Mendis Jaya merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Desa Mendis Jaya dibentuk pada tahun 2007 dari pemekaran Desa Mendis.
Desa Mendis Jaya adalah salah satu desa yang berada di jalur Sungai Lalan, Sebelah Utara berbatasan Wonorejo dan Muara Medak, sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Lalan, sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Lalan, dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Bayung Lencir. Memiliki luas wilayah kurang lebih 10.784 ha yang terbagi menjadi menjadi 3 dusun dan 21 Rt dengan jumlah penduduk laki laki ± 1.754 dan perempuan ±1.675. Terdapat 3 perusahaan yang beroperasi di wilayah Desa Mendis Jaya yakni PT. Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFI), PT. Agronusa Bumi Lestari (ABL), dan PT. Musi Agro Sejahtera (MAS), serta dua perusahaan yang melewati Desa Mendis Jaya, namun operasi di wilayah lain yaitu PT. Paramarta Utama yang bergerak sebagai Subkontraktor Migas dan JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang.
Berdasarkan sejarahnya, dulu Desa Mendis dan Mendis Jaya adalah satu desa yang bernama Desa Mendis Laut. Wilayahnya membentang luas, berbatasan dengan Kel Bayung Lencir, Desa Simpang Bayat, Desa Telang, Desa Kali Berau, Desa Sindang Marga, Desa Pulai Gading, Desa Muara Medak, dan Desa Senawar Jaya. Mulai di huni sejak tahun 1.925 sebelum Indonesia merdeka, hal ini dibuktikan dengan adanya Nisan Kuburan tahun 1.934. Pada awal berdirinya bernama Mendis Laut, dan dipimpin oleh seorang Kriyo yang bertanggung jawab pada pesirah. Kriyo adalah jabatan setingkat kepala desa pada zaman sekarang. Beberapa kriyo yang tercatat sempat menjabat seperti, Datok Atob, Datok Nani, Mukhtar Wijatma, dan beberapa lagi yang belum sempat terlacak.
Pada awalnya Mendis Laut dihuni oleh beberapa Suku Kubu, yaitu suku asli di Bayung Lencir, yang mendiami beberapa rakit di sepanjang jalur Sungai Lalan. Barulah pada tahun 1930 ada laskar pejuang yang bertugas mengamankan wilayah Mendis Laut. Sejak saat itulah wilayah ini tercatat sebagai suatu wilayah yang diakui keberadaannya secara administrasi. Setelah sistem pemerintahan desa berganti, digantilah kriyo menjadi kepala desa. Kepala Desa pertama adalah Bapak Mukhtar Wijatma.
Pengaruh globalisasi mulai terasa sejak tahun 1.998, dimana keterbukaan informasi mulai dikumandangkan. Hal inilah yang menjadi penyebab adanya penambahan warga desa, sehingga Kepala Desa sejak saat itu mencanangkan pembukaan lahan untuk trans mandiri, siapa saja boleh masuk asal menetap di desa. Ketika masa jabatan kepala desa habis pada tahun 2004, diadakanlah pemilihan kepala desa yang diikuti oleh 2 orang calon kepala desa. Bapak Agus Sukowinandi dan Bapak Nuryadi (menantu Bapak Mukhtar Wijatma). Pemilihan Kepala Desa ini dimenangkan oleh Bapak Agus Sukowinandi, salah satu pendatang.
Terpilihnya pendatang membuat kondisi politik kurang harmonis. Sehingga diusulkanlah pemekaran Desa Mendis Laut. Pemekaran akhirnya disetujui setelah melalui proses yang panjang. Desa Mendis Laut dimekarkan menjadi 2 desa yakni Desa Mendis dengan Kepala Desa Bapak Agus Sukowinandi dan Desa Mendis Jaya dengan dipimpin oleh Pjs. Kepala Desa Bapak Mustofa selama 2 tahun, kemudian dilanjutkan oleh Bapak Zakaria Mukhtar selama 2 tahun. Pada tahun 2010 diadakanlah pemilihan kepala desa pertama yang hanya diikuti oleh satu calon kepala desa yakni Bapak Zakaria Mukhtar. Bapak Zakaria Mukhtar akhirnya terpilih menjadi kepala desa Mendis Jaya.
