Maccera Manurung atau Maccera Manurung Kaluppini adalah sebuah tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Enrekang, khususnya di daerah Kaluppini, Provinsi Sulawesi Selatan.[1] Maccera Manurung ini merupakan salah satu ritual pengungkapan rasa syukur masyarakat atas keberhasilan pertanian. Tradisi ini dirayakan tidak hanya oleh masyarakat Enrekang, tetapi juga masyarakat dari daerah lain di luar provinsi. Tradisi ini hanya dilaksanakan setiap delapan tahun sekali dan berlangsung selama empat hari berturut-turut.
Upacara adat ini dipimpin oleh tetua adat setempat dan dilakukan dengan beberapa tahapan.[2] Proses awal adalah menabuh gendang semalam suntuk untuk membangkitkan tanah. Masyarakat percaya kalau tanah merupakan inti dari seluruh jagat. Pada hari Jumat, masyarakat melakukan “mapanongo gandang” yang artinya membawa “turun gendang”. Gendang dikeluarkan dari masjid, dijemur sebentar di atas batu kemudian digantung. Sebagai tanda peresmian dimulainya acara Maccera Manurung, gendang dipukul satu kali. Ritual selanjutnya antara lain Liang Wae, Ma’peong, dan hajatan penyembelihan hewan yang dagingnya dimasak bersama-sama lalu dibagi-bagikan ke setiap masyarakat yang hadir untuk dimakan bersama-sama.
Referensi