Melasti adalah upacara pensucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu di Bali.[1] Upacara Melasti digelar untuk menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.[1] Upacara Melasti dilaksanakan di pinggir pantai dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu dan membuangnya ke laut.[2] Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau, dan laut dianggap sebagai air kehidupan (tirta amerta).[1] Selain melakukan persembahyangan, upacara Melasti juga adalah pembersihan dan penyucian benda sakral milik pura (pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya).[2] Benda-benda tersebut diarak dan diusung mengelilingi desa.[2] Hal ini dimaksudkan untuk menyucikan desa.[2] Dalam upacara ini, masyarakat dibentuk berkelompok ke sumber-sumber air seperti danau dan laut.[1] Satu kelompok berasal dari wilayah atau desa yang sama.[1] Selruh peserta mengenakan baju putih.[2] Para pemangku berkeliling dan memercikan air suci kepada seluruh warga yang datang serta perangkat-perangkat peribadatan dan menebarkan asap dupa sebagai wujud mensucian.[1] Pelaksaaan upacara Melasti dilengkapi dengan berbagai sesajian sebagai simbol Trimurti, 3 dewa dalam Agama Hindu, yaitu Wisnu, Siwa, dan Brahma, serta Jumpana, singgasana Dewa Brahma.[2]
Untuk menyambut Hari Raya Nyepi, pelaksanaan upacara Melasti ini di bagi berdasarkan wilayah, di Ibu kota provinsi dilakukan Upacara Tawur.[2] Di tingkat kabupaten dilakukan upacara Panca Kelud.[2] Di tingkat kecamatan dilakukan upacara Panca Sanak. Di tingkat desa dilakukan upacara Panca Sata.[2] Dan di tingkat banjar dilakukan upacara Ekasata.[2] Sedangkan di masing-masing rumah tangga, upacara dilakukan di natar merajan (sanggah).[2] Upacara ini dilaksanakan agar umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan Hari Raya Nyepi.[2]