Masjid Sultan Suriansyah

مسجد السلطان سوريانسيه
Masjid Sultan Suriansyah
PetaKoordinat: 3°17′36″S 114°34′19″E / 3.29333°S 114.57194°E / -3.29333; 114.57194
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiJalan Kuin Utara, Kuin Utara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturBanjar

Masjid Sultan Suriansyah atau Masjid Kuin adalah sebuah masjid bersejarah di Kota Banjarmasin yang merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550), Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam.[1] Masjid Kuin merupakan salah satu dari tiga masjid tertua yang ada di kota Banjarmasin pada masa Mufti Jamaluddin (Mufti Banjarmasin), masjid yang lainnya adalah Masjid Besar (cikal bakal Masjid Jami Banjarmasin) dan Masjid Basirih.[2] Masjid ini terletak di Jalan Kuin Utara, Kelurahan Kuin Utara, kawasan yang dikenal sebagai Banjar Lama merupakan situs ibu kota Kesultanan Banjar yang pertama kali. Masjid ini letaknya berdekatan dengan komplek makam Sultan Suriansyah dan di tepian kiri sungai Kuin.

Masjid yang didirikan di tepi sungai Kuin ini memiliki bentuk arsitektur tradisional Banjar, dengan konstruksi panggung dan beratap tumpang. Pada bagian mihrab masjid ini memiliki atap sendiri yang terpisah dengan bangunan induk.

Masjid kuno

Lawang Agung

Kekunoan masjid ini dapat dilihat pada 2 buah inskripsi yang tertulis pada bidang berbentuk segi delapan berukuran 50 cm x 50 cm yakni pada dua daun pintu Lawang Agung. Pada daun pintu sebelah kanan terdapat 5 baris inskripsi Arab-Melayu berbunyi:

Ba'da hijratun Nabi Shalallahu 'alahihi wassalam sunnah 1159[3] pada Tahun Wawu ngaran Sultan Tamjidillah Kerajaan dalam Negeri Banjar dalam tanah tinggalan Yang mulia.

Sedangkan pada daun pintu sebelah kiri terdapat 5 baris inskripsi Arab-Melayu berbunyi:

Kiai Damang Astungkara mendirikan wakaf Lawang Agung Masjid di Nagri Banjar Darussalam pada hari Isnain pada sapuluh hari bulan Sya'ban tatkala itu (tidak terbaca)[4].

Kedua inskripsi ini menunjukkan pada hari Senin tanggal 10 Sya'ban 1159 Hijriyah (1744/45 M) telah berlangsung pembuatan Lawang Agung (pintu utama) oleh Kiai Demang Astungkara pada masa pemerintahan Sultan Sepuh Panembahan Badarul Alam atau Sultan Tamjidullah I (1734-1759 M).

Mimbar Masjid

Mimbar Masjid Sultan Suriansyah.

Pada mimbar yang terbuat dari kayu ulin terdapat pelengkung mimbar dengan kaligrafi berbunyi:

Allah Muhammadarasulullah

Pada bagian kanan atas terdapat tulisan:

Krono Legi : Hijrah 1296[5] bulan Rajab hari Selasa tanggal 17

Sedang pada bagian kiri terdapat tulisan:

Allah subhanu wal hamdi al-Haj Muhammad Ali al-Najri

Ini berarti pembuatan mimbar pada hari Selasa Legi tanggal 17 Rajab 1296, atas nama Haji Muhammad Ali al-Najri.

