Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Mesjid Agung Blitar, dibangun pada tahun 1820 M. Mesjid Agung Blitar Terletak di sebelah barat alun-alun Kota Blitar, Jawa Timur. Tampak dari luar memang bangunan mesjid ini tidak mirip bangunan lama, akan tetapi jika kita masuk kedalam maka kesan kuno dari mesjid ini baru terasa. Bagian dalam dari mesjid tersebut masih memakai tegel lama, begitu juga dengan kolom dan baloknya yang masih memakai kayu jati yang berukuran besar.
Awalnya, mesjid ini hanya terbuat dari kayu jati yang berdiri kokoh di sisi Sungai Lahar Pakunden. Namun untuk menghindari banjir, tepatnya pada tahun 1884. Akibat banjir, masjid mengalami kerusakan yang cukup parah, sehingga masjid dipindahkan ke alun-alun Kota Blitar. Sayangnya, bangunan suci ini tetap saja terkena bencana, berupa lahar Gunung Kelud pada tahun yang sama. Kemudian Pada tahun 1890, penghulu Blitar mempunyai prakarsa untuk membangun bangunan masjid yang berbahan kayu tersebut dengan bahan bata. Pembangunannya pada saat itu dilakukan secara bergotong royong. Umat Islam dari berbagai daerah di Blitar,setiap hari berdatangan untuk memberikan daya upayanya untuk pembangunan mesjid, baik moril maupun materi.
Dalam perkembangannya, mesjid ini telah mengalami penamabahan fasilitas sampai saat ini, hingga sampai saat ini, mesjid ini telah mampu menampung hingga 10 ribu orang jamaah.[1]