe, Manchester, Maputo, Mauritius, Melbourne, Milan, Mumbai, Munich, Paris, Perth, Pulau Rodrigues, Roma, Singapura, Saint-Denis, Saint-Pierre, Wina dan Zürich.[24] Destinasi![]() ![]() ![]() ![]() Pada bulan September 2015, maskapai ini menandatangani perjanjian kerja sama dengan Air Austral, Air Madagascar, Air Seychelles dan Int'Air Îles yang membentuk Vanilla Alliance dan bertujuan untuk meningkatkan layanan udara antar anggota Indian Ocean Commission.[25] Hingga Oktober 2018[update], Air Mauritius melayani 22 tujuan dari hub-nya di Bandar Udara Internasional Sir Seewoosagur Ramgoolam.[26] Perjanjian codeshareAir Mauritius memiliki perjanjian bisnis penerbangan dengan maskapai penerbangan berikut:[27] Program frequent flyerProgram frequent flyer Air Mauritius disebut Kestrelflyer, yang menawarkan akun Silver dan Gold.[30]
Referensi
Pranala luar![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Air Mauritius.
|
Portal di Ensiklopedia Dunia