Filosofi ruang

Pola ruang pada Masjid Sultan Suriansyah merupakan adaptasi pola ruang dari arsitektur Masjid Agung Demak yang dibawa bersamaan dengan masuknya agama Islam ke daerah ini oleh Khatib Dayan. Arsitektur mesjid Agung Demak sendiri dipengaruhi oleh arsitektur Jawa Kuno pada masa kerajaan Hindu. Identifikasi pengaruh arsitektur tersebut tampil pada tiga aspek pokok dari arsitektur Jawa Hindu yang dipenuhi oleh masjid tersebut. Tiga aspek tersebut: atap meru, ruang keramat (cella) dan tiang guru yang melingkupi ruang cella. Meru merupakan ciri khas atap bangunan suci di Jawa dan Bali. Bentuk atap yang bertingkat dan mengecil ke atas merupakan lambang vertikalitas dan orientasi kekuasaan ke atas. Bangunan yang dianggap paling suci dan dan penting memiliki tingkat atap paling banyak dan paling tinggi. Ciri atap meru tampak pada Masjid Sultan Suriansyah yang memiliki atap bertingkat sebagai bangunan terpenting di daerah tersebut. Bentuk atap yang besar dan dominan, memberikan kesan ruang di bawahnya merupakan ruang suci (keramat) yang biasa disebut cella. Tiang guru adalah tiang-tiang yang melingkupi ruang cella (ruang keramat). Ruang cella yang dilingkupi tiang-tiang guru terdapat di depan ruang mihrab, yang berarti secara kosmologi cella lebih penting dari mihrab.

Pemugaran

Arsitektur masjid di Indonesia tampil dengan keunikan tersendiri dibanding masjid-masjid di negara islam lainnya yang biasanya sangat dipengaruhi oleh arsitektur gaya Timur Tengah. Indonesia tidak demikian. Kekhasannya memang kental Indonesia yang kerap diterjemahkan bernuansa Jawa kuno. Atap bertumpang, antara dua sampai lima, misalnya memang merupakan satu dari dua pola bangunan masjid-masjid di nusantara tempo dulu hingga sekarang.

Gaya masjid tempo dulu kebanyakan adalah adalah gaya atap bertumpang. Konon gaya arsitekstur ini dipelopori oleh masjid Demak yang memang sangat dipengaruhi oleh nuansa keraton. Sebab para tukang yang membangunnya, menurut cerita “babad Tanah Jawi” didatangkan khusus dari Kerajaan Majapahit dibawah petunjuk dan pengawasan para Wali Songo. Dan konon menurut cerita tersebut kepala dari para tukang Majapahit adalah Raden Sepat, sang arsitekstur pertama masjid-masjid kala itu. Tak heran bila kemudian masjid-masjid setelah Demak didirikan atas rancang bangun Raden Sepat ini, tukang Majapahit menjadi sangat terkenal dan muncul semacam imej tersendiri pada waktu itu bahwa masjid tertua di Pulau Jawa itu adanya pertama kali di kota di Majapahit.

Masjid Sultan Suriansyah sebelum direnovasi.

Walau kemudian perkembangan masjid di luar Tanah Jawa di era raja-raja menggunakan para tukang setempat, namun pengaruh atap bertumpang tak bisa dihindarkan. Masjid Sultan Suriansyah (Sunan Batu Habang) di Kuin Kota Banjarmasin ini misalnya, yang merupakan masjid tertua di Kalimantan dan dibangun sekitar awal-awal abad ke-16 ini ternyata menggunakan corak yang sama dengan masjid Demak di Pulau Jawa. Walaupun dikerjakan oleh tukang-tukang dari Kampung Kuin sendiri, namun dalam hal pengawasan masih dipegang oleh Khatib Dayan utusan dari Jawa. Dan uniknya lagi atapnya juga bertumpang. Jadi tak heran jika masjid gaya atap tumpang ini terkesan ada pengaruh Hindu, sebab Majapahit memang didominasi ajaran Hindu, lalu gaya ini terbawa hingga sekarang. Begitu juga ketika anda melihat bangunan masjid didaerah Banua lima yang dibangun oleh Khatib Dayan dan teman-temannya juga mengikuti pola yang sama ”Atap Bertumpang”. Bahkan dimasa kepemimpinan era Presiden Soeharto, masjid gaya atap tumpang ini seperti dihidupkan kembali melalui Lembaga Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila dimana masjid-masjid Pancasila dibangun mulai dari kota propinsi hingga kecamatan dengan gaya tunggal: atap tumpang tiga. Sedang masjid berkubah biasanya dibangun oleh masyarakat secara gotong-royong dengan modifikasi bangunan yang lebih beragam, tentunya.