Proses penghitungan dan pemilihan Kepala Desa Mendis Jaya 2016
Pemilihan kepala desa selanjutnya dilakukan setelah masa jabatan Bapak Zakaria Mukhtar habis yaitu tahun 2016. Pada pemilihan kepala desa ini diikuti oleh 3 calon kepala desa. Yakni Sdr. Erlanda Yuda Mulyana, S.Pd calon nomor urut 1, Bapak Zakaria Mukhtar calon nomor urut 2, dan Sdr. Jefri Kr, S.Pd calon nomor urut 3. Proses pemilihan berlangsung hangat dan kompetitif yang akhirnya dimenangkan oleh Sdr. Jefri Kr, S.Pd dengan selisih 1 suara dari Bapak Zakaria Mukhtar calon nomor urut 3.
II.
PERKEMBANGAN DESA
1. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, penduduk Desa Mendis Laut pada awal masa berdirinya mempunyai penduduk yang masih sedikit namun dengan wilayah desa yang luas. Mayoritas warga mencari kayu di hutan untuk di jual di sawmill. Hal ini dibuktikan dengan adanya 2 sawmill berskala besar dan 1 sawmill berskala kecil, namun sekarang hanya tinggal 1 sawmill yang masih berdiri, itupun tidak terlalu lancar. Ketika tidak mencari kayu di hutan, beberapa warga desa membuka hutan desa untuk ditanami karet, ada juga yang mencari ikan untuk dijual di Pasar Bayung Lencir.
Mulai tahun 1998, Kepala Desa mulai mencanangkan penambahan jumlah warga. Sehingga dibukalah Trans Mandiri. Banyak penduduk berdatangan dan menetap di Desa Mendis Laut. Mereka membuka lahan dan menanam tanaman perkebunan seperti sawit dan karet. Seiring dengan pertambahan penduduk, dengan jumlah penduduk yang sudah meledak. Sehingga pada tahun 2006 Desa Mendis Laut di mekarkan menjadi dua desa. Yakni Mendis Jaya dan Mendis. Dua desa ini terpisahkan oleh Sungai Lalan.
Pada tahun 2008 beberapa perusahaan melirik Desa Mendis Jaya. Diantaranya Paramarta Utama yang bergerak di bidang Kontraktor MIGAS. PT. IFI yang bergerak dibidang peleburan kayu untuk dijadikan partikel, PT. ABL dan PT. Mas yang bergerak dibidang perkebunan sawit. Dengan masuknya perusahan tersebut, terbukalah lapangan pekerjaan bagi warga. Ada warga yang tetap berkebun, bekerja di perusahaan, menjadi buruh bangunan, dan ada juga yang bekerja di bidang jasa sampai dengan sekarang.
2. Bidang Politik
Pada awal berdirinya, Desa Mendis Laut di pimpin oleh seorang kriyo. Lalu seiring perkembangan zaman, berubah menjadi Kepala Desa. Kepala Desa Mukhtar Wijatma adalah salah satu yang menjadi kepala desa paling lama. Barulah pada tahun 2005, ada pemilihan kepala desa yang diikuti oleh dua pasang calon kepala desa. Baik itu warga pribumi dan warga pendatang baru. Pemilihan Kepala Desa tersebut di menangkan oleh Bapak Agus Sukowinandi, salah satu pendatang. Globalisasi adalah salah satu penyebabnya, sebab setelah adanya globalisasi dunia informasi terbuka, dan masyarakat menginginkan perubahan dengan mencari sosok pemimpin yang lebih terbuka.
Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab diusulkannya pemekaran desa. Ketika pemekaran disetujui, ditunjuklah Bapak Zakaria Mukhtar, putra dari Bapak Mukhtar Wijatma menjadi PJS. Kepala Desa Mendis Jaya. Menjabat sebagai PJS selama kurang lebih 4 tahun, kemudian pada tahun 2006 diadakanlah pemilihan Kepala Desa Mendis Jaya yang hanya diikuti oleh satu calon, dan dimenangkan oleh calon tersebut, yakni Bapak Zakaria Mukhtar.
