Seperti halnya patung berbicara lainnya, sulit untuk memastikan identifikasi dan hipotesisnya banyak: yang paling dipercayai menyatakan bahwa ini adalah patung dewi Mesir KunoIsis (atau salah satu pendetanya) karena simpul di dada pakaiannya, sebuah ciri khas dari kultus dewi tersebut. Patung ini tampaknya diberikan kepada Lucrezia d'Alagno, kekasih dari Alfonso V dari Aragon, raja Napoli, yang, setelah kematian Alfonso dan karena permusuhan dari penerusnya, pindah ke Roma dan tinggal di dekat lokasi patung saat ini. Dari situlah nama populer patung ini berasal, sebuah hipotesis yang dikonfirmasi oleh fakta bahwa pada abad ke-15, istilah "madama" digunakan di Napoli, tetapi tidak di Roma.
Seperti lima patung berbicara lainnya, patung ini adalah "suara" dari berbagai karya pasquinada (hanya sedikit dalam kasus patung ini), satir keras dan tidak sopan yang ditujukan secara anonim kepada tokoh-tokoh publik paling terkenal di Roma. Dua di antaranya menjadi sangat terkenal: yang pertama terjadi pada tahun 1591, ketika Paus Gregorius XIV, yang sudah di akhir hidupnya, pindah ke Palazzo Venezia dengan harapan kesehatannya akan membaik (dia juga mengandalkan tembok tinggi yang meredam kebisingan kota), dan Lucrezia menyatakan bahwa "Kematian telah melewati gerbang ini". Yang lainnya terjadi selama Republik Roma pada tahun 1799, ketika rakyat Roma yang memberontak menjatuhkan patung dada tersebut dan muncul tulisan di bahunya yang berbunyi "Bahkan aku tidak bisa melihat lagi".
Madama Lucrezia dan Kaki Marmer
Menurut beberapa teori, Kaki Marmer yang terkenal di Via del Pie di Marmo, adalah bagian dari patung yang sama dengan patung dada Madama Lucrezia: bukti utama adalah fakta bahwa pakaian pada patung dada dan sandal pada kaki keduanya khas dari pendeta wanita Isis. Selain itu, ukuran kedua patung tersebut sesuai. Namun, tidak ada analisis yang lebih mendalam tentang hipotesis ini.