Maidir Harun |
---|
Lahir | (1950-07-10)10 Juli 1950 Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat |
---|
Meninggal | 26 Februari 2023(2023-02-26) (umur 72) Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil, Padang, Sumatera Barat |
---|
Kebangsaan | Indonesia |
---|
Almamater | IAIN Imam Bonjol Universitas Al-Azhar IAIN Syarif Hidayatullah |
---|
Pekerjaan | Ulama, pengajar |
---|
Dikenal atas | - Ketua PBNU - Rektor IAIN Imam Bonjol, Padang |
---|
Suami/istri | Rosnelli |
---|
Anak | Rosaliny, Khilal Syauqi, Dian Sahara, Subhan Irfani, Jenetri Ningsih, Saddam Maidir, Rosalina |
---|
|
Prof. Dr. H. Maidir Harun, M.A gelar Datuak Sinaro (10 Juli 1950 – 26 Februari 2023)[1] adalah seorang ulama, sejarawan, akademisi, dan birokrat Indonesia yang pernah menjabat Kepala Puslitbang Lektor Keagamaan pada Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia periode 2007–2010[2] dan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang periode 2001–2006.[3] Ia merupakan salah seorang Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010–2015.[4][5] Sebelumnya, Maidir Harun menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Barat periode 2005-2010, setelah terpilih pada Konferensi Wilayah (konferwil) X PWNU Sumatera Barat.[6]
Riwayat Hidup
Latar belakang dan pendidikan
Maidir Harun dilahirkan di Balah Hilir, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat pada 10 Juli 1950 sebagai anak keempat dari sepuluh bersaudara. Ia adalah putra pasangan Harun Nudin dari Padusunan, Pariaman dan Rosma, orang Lubuk Alung.[8]
Maidir Harun memulai pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) Teladan Kota Medan pada 1957, mengikuti orang tuanya yang hijrah ke kota itu. Pada 1962, keluarga Maidir pulang ke Lubuk Alung, dan ia menamatkan pendidikan dasar di SR Negeri 2 Lubuk Alung.[8]
Lulus dari SR, Maidir meneruskan pendidikan menengah di Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 6 Tahun Padang sejak 1963 hingga 1968.[8] Semasa bersekolah ia aktif sebagai pengurus organisasi MASDA (OSIS) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).
Lulus dari PGA, Maidir mengambil kuliah Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang. Ia meraih gelar Sarjana Muda (B.A) pada 1972 dan Sarjana Lengkap gelar Doktorandus (Drs.) pada 1977.[8]
Karier
Pada 1978, Maidir memulai karier sebagai guru bahasa Arab dengan status pegawai negeri sipil di PGA Negeri 6 Tahun Padusunan, Pariaman. Setahun kemudian, ia menerima beasiswa untuk belajar di Universitas Al-Azhar, Mesir dan tamat pada 1981. Sepulang dari Mesir, Maidir mengajukan mutasi ke IAIN Imam Bonjol sebagai dosen. Pada 1986, ia meraih gelar Magister Pengkajian Islam dan pada 1989 gelar Doktor Pengkajian Islam dari IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.[8][11][12][13]
Sepanjang kariernya di kampus, Maidir Harun pernah diangkat sebagai ketua jurusan, direktur lembaga bahasa, wakil dekan I Fakultas Adab, dekan dua periode sejak 1992 hingga 2000, pembantu rektor antara 2000 hingga 2001 mendampingi rektor Abdul Aziz Dahlan, hingga menjadi rektor pada 2001 sampai 2006.[8]
Pada 19 Mei 2001, Maidir Harun diangkat sebagai guru besar madya dalam sejarah peradaban islam Fakultas Adab IAIN Imam Bonjol. Ia adalah profesor keempat di kampus itu.
Pada 30 November 2004, Maidir dan istrinya Rosneli menjadi korban luka dan selamat dari tergelincirnya Lion Air Penerbangan 538 di Solo, Jawa Tengah.[15][16]
Pada April 2010, Maidir diangkat sebagai salah satu Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2010–2015 dengan ketua umum Said Aqil Siradj.[17]
Wafat
Maidir Harun meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil, Padang, Sumatera Barat pada 26 Februari 2023 pukul 09.19 WIB. Ia meninggalkan seorang istri dan seorang putra.[18]
Referensi
- Catatan kaki
- Daftar pustaka