Ketika dimulai pelaksanaan rehab, Masjid Sultan Suriansyah ini adalah bangunan panggung dengan atap tumpang tiga. Di bagian puncaknya dilengkapi dengan kubah aluminium. Sedangkan bagian atap mihrabnya berupa limas segi enam yang terbuat dari bahan sirap. Kondisinya memang masih relatif baru. Atap tumpang tiga itu juga terbuat dari sirap. Berbeda dengan atap bagian mihrab, bagian bangunan utama ini kondisinya sudah lapuk yang dihiasi dengan sebuah kubah terbuat dari aluminium. Bagian atap bagian dalam dilapisi dengan plafon yang terbuat dari plywood, juga kondisinya sudah lapuk. Berbeda dengan atap bagian ruang utama dan mihrab, atap pada bagian salasar dan perluasan terbuat dari seng. Itu pun sudah karatan akibat sudah lama digunakan. Konstruksi pondasi asalnya tak dapat diketahui secara pasti, sebab ketika dilakukan penggalian, meskipun lokasi penggalian di pinggir sungai, tetapi tidak ditemukan adanya sisa-sisa tiang pancang. Itulah sebabanya berdasarkan analisa arsitektur, kondisi pondasi yang dipakai pada wal pembangunannya bisa jadi menggunakan pondasi kalang batang yaitu teknologi yang menggunakan batang pohon besar dan panjang sebagai tempat menancapkan tiang-tiang. Rekaaan atau perkiraan ini memang tidak diperkuat dengan bukti berupa batang-batang yang tersisa namun sangat besar kemungkinan batang yang dijadikan sudah hancur dan menyatu dengan tanah. Analisa lainnya adalah kemungkinan menggunakan konstruksi pondasi pancangan kayu kapur naga. Sebab pada umumnya bangunan kuno di Kalsel menggunakan pondasi dari bahan demikian. Tetapi yang jelas tersisa dari pondasi di masjid ini adalah pondasi kacapuri biasa dengan tongkat ulin biasa pula dan kondisinya sudah sangat hancur. Khusus untuk tiang utamanya (tiang guru) dan mihrab, pondasinya relatif masih baru berupa pancangan galam yang dilengkapi dengan neut beton bertulang, artinya sudah ada sentuhan teknologi modern yang sangat mungkin digunakan pada rehab sebelumnya.

Masjid Sultan Suriansyah tahun 1980 yang menggunakan kubah aluminium. Ini adalah bentuk pemugaran Masjid Sultan Suriansyah yang dipelopori oleh Kodam X Lambung Mangkurat pada tahun 1976.
Renovasi total Masjid Sultan Suriansyah tahun 1999 yang dipelopori oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Tiang tengah (Sokoguru) dari kayu halayung lapuk dimakan usia diganti dengan kayu Ulin.

Tiang guru tersebut berbentuk penampang segi delapan dengan lebar sekitar 30 cm. Tiang ini mengalami kerusakan terutama dibagian bawah atau kakinya. Tetapi oleh masyarakat setempat rupanya diselamatkan dengan membungkus bagian yang rusak itu dengan beton bertulang. Tiang utama lainnya juga terbuat dari kayu ulin dengan penampang persegi empat. Lebarnya bervariasi antara 8 cm x 8 cm sampai 15 cm x 15 cm, juga dalam kondisi rusak parah. Untuk selasarnya, tiang yang digunakan adalah tiang beton bertulang yang kondisinya relatif masih baik. Begitu juga dengan lantai bangunan induknya yang terbuat dari papan ulin yang sebagian besar sudah lapuk pula. Sedangkan untuk bagian selasar dan teras lantainya terbuat dari ubin. Dinding bangunan sebagian besar menggunakan dinding bata, pada bagian mihrabnya yang relatif masih baru digunakan dinding papan ulin yang dilapisi semen dan keramik. Sedangkan dinding bagian atas bangunan menggunakan papan ulin saja. Pintu-pintu yang ada berupa kaca yang sebagian besar sudah rusak. Pintu yang masih asli tersisa sepasang dengan kondisi relatif masih baik. Daun pintunya juga dihiasi dengan ukiran kaligrafi Bahasa Arab Melayu yang menyatakan makna “Sesudah Hijrah Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam th. 1141 Hijriah, wakaf zaman Sultan Tamdjidillah, Kerajaan Dalam Negeri Banjar”. Sementara mimbar yang ada dan terbuat dari kayu jati, pada gerbang mimbarnya terdapat tulisan kaligrafi dengan tulisan kalimat tauhid “la ilaha ilallah Muhamadurasulullah” dan tulisan “Subhanallah walhamdulillah, Subhanallah al Adzim”. Selain itu ada juga tulisan Arab Melayu pada bagian kanan bawahnya dengan makna “hari Selasa 27 rajab 1296 Hijriah" dan dari kiri bawah dengan makna tulisan "Diukir oleh H. Muhammad Ali Al-Banjary”. Itulah bagian-bagian yang ada sebelum pelaksanaan pemugaran masjid bersejarah ini yang dimulai sejak tanggal 3 September 1999, kala itu Gubernur Kalimantan Selatan dipimpin oleh Drs. H. Gusti Hasan Aman.

