Desa Masawah dengan topografi dataran dan perbukitan memiliki ketinggian rata-rata 0 - 95 mdpl. Bentuk morfologi desa di bagian timur berupa dataran pantai, dataran rendah dan semakin ke barat merupakan dataran bergelombang dan perbukitan.
Luas wilayah Desa Masawah adalah 18,479 km², terdiri dari
Permukiman penduduk 2,6 km²
Pertanian sawah 3,7146 km²
Ladang/tegalan 2,243 km²
Perkebunan 5,609703 km²
Perikanan darat 0,06 km²
Hutan 2,753458 km²
Sarana/prasarana umum 1,487439 km²
Rekreasi dan olahraga 0,0108 km²
Sejarah Singkat
Terkadang tersembul suatu pertanyaan yang keluar dari relung terdalam setiap sanubari mengenai asal mula Masawah sebagai Nama Desa sejak berdirinya sampai sekarang. Dari berbagai cerita para tokoh masyarakat yang didasarkan pada cerita para tokoh leluhur, ada 2 (dua) sumber yang kuat yaitu; pertama Masawah berasal dari nama sebuah pohon dan kedua Masawah berasal dari sumber/areal mata pencaharian pokok penduduk yaitu sawah.
Asal usul Masawah menjadi sebuah nama desa berasal dari nama sebuah pohon kayu yaitu pohon kayu masawah, dimana pada saat itu di bawah pohon kayu masawah terdapat sebuah titik sumber mata air yang menjadi sumber kehidupan warga setempat. Di lokasi ini pernah didirikan sebuah pondok pesantren. Pohon kayu tersebut saat ini sudah tidak ada namun sumber mata air yang ada dibawahnya sampai saat ini masih dipergunakan oleh warga, bahkan walaupun terjadi musim kemarau yang panjang mata air tersebut tidak pernah mengalami kekeringan. Letak pohon kayu dan mata air tersebut yaitu di RT. 005 RW. 002 (komplek Masjid Jamie) Dusun Masawah Desa Masawah.
Selain dari nama sebuah pohon sumber kuat lain mengatakan bahwa Masawah berasal dari dua kata yaitu Emas dan Sawah. Istilah emas disini yaitu sebuah harta yang sangat berharga sehingga menjadi panutan semua orang, dan sawah adalah sumber penghidupan tempat menanam padi yang menjadi makanan pokok warga. Dengan demikian Masawah adalah harta berharga yang bersumber dari sawah yang menjadi sumber kehidupan warga.
Dalam struktur pemerintahan, Desa Masawah merupakan bekas yang dibawahi oleh Kabupaten Sukapura (sekarang Kabupaten Tasikmalaya) kemudian pada Tahun 1939 Desa Masawah dimasukan ke dalam lingkungan pemerintah Wilayah Daerah Kabupaten Ciamis yaitu masa pemerintahan Bupati Rd. Tumenggung Adipati Sunarya (asal Sukapura). Walaupun demikian Desa Masawah ini telah didirikan sejak Tahun 1912, yang pada waktu itu letak kantor atau Balai Desa-nya berlokasi di blok Cibuluh atau Desa Kolot Dusun Nyalindung Desa Masawah (sekarang SDN 2 Masawah) kira-kira sejauh 2,5 Km ke arah barat daya dari pusat pemerintahan sekarang.
Penempatan pusat pemerintahan desa Masawah di Cibuluh pada saat itu, karena lokasi tersebut merupakan tempat persembunyian (bahasa sunda =Panyalindungan) warga masa penjajahan Belanda.
Pada tahun 1960 pusat pemerintahan Desa Masawah pindah ke Dusun Masawah (sekarang RT. 008), namun karena terlalu dekat dengan pemukiman warga maka pusat pemerintahan Desa Masawah berpindah lagi ke blok Tangkolo sampai sekarang. Perpindahan pusat pemerintahan ini atas perjuangan tokoh masyarakat yaitu: H. Bisri, Adrus, Hadnasri, H. Supar, dengan alasan bahwa pusat pemerintahan harus berada di tengah-tengah masyarakat, sedangkan di Cibuluh berada di pinggir wilayah desa, sehingga apabila masyarakat dari dusun lain merasa jauh terhadap pelayanan dari pemerintah. Pada saat itu terjadi perseteruan tentang perpindahan pusat pemerintahan, dan akhirnya dalam musyawarah menyepakati bahwa siapa yang sanggup menjadi Kepala Desa (Kuwu) harus bisa memindahkan pusat pemerintahan ke Dusun Masawah/Dusun Babakan.
Penduduk merasa aman dan tenteram, berangsur-angsur mengkonsolidasi penghidupan mereka, baik secara pribadi masing-masing maupun secara bersama-sama mempersiapkan diri untuk mengisi kemerdekaan yang telah dicapainya. Penduduk Desa Masawah merupakan penduduk yang militan dalam partisipasinya terhadap pembangunan Masyarakat Desa dan Negara. Hal tersebut dapat dilihat dari dibangunnya Gedung Sekolah Dasar Masawah pada Tahun 1960 secara swadaya.
Masa-masa penting yang pernah dialami oleh Desa Masawah adalah Tahun 1950, Tahun 1951 dan Tahun 1954, yaitu pada masa Revolusi Fisik dan Pemberontakan Gerombolan DI/TII Kartosuwiryo.
Hubungan dengan desa-desa lain terutama dengan desa tetangga di lingkungan Kabupaten Pangandaran sangat erat, baik di bidang yang ada hubungannya bidang pemerintahan, hubungan sosial budaya maupun sosial ekonomi, seperti sifat-sifat penduduk yang pergaulannya antara satu dengan yang lain menjalankan dengan cara menata hubungan batin.
Penduduk yang sekarang ini menjadi penghuni Desa Masawah adalah merupakan penduduk asli walaupun semula di antara mereka merupakan pendatang dari daerah lain, seperti Tasikmalaya, Cilacap, dan Yogyakarta. Tatkala Pemerintah Sukapura dan Galuh ada di bawah Pengurus Kerajaan Mataram, yaitu beberapa Tahun menjelang masuknya VOC di Jawa.
Di Desa Masawah ada semacam patilasan berupa makam/pekuburan yang dikelola oleh masyarakat dan dianggap sebagai keramat nenek moyang, yaitu:
Keramat Gunung Cirawun yang terletak di Dusun Masawah.
Keramat Sembah Sukayatna yang terletak di Dusun Babakan.
Keramat Sembah Sukayatna yang terletak di Dusun Babakan.
Potensi yang sangat potensial yaitu Pantai Madasari Desa Masawah Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran.
Silsilah Kepala Desa
Silsilah orang yang pernah menjabat Kepala Desa Masawah
asal dari Dusun Nyalindung Desa Masawah. Pada masa Pemerintahan beliau, pada tahun 1960 dilakukan perpindahan pusat pemerintahan desa dari Cibuluh (Desa Kolot) Dusun Nyalindung ke Dusun Babakan