Maesa, Bitung
Pada tahun 2010, jumlah penduduk di Kecamatan Maesa sebanyak 36.205 jiwa. Kemudian pada tahun 2022, jumlah penduduknya sebanyak 40.088 jiwa. Kecamatan Maesa rawan terkena gempa bumi dengan kelas bahaya yang tinggi. Selain itu, Kecamatan Maesa juga rawan terkena tsunami dengan tingkat bahaya yang sedang dan tinggi. SejarahPada tahun 2007, nama Kecamatan Bitung Timur diubah menjadi Kecamatan Aertembaga. Pengubahan ini berdasarkan pada Pasal 6 Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 3 Tahun 2007.[1] Selain pengubahan nama, Pasal 9 pada peraturan ini juga menetapkan pembentukan Kecamatan Maesa sebagai pemekaran sebagian wilayah Kecamatan Aertembaga yang digabungkan dengan pemekaran sebagian wilayah Kecamatan Madidir.[2] Wilayah administratifMaesa berstatus sebagai salah satu kecamatan di Kota Bitung.[3] Wilayah Kecamatan Maesa terletak di daratan Pulau Sulawesi yang menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Utara.[4] Pada Pada tahun 2022, luas wilayah Kecamatan Maesa adalah 781,30 Ha. Wilayahnya terdiri atas 8 kelurahan yang terbagi menjadi 36 lingkungan dan 155 rukun tetangga.[5] Nama kedelapan kelurahannya yakni Bitung Barat Satu, Bitung Barat Dua, Bitung Tengah, Bitung Timur, Kakenturan Satu, Kekenturan Dua, Pakadoodan, dan Pateten Tiga.[butuh rujukan] PendudukMenurut Sensus Penduduk Indonesia 2010, jumlah penduduk di Kecamatan Maesa sebanyak 36.205 jiwa. Sebanyak 18.756 jiwa merupakan laki-laki dan sebanyak 17.449 jiwa merupakan perempuan.[6] Kecamatan Maesa menjadi kecamatan dengan penduduk terbanyak di Kota Bitung pada tahun 2022. Jumlah penduduknya sebanyak 40.088 jiwa atau 17,63% dari total penduduk Kota Bitung.[7] Fasilitas publikJalanKondisi jalan di Kecamatan Maesa pada tahun 2010 umumnya berada dalam kondisi baik. Jalan yang mengalami rusak berat hanya sekitar 5%.[8] Kerawanan bencanaBeberapa desa di Kecamatan Maesa yang lokasinya berbatasan dengan selat Lembeh memiliki risiko bencana gempa bumi dengan kelas bahaya yang tinggi. Desa-desa ini meliputi Pakadoodan, Bitung Barat I, Bitung Barat II, Bitung Tengah, Bitung Timur, dan Pateten III.[9] Lokasi beberapa desa di Kecamatan Maesa yang dekat dengan selat Lembeh juga menimbulkan risiko terjadinya tsunami dalam kelas bahaya yang tingg dan sedangi. Desa-desa dengan risiko tsunami dengan tingkat bahaya sedang meliputi Pakadoodan dan Bitung Barat II. Sedangkan desa-desa dengan risiko tsunami pada tingkat bahaya yang tinggi yakni Bitung Barat I, Bitung Tengah, dan Bitung Timur.[10] ReferensiCatatan kaki
Daftar pustaka
|