Setelah pemugaran, kesan pertama yang sering terdengar dari orang yang pertama kali memandang adalah “kembali ke nuansa arsitektur tradisional Banjar abad-15". Itulah sedikit gambaran betapa berubahnya bentuk masjid ini setelah dipugar dan direhabilitasi kembali. Bangunan bujur sangkar berukuran 15, 2 meter x 15, 2 meter itu pun ramai dihiasi kaligrafi Arab. Denah bangunan ini ketika mau direhabilitasi total menunjukan sebuah masjid yang bagian dalamnya seluas 434 m2. Rinciannya adalah: ruang induk berukuran 19, 5 meter x 20, 4 meter sehingga hampir berbentuk sama persegi panjang. Sedangkan ruang mihrab atau paimamam luasnya 7, 5 meter x 5 meter, lebih ke bentuk persegi panjang. Memang tak terlalu besar untuk ukuran sebuah masjid pada zaman sekarang ini. Namun kesan pertama yang akan kita saksikan adalah ornamen kaligrafi Arabnya yang lebih mencolok dibanding sisi-sisi yang lain. Seakan tak ada detail bangunan tanpa hiasan dan pahatan kaligrafi. Berbicara tentang ormanen khas Banjar biasanya lebih banyak bermotif flora dan fauna, mulai dari beranda masjid hingga dinding-dinding yang memisahkan antara alam luar dan dalam ruangan masjid. Pada 17 buah pintu yang ada, disetiap daun pintunya dibuat ventilasi udara yang bermotif kaligrafi syahadat. Begitu pula empat tiang utama ruangan dalam diberikan sentuhan ornamen. Bahkan sampai pada ujung-ujungnya yang menghubungkan dengan langit-langit.

Putaka waluh dan buntut ayam di atas Kubah Masjid Sultan Suriansyah saat renovasi total tahun 1999.

Memang ada beberapa bagian asal yang tertinggal seperti daun pintu utama serta beberapa ornamen masjid. Dari situlah benang merah direntangkan. Diperkaya dari beberapa keterangan tetuha di kampung Kuin dan studi banding ke mesjid-mejid kuno di daerah Hulu sungai yang juga bekas sisa-sisa peninggalan dakwah Khatib Dayan, foto-foto dokumentasi masjid sebelum dipugar pada tahun 1976, maka dikembalikanlah bentuk bangunan masjid ini ke bentuk dan posisi semula. Untuk warna ternyata hijau dan kuninglah menjadi pilihan utama sebagai warna dasar. Hal ini berdasarkan petunjuk yang bisa ditiru yaitu pada warna mimbar dan daun pintu yang masih ada sisa-sisa warna alami yaitu kuning dan hijau. Dalam hal ini yang paling mendasar dari rehabilitasi masjid Sultan Suriansyah ini adalah menjadikan pondasi dari pancangan kayu galam dan neut beton sebagai konstruksinya. Sedangkan untuk struktur lainnya seperti tiang dan atap khusus untuk bangunan utama dikembalikan ke bentuk asli yaitu menggunakan kayu ulin. Teknik pengerjaaannya pun dikerjakan oleh tenaga yang terampil dibidangnya. Tiang utama masih menggunakan batang kayu ulin yang asli, namun diperbaiki pada bagian yang sudah keropos dengan cara menambalnya, kemudian membungkusnya dengan ornamen kayu ulin berbentuk persegi kotak. Sedangkan bangunan teras dan serambi yang merupakan bangunan tambahan, konstruksinya adalah beton bertulang.

