Mayawati adalah politikus India, pemimpin Partai Bahujan Samaj (PBS) dan Ketua Menteri Uttar Pradesh sebanyak empat kali.[1] Mayawati lahir di Delhi India pada tanggal 15 Januari 1956 dengan nama lengkap Kumari Mayawati Das. Dia mendapatkan gelar sarjana hukum dari Universitas Delhi. Pada tahun 1984 dia bergabung dengan Partai Bahujan Samaj (PBS) yang baru didirikan oleh Kanshi Ram. Karier politiknya dimulai pada tahun 1989 saat memenangkan kursi di parlemenLok Sabha. Mayawati tiga kali menduduki kursi parlemen Lok Sabha (Majelis Rendah), tiga kali juga menduduki kursi parlemen Rajya Sabha (Majelis Tinggi).[2]
Mayawati terpilih menjadi Ketua Menteri Uttar Pradesh pada tahun 1995 dan merupakan wanita pertama dari golongan dalit yang menjabat posisi ini. Setelahnya, Mayawati menjabat posisi ini tiga kali yaitu tahun 1997, tahun 2002-2003 dan 2007-2012. Mayawati adalah pemimpin Partai Bahujan Samaj sejak tahun 2003 menggantikan mentor politiknya yang juga pendiri partai, Kanshi Ram [2][3][4]
Keberadaan Mayawati di Partai Bahujan Samaj membuatnya menjadi simbol ikonik di antara kaum dalit dengan sebutannya yang popular sebagai "Behenji" atau saudara perempuan. Kontribusinya kepada partai ditunjukkan dengan banyaknya dana yang berhasil Mayawati galang untuk PBS.[3]
Pada tahun 2002, Biro Pusat Investigasi (BPI) India menuduhnya terlibat dalam penyimpangan keuangan pada proyek koridor Taj Mahal. Walaupun pada tahun 2007 dinyatakan tidak ada bukti yang cukup atas tuduhan terhadap Mayawati. Dia juga menghadapi tuduhan pemerintahan yang jelek, memperkaya diri sendiri hingga dipertanyakannya komitmen Mayawati terhadap kasta-kasta rendah saat masa jabatannya sebagai Ketua Menteri Uttar Pradesh yang keempat kalinya.[2][3]
Awal kehidupan
Mayawati lahir dari keluarga dalit atau paria (golongan orang yang dalam sistem kasta di India tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan apapun kecuali pekerjaan paling rendah, disebut juga golongan untouchable atau golongan yang diharamkan untuk disentuh, mereka kaum yang tidak berkasta serta keberadaannya tidak dianggap dalam masyarakat tradisional India) dengan nama lengkap Kumari Mayawati das. Mayawati lahir di rumah sakit Shrimati Sucheta Kriplani pada tanggal 15 Januari 1956. Ayahnya Prabhu Das adalah seorang pegawai kantor pos di Badalpur Gautam, Buddha Nagar, dan ibunya bernama Ram Rathi.[3][4][5][6] Mayawati memperoleh gelar B.A. (bachelor of art) dari Perguruan Tinggi untuk Perempuan Kalindi yang berada di bawah Universitas Delhi. Gelar B.Ed (bachelor of education atau sarjana pendidikan) di Perguruan Tinggi VLMG, Ghaziabad pada tahun 1976 dan gelar LL.B (legum baccalaureus atau sarjana hukum) dari Universitas Delhi pada tahun 1983. Antara tahun 1977 hingga 1984 Mayawati mengajar di koloni Inderpuri Jugghi Jupri di Delhi sambil mempersiapkan ujian IAS (Indian Administrative Service). Pada tahun 1977, politisi terkenal untuk kaum dalit, Kanshi Ram, secara kebetulan berkunjung ke rumahnya. Kanshi Ram terkesan dengan kemampuan dan keberanian Mayawati saat berbicara tentang ide-idenya. Dia kemudian memotivasi Mayawati untuk terjun ke dunia politik dengan mengatakan padanya,
Aku akan membuatmu menjadi pemimpin besar suatu hari nanti sampai-sampai bukan hanya satu tapi semua pegawai IAS akan berbaris untuk menunggu perintahmu.[4]
Pada saat Kanshi Ram membentuk Partai Bahujan Samaj pada tahun 1984, dia mengajak Mayawati untuk bergabung.[1][3][4][6]
Karier politik
Saat mulai bergabung dengan Partai Bahujan Samaj pada tahun 1984, Mayawati dua kali gagal dalam pemilihan pada tahun 1985 dan 1987 sebelum akhirnya bisa menang di daerah pemilihan Uttar Pradesh pada tahun 1989. Dia terpilih sebanyak tiga kali untuk duduk di parlemen Lok Sabha yaitu pada tahun 1998, 1999 dan 2004, serta tiga kali di parlemen Rajya Sabha pada tahun 1994, 2004 dan 2012. Partai Bahujan Samaj adalah partai yang menyuarakan dan mewakili masyarakat golongan bawah dalam hierarki sosial Hindu di India. Mereka yang dimaksud adalah golongan yang tidak berkasta, penduduk pribumi dan golongan minoritas yang lainnya baik itu minoritas dari sisi agama maupun sosial. Partai ini giat memberikan kritik tentang ketidaksetaraan dalam sistem kasta dan memperjuangkan hak golongan bawah di India dalam berbagai aspek kehidupan. Mayawati lewat partai ini, membawa banyak perubahan di sektor pemerintah dan sektor swasta untuk golongan minoritas dan golongan bawah. Di India, keterlibatan golongan minoritas di segala bidang dibatasi oleh sistem kasta. Kontribusi Mayawati menyebabkan meningkatnya jatah untuk golongan minoritas.[2][7]
