Mardian
Mardian adalah seorang pelukis asal Indonesia. Ia dikenal sebagai pelukis impresionis yang aktif di dunia seni Indonesia di periode 1950 sampai 1970-an. Mardian menyelenggarakan pameran tunggal pertama pada tahun 1957 di Balai Budaya Jakarta.[1] Pada tahun-tahun selanjutnya, ia sering terlibat dalam pameran bersama dan pameran keliling seperti "Sanggar Bambu", "Pameran Besar Seni Lukis Indonesia 1976", dan lain sebagainya.[1] Mardian lahir di Yogyakarta tahun 1926.[2] Ia mulai belajar melukis secara formal di Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) di Yogyakarta. Pelatih-pelatih awalnya adalah Djajeng Asmoro, S. Sutopo, dan Sumitro.[2] Di PTPI Mardian mempelajari dasar-dasar teknik seni lukis seperti membuat sketsa dan menggambar model.[2] Pada tahun 1952 ia pindah ke ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) Yogyakarta. Di situ ia seangkatan dengan Sunarto Pr dan Wim Nirahuwa. Di ASRI Mardian mengenyam pendidikan selama satu tahun dengan biaya dari Jawatan Kebudayaan (sekarang menjadi Direktorat Kesenian P & K).[2] Di sana Mardian dan kawan-kawannya mempelajari praktik melukis dengan Trubus, teknik komposisi dengan Kusnadi, dan psikologi dengan Dan Suwaryono.[2] Selain di ASRI, Mardian mempelajari seni lukis di sanggar Seniman Indonesia Mudia (SIM). Selama periode 1952-1953 Mardian dilatih oleh S. Sudjojono, Suromo, dan Haryadi S. Mardian kerap kali melukis menggunakan arang (konte), tinta, pastel, cat minyak dan cat air. Selama belajar melukis, Mardian mendapat suplai material dari sebuah badan kerjasama kebudayaan Belanda yang bernama Sticusa.[2] Pada tahun 1957, Mardian mengadakan pameran tunggalnya yang pertama di Balai Budaya Jakarta.[2] Di situ ia menampilkan sekitar 40 karya lukisan tinta hitam putih, lukisan cat plakat, lukisan cat air, dan karya-karya sketsa. Pameran tunggalnya yang kedua juga diadakan di Balai Budaya Jakarta dengan menampilkan sekitar 60 karya yang terdiri dari sketsa, karikatur, cat air, dan cat minyak. Selain mengadakan pameran tunggal, Mardian juga kerap terlibat dalam pameran kolektif di dalam maupun luar negeri.[2] Rujukan
|