Interior Masjid Sultan Suriansyah.

Begitu pula untuk bangunan atap yang sebelum dipugar tahun 1999 yang masih berbentuk kubah dikembalikan ke bentuk asal yaitu atap limas tumpang tiga. Bentuk denah masjid pun dilakukan perbaikan arah kiblat yang semula mengalami kemiringan sedikit pergeseran. Untuk itulah akhirnya ada juga sedikit pergeseran tiang bangunan untuk mengikuti posisi arah kiblat itu. Kalau pada bagian utama, bangunan atapnya dikembalikan pada bentuk limas tumpang tiga dengan bahan utama sirap, maka pada atap bagian mihrab juga dikembalikan ke bentuk limas segi enam. Sedangkan untuk atap bagian serambi berbentuk limas segi empat. Atap-atap ini dilengkapi pula dengan petaka berbentuk waluh dan jamang melati pada setiap atap dan pilis-pilisnya. Sedangkan untuk bagian salasar yang juga merupakan bangunan tambahan, atapnya menggunakan dak beton. Sementara lisplank pada bagian salasar dibuat dari beton bertulang dan dilapisi dengan papan ulin yang diolah dalam bentuk tradisional.[6]

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Indonesia) Zein, Abdul Baqir (1999). Masjid-masjid bersejarah di Indonesia. Gema Insani. hlm. 328. ISBN 979-561-567-X. ISBN 978-979-561-567-5
  2. ^ (Indonesia) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (2005). Sejarah dan dialog peradaban: persembahan 70 tahun Prof. Dr. Taufik Abdullah. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. ISBN 979-3673-84-2. ISBN 978-979-3673-84-4
  3. ^ 1744/1745 Masehi
  4. ^ Perhitungan kalender Aboge, dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu dengan urutan terdiri tahun Alif (1153), Ha (1154), Jim awal (1155), Za (1156), Dal (1157), Ba (1158), Wawu (1159), dan Jim akhir (1160)
  5. ^ 1880/1881 Masehi
  6. ^ "WISATA RELIGIUS MASJID BERSEJARAH SULTAN SURIANSYAH ( MASJID TERTUA DI KOTA BANJARMASIN – Yayasan" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-07. 

3°17′40″S 114°34′34″E / 3.29433056577°S 114.576103775°E / -3.29433056577; 114.576103775

Read other articles:

1976 American film9 Lives of a Wet PussyPosterDirected byAbel FerraraWritten byNicholas GeorgeStarring Pauline LaMonde Dominique Santos CinematographyFrancis X. WolfeEdited byK. James LovttitMusic byJoe DeliaRelease date 1976 (1976) Running time70 minutesCountryUnited StatesLanguageEnglish 9 Lives of a Wet Pussy is a 1976 American pornographic film directed by Abel Ferrara (under the pseudonym Jimmy Boy L.) in his feature directorial debut.[1][2] Written by Nicholas St. John…

2000 film by David Gordon Green George WashingtonThe Criterion Collection DVD coverDirected byDavid Gordon GreenWritten byDavid Gordon GreenProduced by Sam Froelich David Gordon Green Sacha W. Mueller Lisa Muskat Starring Candace Evanofski Curtis Cotton III Donald Holden Damian Jewan Lee Rachael Handy Paul Schneider CinematographyTim OrrEdited by Zene Baker Steven Gonzales Music by Michael Linnen David Wingo Productioncompanies Youandwhatarmy Filmed Challenges Blue Moon Film Productions Down Hom…

  「俄亥俄」重定向至此。关于其他用法,请见「俄亥俄 (消歧义)」。 俄亥俄州 美國联邦州State of Ohio 州旗州徽綽號:七葉果之州地图中高亮部分为俄亥俄州坐标:38°27'N-41°58'N, 80°32'W-84°49'W国家 美國加入聯邦1803年3月1日,在1953年8月7日追溯頒定(第17个加入联邦)首府哥倫布(及最大城市)政府 • 州长(英语:List of Governors of {{{Name}}}]]) • …

