Migrasi besar ke Kanada atau yang dikenal juga sebagai migrasi besar-besaran dari Inggris adalah periode dengan tingkat migrasi ke Kanada yang sangat tinggi pada tahun 1815 hingga 1850, yang melibatkan lebih dari 800,000 orang yang bermigrasi.[1] Meskipun Eropa masih kaya karena revolusi Industri, pesatnya laju pertumbuhan penduduk yang terjadi pada saat itu membuat jumlah pekerjaan menjadi relatif berkurang. Hal tersebut memaksa sebagian orang Eropa mencari ladang ekonomi di dunia baru, terutama di Kanada dan Amerika.[2]
Latar belakang
Di akhir abad ke-18 dan permulaan abad ke-19, terjadi transisi di sebagian Britania Raya yang perekonomian sebelumnya menggunakan tenaga pekerja buruh tergantikan oleh usaha manufaktur berbasis mesin. Transisi ini dimulai dari tahap mekanisasi industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi, dan peningkatan penggunaan batubara yang berkualitas lebih baik. Meskipun revolusi industri memulai era peningkatan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat disertai kenaikan standar hidup yang tinggi, pada saat yang sama terjadi ledakan populasi. Kenaikan kualitas standar kehidupan yang terjadi secara lambat pada dua ratus tahun terakhir menyebabkan memiliki banyak anak-anak merupakan suatu hal yang sangat mungkin dilakukan, dan membutuhkan biaya pemeliharaan yang juga lebih ekonomis. Pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan oleh petani miskin, setelah revolusi industri bahkan dapat diselesaikan dengan biaya yang lebih murah dengan menggunakan mesin. Hal ini menyebabkan hilangnya banyak pekerjaan. Efek gabungan dari beberapa hal yang terjadi pada saat itu sehingga membuat sulit sebagian orang untuk mendapatkan pekerjaan, mendorong orang-orang tersebut untuk pergi ke koloni-koloni di Amerika untuk mencari pekerjaan.[3][4]
Migrasi
Karena revolusi industri dimulai di Inggris, maka orang yang pertama kali melakukan migrasi, dan oleh karena itu merupakan mayoritas migran di Kanada ialah orang yang berasal dari Inggris yang berbahasa Inggris. Enam puluh persen dari para imigran ke Kanada ini merupakan orang Inggris, yang membuat mereka menjadi kelompok terbesar di Kanada.[5] Selanjutnya orang Irlandia pun datang ke Kanada karena terjadinya musibah kelaparan di Irlandia akibat kekurangan kentang (sehingga disebut kelaparan besar kentang/great potato famine).[6]
Selain orang-orang Inggris, orang-orang dari negara lain juga melakukan migrasi ke Kanada. Orang Amerika pergi ke British Columbia, provinsi paling barat Kanada, dalam rangka mencari emas, bahan yang paling banyak dicari setelah penemuan emas di California (California gold rush). Orang Tiongkok juga pergi ke British Columbia untuk membantu pembangunan jalur kereta api Canadian Pacific (Canadian Pacific Railway), dan untuk melarikan diri dari perang di negara mereka, serta dari musibah kelaparan akibat terjadinya perang tersebut. Migrasi yang belakangan terjadi ini dapat dianggap terpisah dari migrasi orang-orang ke Kanada yang berlangsung di masa sebelumnya.
Dampak
Migrasi besar yang terjadi memiliki dampak yang mendalam terhadap kebudayaan Kanada. Sebelum tahun 1815, 80% orang Kanada yang berbahasa inggris merupakan orang buangan atau imigran dari 13 koloni di bagian selatan Amerika atau keturunannya. Oleh karena itu, sampai pada tahun 1830-an orang Inggris Kanada lebih mengikuti budaya dan citarasa orang Amerika, terlepas dari pembagian politik atas keanggotaan mereka sebagai bagian dari Kerajaan Inggris dan kemerdekaan mereka. Hal ini dapat menjelaskan beberapa persamaan budaya, bahkan untuk yang terjadi pada saat ini. Pada awal Migrasi besar ke Kanada, Canadiens, orang Kanada keturunan Prancis, kalah jumlah dengan orang Kanada keturunan Inggris. Populasi orang Inggris Kanada berjumlah dua kali lipat orang Prancis Kanada, dari total penduduk sebanyak 2,4 juta jiwa. Orang Inggris Kanada juga memperluas wilayah kependudukan mereka hingga ke provinsi Lower, Kanada, yang menyebabkan perselisihan dengan orang Prancis Kanada yang ada disana. Kondisi padat migrasi ini menyebabkan munculnya wabah penyakit periodik seperti kolera di daerah Lower tersebut. Penyakit itu kemudian semakin menyebar ke daerah populasi perkotaan, dan mengakibatkan meningkatnya penggunaan pusat karantina seperti pulau Grosse Isle di Quebec dan pulau Partridge di New Brunswick.
Referensi