Masjid Nurul Mukminin

Sejarah

Masjid Nurul Mukminin merupakan salah satu masjid kuno di Kota Makassar. Masjid ini dahulu bernama masjid Karuwisi. Terletak di Kecamatan Panakkukang jalan Urip Sumoharjo, 3,5 km dari pusat kota. Pada zaman Belanda masjid ini masuk dalam wilayah Gowa berupa kampung, sawah dan rawa-rawa.

          Masjid Nurul Mukminin dibangun pada tahun 1924 merupakan milik pribadi H. Kawari  dirancang oleh H. Andi Cincin Karaeng Lengkese. Awalnya masjid ini hanya merupakan langgar yang digunakan untuk kegiatan peribadatan keluarga saja. Lambat laun kegiatan peribadatan bukan hanya dilakukan oleh keluarga melainkan juga masyarakat sekitar. Pada tahun 1995 masjid Nurul Mukminin menjadi milik masyarakat umum terutama terutama yang tinggal di sekitar masjid.

Arsitektur

          Pada tahun 1955 masjid ini direnovasi agar dapat menampung jamaah lebih banyak sesuai perkembangan jumlah umat Islam di sekitarnya. Renovasi masjid ini membuat keasliannya yang unik menjadi kurang terlihat. Bangunan aslinya berbentuk bujur sangkar berukuran 7 x 7 M2 . Atapnya mirip masjid Arab, memiliki tiga bagian yaitu, pertama berbentuk pyramid di tengah, kedua atap dengan kemiringan dan yang ketiga  atap yang menutup beranda depan. Konstruksi masjid ini pada bagian tertinggi di tengah tidak ditopangn oleh empat tiang utama atau soko guru, melainkan oleh rangka kuda-kuda.
          Ciri khas masjid ini adalah terdapat dua menara kembar yang sebelum direnovasi mengapit serambi depan pada ujung kiri kanannya. Setelah mengalami renovasi keduanya menjadi bagian dari ruang dalam. Bentuk denah menara kembar segi enam tidak sama sisi pada bagian bawah, sebuah di antaranya terletak pada sudut kiri kanan dinding depan. Pada bagian atas sisi-sisinya teratur dan sama panjang sehingga  membuat bentuk penutupnya hexagonal, mirip dengan kubah arsitektur klasik zaman pertengahan (mediaeval)  Italia. Bagian bawah  kubah dihias dengan molding dan deretan lubang ventilasi.[1]

Referensi


  1. ^ Effendy, Muslimin (2013). Masjid dan Makam. Makassar: Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar. hlm. 52. ISBN 978-602-8405-50--8.