Mantan Perdana Menteri India P.V. Narasimha Rao menyebutnya sebagai keajaiban demokrasi saat Mayawati menjabat sebagai Ketua Menteri Uttar Pradesh untuk pertama kalinya. Mayawati adalah wanita dari golongan dalit pertama yang menjadi ketua menteri, sekaligus ketua menteri wanita termuda yang pernah menjabat.[6][8][9]
Pendukung PBS menyebutnya sebagai Behenji (saudara perempuan). Pada tahun 2001, Kanshi Ram menunjuknya sebagai pemimpin partai menggantikannya.[6][10]
Mayawati menjabat sebagai Ketua Menteri Uttar Pradesh sebanyak empat kali. Yang pertama pada tahun 1995 untuk masa jabatan 4 bulan, yang kedua pada tahun 1997 masa jabatan 6 bulan, yang ketiga pada tahun 2002 masa jabatan 1 tahun 3 bulan dan terakhir pada tahun 2007 selama 5 tahun. Mayawati memberikan kontribusi yang besar terhadap kaum dalit dan Uttar Pradesh selama menjabat Ketua Menteri Uttar Pradesh. Selama masa kepemimpinannya, Mayawati membenahi semua sektor. Proyek kemitraan antara swasta dan pemerintah adalah kebijakan ekonominya. Proyek ini mengerjakan banyak hal mulai dari penyediaan air minum, jalanan, sarana transportasi, kesehatan, industri, energi dan banyak lagi. Bagi para petani, pemerintah mengadakan proyek bantuan finansial untuk mereka. Mayawati juga terus mendorong perekonomian dan perdagangan dengan membangun Jalur Cepat Gangga, Jalur Cepat Yamuna dan Kanal Gangga yang bukan hanya mampu mengontrol banjir tapi juga mengurangi waktu tempuh perjalanan yang berdampak pada ekonomi. Mayawati menciptakan skema kontrak pengadaan untuk pemerintah dengan sistem transparansi internet sehingga siapa saja bisa melihat dan melakukan kontrol. Berbagai kebijakan ekonominya meningkatkan fasilitas infrastruktur, meningkatkan kesempatan kerja, merangsang ekspor dan investasi domestik dan asing. Ini menyebabkan peningkatan laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Uttar Pradesh hingga di angka 17% yang merupakan PDB tertinggi yang pernah dimiliki Uttar Pradesh. Di sektor pendidikan, Mayawati meningkatkan anggarannya hingga 18% pertahun serta menambah program beasiswa. Di bidang hukum, ada banyak kebijakan yang dibuat oleh Mayawati. Salah satunya adalah membentuk Dewan Perekrutan Polisi Uttar Pradesh. Sekitar 18.000 polisi dengan sistem perekrutan yang tidak jelas, dipecat pada masa kepemimpinannya begitu juga dengan polisi-polisi yang korupsi. Mayawati juga membentuk Tim Anti Teroris dan Undang-Undang Gangster. Dan untuk pertama kalinya dalam sejarah Uttar Pradesh, para pesohor dan orang-orang yang berpengaruh, yang terbukti melakukan pelanggaran hukum, semuanya diproses di bawah moto "semua setara di hadapan hukum". Ini termasuk beberapa menteri, mantan menteri dan legislator tanpa pandang bulu. Mayawati juga memberikan perhatian terhadap tindak kekerasan dan pemerkosaan terhadap wanita yang tinggi di India. Dia membentuk kantor polisi khusus wanita, bantuan lewat telepon untuk korban dan perencanaan keluarga untuk kaum wanita. Hal ini dinilai berhasil, karena persentase tindak kriminal terhadap wanita yang dijatuhi hukuman di Uttar Pradesh sampai ekitar 94,1%. Kebijakannya juga menyebabkan penurunan angka kejahatan terhadap kaum wanita yang bahkan lebih rendah dari rata-rata kasus di tingkat nasional. Di masa kepemimpinan Mayawati pula, Uttar Pradesh menyelenggarakan balap mobil Formula Satu yang pertama di Sirkuit Internasional Buddh.[10][11]
Kontroversi
Pada tahun 2002, namanya terseret bersama menterinya Nasimuddin Siddiqui dalam kasus koridor Taj Mahal. Mereka dituduh terlibat penggelapan dana sebesar Rs 175 crore (sekitar 360,5 miliar rupiah) walaupun pada tahun 2007 dinyatakan tidak ada bukti yang cukup terhadap Mayawati. Dia juga dikritik karena menghabiskan uang untuk 75 patung-patung gajah simbol partainya dan juga patung dirinya. Pada tahun WikiLeaks mengkritiknya karena mempekerjakan orang untuk mencicipi makanan untuknya dengan alasan keamanan dan karena mengirimkan jet pribadi ke Mumbai untuk mengambil sepasang sandal. Pada tanggal 15 April, Komisi Pemilu India (KPI) memberlakukan larangan kampanye selama 48 jam karena pelanggaran aturan pemilihan. Komitmen Mayawati terhadap kaum dalit dan minoritas pun mulai dipertanyakan karena strategi politiknya yang melibatkan kasta brahmana di dalam Partai Bahujan Samaj. Dia juga dituduh memperkaya diri sendiri karena jumlah kekayaannya yang meningkat pesat serta kepemilikan beberapa properti. Pada salah satu perayaan ulang tahunnya yang dirayakan sebagai hari Jan Kalyankari Diwas oleh pendukungnya, dia muncul dengan perhiasan sarat berlian.[2][4][9]