Menjabat selama 6 tahun, setelah habis masa jabatan Kepala Desa, diadakanlah pemilihan kepala desa pada tahun 2016. Pemilihan kepala desa pada tahun 2016 diikuti oleh 3 calon kepala desa yaitu Erlanda Yuda Mulyana, Zakaria Mukhtar, dan Jefri Kr. yang dimenangkan oleh Sdr. Jefri Kr, S.Pd cucu dari kriyo Desa Mendis Laut, dengan selisih perolehan 1 angka, antara Jefri Kr, S.Pd dan Zakaria Mukhtar. Pemilihan kepala desa berlangsung hangat dan kompetitif. Hal ini menunjukkan kesadaran warga akan pentingnya seorang pemimpin sangat baik. Sehingga kedepan diharapkan perkembangan pendidikan politik warga menjadi lebih terbuka menuju demokrasi yang bermartabat.
3. Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, perkembangan pendidikan di Desa Mendis Jaya menunjukkan trend yang naik. Hal ini dibuktikan dengan tingkat pendidikan anak-anak yang makin menunjukkan peningkatan. Pada awalnya, sekolah tingkat dasar masih merupakan kelas jauh dari SDN 2 Bayung Lencir. Kemudian setelah mengalami peningkatan jumlah penduduk desa, bertambah siswa sekolah dasar tersebut, dan akhirnya ditingkatkan menjadi definitif.
Kemajuan teknologi komunikasi membuat Desa Mendis Jaya ikut terimbas globalisasi. Hal ini berdampak positif dan negatif bagi pendidikan di Desa Mendis Jaya. Dampak positifnya adalah dengan semakin mudahnya mencari informasi, kesulitan, masalah yang muncul dalam proses pembelajaran semakin mudah dicari solusinya dengan bantuan media internet maupun bertanya pada teman guru dari sekolah lain via telepon.
Kemajuan di bidang transportasi pun sedikit banyak ikut mengubah sendi-sendi sopan santun. Jika sebelum globalisasi siswa ketemu gurunya akan menunduk, ataupun bersalaman, sekarang siswa cukup dengan klakson sudah lewat selamat tinggal. Dampak negatif yang lain adalah perilaku siswa yang meniru apa yang mereka lihat di televisi. Sehingga hal ini sering menjadi bahasan guru dalam rapat maupun KKG, bagaimana mencari cara agar para generasi penerus tidak terlalu terjun bebas di bidang budaya.
4. Bidang Sosial Budaya
Dalam bidang sosial budaya, globalisasi memegang peranan yang cukup signifikan dalam mempengaruhi pola budaya warga Desa Mendis Jaya. Jika pada awalnya, ketika ada kegiatan kerja bakti kemudian ada warga yang lewat, maka setidaknya warga tersebut berhenti dan beramah tamah walaupun sejenak. Kini jika bertemu dengan kejadian seperti tersebut, maka cukup dengan klakson saja kemudian melanjutkan perjalanan. Begitu juga saat ada pemuda naik motor, ketika ada orang tua yang lewat atau di depannya, maka cukup dengan klakson atau menyapa, bahkan jika sama-sama membawa kendaraan, maka akan berusaha untuk mendahului.
Dalam bidang hiburan anak-anak, anak-anak lebih senang sibuk dengan gadget mereka sendiri. Ketika bertemu temannya yang dibahas adalah masalah game atau masalah lain seputar gadget mereka. Sangat sulit ditemui, anak-anak yang memainkan mainan tradisional seperti dakocan, ingkling, pantak lele, dan lain-lain. Semua itu disebabkan karena anak-anak lebih suka sibuk dengan gadget mereka. Secara perlahan pun, semakin berkurang anak-anak bersosialisasi dengan teman sebaya mereka, yang semakin memunculkan sikap mementingkan diri sendiri dan menggerus gotong royong dan rasa kebersamaan.