Interior dari Museum Pencakar Langit Model arsitektural asli dari World Trade Center pada pameran di Museum Pencakar Langit Museum Pencakar Langit (bahasa Inggris: The Skyscraper Museum) merupakan museum arsitektur yang terletak di Battery Park City, Manhattan, New York City dan didirikan pada tahun 1996.[1] Seperti yang digambarkan oleh namanya, museum ini memusatkan diri kepada bangunan-bangunan tinggi sebagai produk dari teknologi, desain objek, situs konstruksi, investasi pada bi…

Jordan Veretout Veretout con la nazionale Under-19 francese nel 2012 Nazionalità  Francia Altezza 177 cm Peso 75 kg Calcio Ruolo Centrocampista Squadra  Olympique Marsiglia CarrieraGiovanili 1999-2003 Belligné2003-2011 NantesSquadre di club1 2011-2015 Nantes130 (13)2015-2016 Aston Villa25 (0)2016-2017→  Saint-Étienne35 (3)2017-2019 Fiorentina69 (13)2019-2022 Roma98 (20)2022- Olympique Marsiglia56 (5)Nazionale 2010-2011 Francia U-188 (2)2011-2012 …

1900年美國總統選舉 ← 1896 1900年11月6日 1904 → 447張選舉人票獲勝需224張選舉人票投票率73.2%[1] ▼ 6.1 %   获提名人 威廉·麥金利 威廉·詹寧斯·布賴恩 政党 共和黨 民主党 家鄉州 俄亥俄州 內布拉斯加州 竞选搭档 西奧多·羅斯福 阿德萊·史蒂文森一世 选举人票 292 155 胜出州/省 28 17 民選得票 7,228,864 6,370,932 得票率 51.6% 45.5% 總統選舉結果地圖,紅色代表麥…

Enrico Caviglia Ministro della guerra del Regno d'ItaliaDurata mandato18 gennaio 1919 –23 giugno 1919 MonarcaVittorio Emanuele III di Savoia Capo del governoVittorio Emanuele Orlando PredecessoreVittorio Italico Zupelli SuccessoreGiovanni Sechi LegislaturaXXIV Senatore del Regno d'ItaliaLegislaturaXXIV Sito istituzionale Dati generaliTitolo di studioScuola militare ProfessioneMilitare di carriera (Esercito) Enrico CavigliaNascitaFinale Marina, Finale Ligure, 4 maggi…

State highway in Maryland, US This article is about the Maryland state highway. For the Baltimore area bus route, see Route 3 (MTA Maryland). This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Maryland Route 3 – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (January 2013) (Learn how and when to remove this message) …

Calendar year Millennium: 2nd millennium Centuries: 15th century 16th century 17th century Decades: 1560s 1570s 1580s 1590s 1600s Years: 1577 1578 1579 1580 1581 1582 1583 August 25: Battle of Alcântara 1580 by topic Arts and science Architecture Art Literature Music Science Leaders Political entities State leaders Colonial governors Religious leaders Birth and death categories Births – Deaths Establishments and disestablishments categories Establishments – Disestablishm…

UK local elections A map showing the wards of Enfield from 2002 until 2022 Enfield London Borough Council in London, England is elected every four years. Since the last boundary changes in 2022, 63 councillors have been elected from 25 wards.[1] Political control Since 1964 political control of the council has been held by the following parties:[2] Election Overall Control Labour Conservative Lib Dem S.C.F. 1964 Labour 31 29 - - 1968 Conservative 9 51 - - 1971 Conservative 28 32 …

  هذه المقالة عن معتمدية العمران بولاية تونس. لمعانٍ أخرى، طالع عمران (توضيح). معتمدية العمران تقسيم إداري  البلد تونس[1]  التقسيم الأعلى ولاية تونس  رمز جيونيمز 11109172  تعديل مصدري - تعديل   معتمدية العمران إحدى معتمديات الجمهورية التونسية، تابعة لولاية تو…

Archaeological site in Ohio, United States United States historic placeRoss Trails Adena CircleU.S. National Register of Historic Places Nearest cityRoss, OhioArea3 acres (1.2 ha)NRHP reference No.75001339[1]Added to NRHPOctober 10, 1975 The Ross Trails Adena Circle is an archaeological site in the southwestern part of the U.S. state of Ohio. Located northwest of Ross in Butler County,[2] it appears to have been a sacred circle constructed by people of the Adena cu…

هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (يونيو 2020) دوري كرة القدم النرويجي الدرجة الأولى 2019 تفاصيل الموسم دوري كرة القدم النرويجي الدرجة الأولى للسيدات  [لغات أخرى]‏  البلد النرويج  مباريات ملعوبة…

1891-1893 U.S. Congress 52nd United States Congress51st ←→ 53rdUnited States Capitol (1906)March 4, 1891 – March 4, 1893Members88 senators332 representatives4 non-voting delegatesSenate majorityRepublicanSenate PresidentLevi P. Morton (R)House majorityDemocraticHouse SpeakerCharles F. Crisp (D)Sessions1st: December 7, 1891 – August 5, 18922nd: December 5, 1892 – March 3, 1893 The 52nd United States Congress was a meeting of the legislative branch of the United States fed…

Australian Airlines IATA ICAO Kode panggil AO AUZ AUSTRALIAN Didirikan2001Berhenti beroperasi30 June 2006[1]PenghubungBandar Udara Internasional CairnsPenghubung sekunderBandar Udara SydneyProgram penumpang setiaQantas Frequent FlyerArmada5Tujuan13Kantor pusatSydney, Australia (Qantas Group headquarters) Salah satu pesawat Australian Airlines Australian Airlines adalah nama maskapai penerbangan Australia. Dengan kode IATA AO dan kode ICAO AUZ. Maskapai ini berdiri tahun 2001. Kinerja keu…

Practice and history of Buddhism in Canada Ling Yen Mountain Temple in Richmond, BC Buddhism is among the smallest minority-religions in Canada, with a very slowly growing population in the country, partly the result of conversion, with only 4.6% of new immigrants identifying themselves as Buddhist.[1] As of 2021, the census recorded 356,975 or 0.8% of the population.[2] History Buddhism has been practised in Canada for more than a century. Buddhism arrived in Canada with the arr…

Latin letter O with loop Uppercase and lowercase Ꝍ Ꝍ (minuscule: ꝍ) is a letter used in a number of Medieval Nordic orthographies including Old Norse,[1] Norwegian,[2] and Icelandic.[3] The letter was used as a scribal abbreviation during the Middle Ages to represent the phonemic /ǫ/, /ø:/, and /ey/.[4] Computing codes Character Ꝍ ꝍ Unicode name LATIN CAPITAL LETTER O WITH LOOP LATIN SMALL LETTER O WITH LOOP Unicode A74C A74D Decimal Code Ꝍ …

1776 Connecticut gubernatorial election April 11, 1776 1777 →   Nominee Jonathan Trumbull The 1776 Connecticut gubernatorial election took place on April 11, 1776; the offices to be filled were governor and lieutenant governor. This was the only such election to take place before Connecticut approved the Declaration of Independence on October 10, 1776. Statesman Jonathan Trumbull won the election.[1] Trumbull had been governor of the Connecticut Colony prior to the Americ…

2009 studio album by Dave Matthews BandBig Whiskey & the GrooGrux KingStudio album by Dave Matthews BandReleasedJune 2, 2009RecordedNovember 2007 – February 2009StudioHaunted Hollow, Charlottesville, Virginia; Studio Litho, Seattle, Washington; Studio X, Seattle, Washington; Piety Studio, New Orleans, Louisiana; Electric Lady Studios, New York City; Lightning Sound Studios, Hidden Hills, California; Capitol Studios, Hollywood, CaliforniaGenreAlternative rockLength54:30 (Main CD)16:…

Model Standar fisika partikelPartikel dasar dari Model Standar Latar belakangFisika partikelModel StandarTeori medan kuantum Teori Gauge Pemecahan simetri spontan Mekanisme Higgs KelanjutanInteraksi elektrolemah Kromodinamika kuantum CKM matrix KelemahanProblem CP kuat Problem hierarki Osilasi neutrino Fisika di luar Model standar IlmuwanRutherford · Thomson · Chadwick · Bose · Sudarshan · Koshiba · Davis, Jr. · Anderson …